12/11/2007

Hakikat Yasinan

ruqyah-online.blogspot.com-Seperti yang kita tahu, kebanyakan kaum muslimin NU "Nahdlatul Ulama" di mana-mana sering membaca Yaasiin, seolah-olah anjuran Nabi Muhammad untuk membaca Al-Qur'an dimaksudkan adalah surat yaasiin, sepertinya Al-Qur'an itu isinya hanyalah surat yaasiin saja. Hal ini dikarenakan seringnya kita mendengar kaum muslimin dan muslimat membaca yaasiin dirumah-rumah, di majelis-majelis ta'lim, dimasjid-masjid, disekolah, dipondok-pondok dan bahkan sering pula kita dengar dibacakan untuk orang-orang yang sedang naza' (akan mati) serta dibacakan di pemakaman kaum muslimin. Dari sisi Al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat hanya surat yaasiin saja yang sepertinya banyak dibaca oleh kaum muslimin.

Sebenarnya ada faktor pendorong sebagian umat Islam menghafal dan selalu membaca surat yaasiin. Yaitu beberapa hadits yang menerangkan keutamaan (fadhilah) yaasiin. Tetapi ternyata hadits-hadits yang merangkan surat yaasiin adalah LEMAH BAHKAN PALSU SEMUANYA.


Kami akan menerangkan kelemahan hadits-hadits tersebut, supaya sebagian kaum muslimin mengetahui bahwa hadits-hadits tersebut tidak bisa dipakai sebagai hujjah, meskipun untuk fadhaa-ilul a'mal.

Hadits Pertama

"Barang siapa yang membaca surat yaasiin dalam satu malan, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya."(Riwayat Ibnul Jauzi dalam al-maudhu'at (1/247))

Keterangan : HADITS INI PALSU

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnul Jauzi berkata, "Hadits ini dari semua jalannya adalah bathil, tidak ada asalnya." Imam ad-Daraquthni berkata, "Muhammad bin Zakaria adalah tukang memalsukan hadits" 1

Hadits Kedua

"Barang siapa mambaca surat yaasiin pada malam hari karena mengharap keridhaan Allah, niscaya Allah ampuni dosanya."

Keterangan : HADITS INI LEMAH

Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitabnya, al-Mu'jamul Ausaath dan al-Mu'jamush Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi di dalam sanadnya ada Aghlab bin Tamiim. Kata Imam al-Bukhari "Ia munkarul hadits" Kata Ibnu Ma'in :" Ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat)" 2

Hadits Ketiga

"Barangsiapa membaca surat yaasiin pada malam hari karena mengharap keridhaan Allah, maka ia akan diampuni dosa pada malam itu."

Keterangan :: HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi dari jalan Walid bin Syuja', ayahku telah menceritakan kepadaku, Ziyad bin Khaitsamah telah menceritakan kepadaku, dari Muhammad bin Juhadah dari al-Hasan, dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu. Sunan ad-Darimi (II/457)

Hadits ini diriwayatkan juga oleh al-baihaqi, Abu Nu'aim dan al-Khathib, dari jalan al-hasan, dari Abu Hurairah.

Hadits ini MUNQATHI'. Karena dalam semua sanadnya terdapat al-Hasan bin Yasar al-bashriy, ia tidak mendengar dari Abu Hurairah.

Imam adz-Dzahabi berkata :"Al-Hasan tidak mendengar dari Abu Hurairah, maka semua hadits-hadits yang ia riwayatkan dari Abu Hurairah termasuk dalam jumlah hadits-hadits munqathi'." 3

Hadits Keempat

"Barang siapa terus-menerus membaca surat yaasiin pada setiap malan kemudian dia mati, maka ia mati syahid"."

Keterangan: HADITS INI PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jamush Shaghir, dari sahbat Anas radhiyallahu `anhu, tetapi di dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa al-Azdiy, ia seorang tukang dusta dan ia dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. 4

Hadits Kelima

" Barangsiapa membaca surat yaasiin pada permulaansiang (dipagi hari), maka terpenuhi semua hajadnya".

Keterangan : HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi dari jalanal-Walid bin Syuja', telah menceritakan kepadaku Ziyad bin Khaitsamah, dari Muhammad bin Juhadah, dari `Atha' bin Abi Rabah, ia berkata:"Telah sampai kepadaku bahwasanya nabi Muhammad bersabda,............."

Hadits ini mursal, karena `Atha' bin Abi Rabah tidak bertemu dengan Nabi Muhammad sebab ia lahir kurang lebih tahun 24 Hijriyah dan wafat tahun 114H.5

Hadits Keenam

"Barangsiapa membac surat yaasiin satu kali seolah-olah ia telah membaca Al-Qur'an dua kali". (H.R. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman.)

Keterangan : HADITS INI PALSU 6


Hadits Ketujuh

"Barang siapa membaca surat yaasiin satu kali seolah-olah ia telah membaca al-Qur'an sepuluh kali." (HR. Al-Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman dari Abu Hurairah.)

Keterangan : HADITS INI PALSU7


Hadits Kedelapan

"Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur'an itu ialah surat yaasiin. Barangsiapa yang membacanya, maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala mambaca Al-Qur'an sepuluh kali."

Keterangan : HADITS INI PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no.2887) dan ad-Darimi (II/456), dari jalan Humaid bin `Abdurrahman, dari al-Hasan bin Shalih, dari Harun Abu Muhammad dari Muqatil bin Hayyan (yang benar Muqatil bin Sulaiman) dari Qatadah dari Anas secara marfu'.

Dalam hadits ini terdapat dua rawi yang lemah.

Harun Abu Muhammad.

Kata Imam adz-Dzahabi: "Aku menuduhnya majhul (tidak diketahui riwayat hidupnya)."

2. Muqatil bin Hayyan

Kata Ibnu Ma'in :"Dha'if"

Kata Imam Ahmad bin Hanbal: "Aku tidak peduli kepada Muqatil bin Hayyan dan Muqatil bin Sulaiman." 8

Imam Ibnu Abi Hatim berkata dalam kitabnya, al-`Ilal (II/55-56): "Aku pernah bertanya kepada ayahku tentang hadits ini. Jawabnya:' Muqatil yang ada dalam sanad hadits ini adalah Muqatil bin Sulaiman, aku mendapati hadits ini di awal kitab yang disusun oleh Muqatil bin Sulaiman dan ini adalah hadits Bathil, tidak ada asalnya'." 9

Imam adz-Dzahabi juga membenarkan bahwa Muqatil dalam hadits ini ialah Muqatil bin Sulaiman.10

Syaikh Muhammad nashiruddin al-Albany berkata: " Apabila sudah jelas bahwa Muqatil yang dimaksud adalah Muqatil bin Sulaiman sebagaimana yang sudah dinyatakan oleh Imam Abu hatim dan diakui oleh Imam adz-Dzahabi, maka hadits ini MAUDHU' (palsu)".11

Kata imam Waqi': "Muqatil bin Sulaiman adalah tukang dusta (kadzdzab)"

Kata Imam an-Nasa'i: "Muqatil bin Sulaiman sering dusta."12

Hadits Kesembilan

" Barang siapa membaca surat yaasiin di pagi hari, maka akan dimudahkan urusan hari itu sampai sore. Dan barangsiapa membacanya di awal malam (sore hari), maka akan diberi kemudahan urusan malam itu sampai pagi."

Keterangan: HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Darimi (II/457) dari jalan Amr bin Zararah, telah menceritakan kepada kami `Abdul Wahhab, telah menceritakan kepada kami Rasyid Abu Muhammad al_Himani, dari Syahr bin Hausyab, ia berkata: " Ibnu `Abbas telah berkata.........."

Dalam sanad hadits ini ada Syahr bin Hausyab, kata Ibnu Hajar: "Ia banyak me-mursal-kan hadits dan banyak keliru" 13

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata : "Syahr bin Hausyab lemah dan tidak boleh dipakai sebagai hujjah, karena kesalahannya." 14

Hadits ini juga mauquf (hanya sampai sahabat saja).

Hadits Kesepuluh

"Barangsiapa membaca surat yaasiin setiap malam, niscaya diampuni (dosa)nya." (HR. AL-Baihaqi dalam Syu'abul Iman)

Keterangan : HADITS INI LEMAH15

Hadits Kesebelas

" Sesungguhnya Allah ta'ala membaca surat Thaaha dan yaasiin 200 (dua ribu) tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam, Tatkala para Malaikat mendengar al-Qur'an (yakni kedua surat itu) seraya berkata :'Berbahagialah ummat yang turun al-Qur'an atas mereka, alangkah baiknya lidah-lidah yang berkata dengan ini (membacanya) dan baiklah rongga-rongga yang membawanya (yakni menghafal kedua surat itu)."

Keterangan : HADITS INI MUNKAR

Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Darimi (II/456), Ibnu Hibban dalam kitab at-Tauhid (no. 328), Ibnu Hibban dalam kitab adh-Dhu'afa (I/108), Ibnu Abi `Ashim dalam as-Sunnah (no. 607), al Baihaqi dalam al-Asma' wash Shifat (I/365) dan ath-Thabrany dalam al-Mu'jamul Ausath (no.4873) dari jalan Ibrahim bin Muhajir bin Mismar, ia berkata: "Telah menceritakan kepada kami `Umar bin Hafsh bin Dzakwan dari Maulana al-Huraqah." Kata Ibnu Khuzaimah :" Namanya `Abdur Rahman bin Ya'qub bin al-`Ala' bin `Abdur Rahman dari Abu Hurairah, ia berkata : " Telah bersabda Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam........"

Matan hadits ini maudhu' (palsu). Kata Ibnu Hibban : " Matan hadits ini palsu dan sanadnya sangat lemah, karena ada dua rawi lemah :

Ibrahim bin Muhajir bin Mismar.

Kata Imam al-Bukhari ; "Ia adalah munkarul hadits."

Kata Imam an-Nasa-i: "Ia perawi lemah."

Kata Ibnu Hibban : "Ia sangat munkar haditsnya."

Kata Ibnu Hajar : "Ia perawi lemah."16

`Umar bin Hafsh bin Dzakwan.

Kata Imam Ahmad : "Kami tinggalkan haditsnya dan kami bakar."

Kata Imam `Ali Ibnul Madini : "Ia seorang rawi yang tidak tsiqah."

Kata Imam an-Nasa-i: "Ia rawi matruk." 17

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : "Hadits ini gharib dan munkar, karena Ibrahim bin Muhajir dan Syaikhnya (yaitu `Umar bin Hafsh) diperbincangkan (oleh para ulama Hadits)." 18

Hadits Kedua Belas

" Barangsiapa mendengar bacaan surat yaasiin, ia akan diberi ganjaran 20 dinar dijalan Allah. Barang siapa yang membacanya diberi ganjaran kepadanya laksana ganjaran 20 kali melakukan ibadah haji. Barang siapa yang menulisnya kemudian meminum airnya maka akan dimasukkan ke dalam rongga dadanya seribu keyakinan, seribu cahaya, seribu berkah, seribu rahmat, seribu rezaki, dan dicabut (dihilangkan) segala macam kesulitan dan penyakit."

Keterangan : HADITS INI PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Khatub dari `Ali, lalu ia berkata : "Hadits ini palsu."

Ibnu `Adiy berkata : "Dalam sanadnya ada rawi yang tertuduh memalsukan hadits, yaitu Ahmad bin Harun." 19

Dalam sanad hadits ini terdapat Isma'il bin Yahya al-Baghdadi. Shalih bin Muhammad Jazarah berkata : "Ia (Ismail) sering memalsukan hadits." Imam Daraquthni berkata : " Ia seorang tukang dusta dan matruk." Imam al-Azdiy berkata: "Ia seorang tukang dusta, dan tidak halal meriwayatkan dari padanya." 20

Hadits Ketiga Belas

"Surat yaasiin itu bisa memberi manfaat sesuai tujuan yang dibacakan untuknya."

Keterangan : HADITS TERSEBUT TIDAK ADA ASALNYA21

Kata Imam as-Sakhawi : "Hadits ini tidak ada asalnya." 22


Hadits Keempat Belas

"Surat yaasiin itu hatinya al-Qur'an, tidaklah seseorang membacanya karena mengharapkan keridhaan Allah dan negeri akhirat (surga-Nya), melainkan akan diampuni dosanya. Oleh karena itu, bacakanlah surat yaasiin itu untuk orang-orang yang akan mati diantara kalian."

Keterangan : HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (V/26) dan an-Nasa-i dalam kitab `Amalul Yaum wal Lailah (no. 1083) dari jalan Mu'tamir, dari ayahnya, dari seseorang dari ayahnya dari Ma'qil bin Yasar, ia berkata: " Bahwasanya Rasulullah bersabda,......"

Dalam hadits ini ada tiga orang yang majhul (tidak diketahui nama dan keadaannya). Jadi, hadits ini lemah dan tidak boleh dipakai. 23


Hadits Kelima Belas

"Bacakan surat yaasiin kepada orang yang akan mati diantara kalian."

Keterangan : HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (V/26-27) Abu Dawud (no.3121), Ibnu Abi Syaibah, an-Nasa-i dalam Amalil Yaum wal Lailah (no.1082), Ibnu Majah (no.1448), al-Hakim (I/565), al-baihaqi (III/383) dan ath-Thayalisi (no. 973), dari jalan Sulaiman at-Taimi, dari Abu `Utsman (bukan an-Nahdi), dari ayahnya, dari Ma'qil bin Yasar, ia berkata : "" Telah bersabda Rasulullah......"

Hadits ini lemah karena ada tiga sebab yang menjadikan hadits ini lemah:

Abu `Utsman seorang rawi majhul.

Ayahnya juga majhul.

Hadits ini mudhtarib (goncang) sanadnya.

Penjelasan Para Imam Ahli hadits Tentang hadits Ini:

Tentang Abu `Utsman

Kata Imam adz-Dzahabi : "Abu `Utsman rawi yang tidak dikenal (majhul)."

Kata `Ali Ibnul Madini : "Tidak ada yang meriwayatkan dari Abu `Utsman melainkan Sulaiman at-Taimi." Maksud Ibnul Madini ialah : bahwa Abu `Utsman ini majhul) 24

Kata Imam Ibnul Qaththan : "Hadits ini ada `illat (cacat)nya, serta hadits ini mudhthorib (guncang) dan Abu `Ustman majhul."

Kata Abu Bakar Ibnul `Arabi dan ad-Daraquthni : "Hadits dha'if isnadnya dan majhul, dan tidak ada satu pun hadits yang shahih dalam bab ini (yakni membacakan yaasiin untuk orang yang akan mati)." 25

Kata Imam an-Nawawi : "Isnad hadits ini dha'if, didalamnya ada dua orang yang majhul (abu `Utsman dan ayahnya)." 26

Tentang Ayahnya Abu `Utsman

Ia ini rawi yang mubham (rawi yang tidak diketahui namanya). Ia dikatakan majhul oleh para ulama Ahli Hadits, karena selain tidak diketahui namanya juga tidak diketahui tentang biografinya.

Hadits ini MUDHTHARIB

Hal ini karena dise bagian riwayat di sebutkan : Dari Abu "Utsman, dari ayahnya, dari Ma'qil tanpa menyebut ayahnya.

Kesimpulan : Hadits ini lemah dan tidak boleh dipakai sebagai hujjah. 27


Hadits Keenam Belas

Imam Ahmad meriwayatkan dalan Musnad-nya (Iv/105) dari jalan Shafwan, ia (shafwan) berkata :

"Telah berkata kepadaku beberapa Syaikh bahwasanya mereka hadir ketika Ghudhaif bin Harits mengalami naza' (sakratul maut), seraya berkata : "Siapakah di antra kalian yang dapa membacakan surat yaasiin?" Lalu Shalih bin Syuraih as-Saukani membacakannya. Maka, ketika sampai pada ayat ke-40, ia (Ghudhaif) wafat. Shafwan berkata : Para Syaikh berkata : `Bila dibacakan surat yaasiin di sisi orang yang mau menginggal, niscaya diringankan bagi si mayyit (keluarnya ruh) dengan sebab bacaan itu.' Kata Shafwan : `Kemudian `Isa bin Mu'tamir membacakan surat yaasiin di sisi Ibnu Ma'bad'." (HR. Ahmad (IV/105)


Keterangan : RIWAYAT INI MAQTHU'

Yakni riwayat ini hanya samapi kepada tabi'in, tidak sampai kepada Rasulullah. Sedangkan riwayat ini juga lemah, karena beberapa Syaikh yang disebutkan itu majhul, tidak diketahui nama dan keadaan diri mereka masing-masing. Jadi, riwayat ini LEMAH DAN TIDAK BISA DIPAKAI. 28


Hadits Ketujuh Belas

"Tidak ada seorang pun yang akan mati, lalu dibacakan surat yaasiin, disisinya (yaitu ketika ia sedang naza') melainkan Allah akan memudahkan (kematian) atasnya."

Keterangan : HADITS INI PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan (I/188) dan jalan Marwan bin Salim Aljazary, dari Shafwan bin `Amr, dari Syuraih, dari Abu Darda secara marfu'. Dalam sanad hadits ini ada seorang rawi yang sering memalsukan hadits, yaitu Marwan bin Salim Aljazary.

Kata Imam Ahmad dan an-Nasa-i : "Ia tidak bisa dipercaya."

Kata Imam a-Bukhari, Muslim dan Abu Hatim : "Ia munkarul hadits."

Kata Abu Arubah al-Harrani: "Ia sering memalsukan hadits." 29



Bacaan Surat Yasin Bukan Untuk Orang Mati




HADITS PERTAMA

" Barangsiapa membaca surat yaasiin karena mencari kerihaan surat yaasiin karena mencari keridhaan Allah ta'ala, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu. Oleh karena itu, bacakannlah surat itu untuk orang yang akan mati di antara kalian." (HR. AL-Baihaqi dalam kitabnya, Syu'abul Iman.)

Keterangan : HADITS INI LEMAH30


HADITS KEDUA


"Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap jum'at dan membacakan surat yaasiin (di atasnya), maka ia akan diampuni (dosa)-nya sebanyak ayat atau huruf yang dibacanya."

Keterangan : HADITS INI PALSU

Diriwayatkan oleh Ibnu `Adiy (I/286), Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan (II/344-345) dan `Abdul Ghani al-Maqdisi dalam Sunannya (II/91) dari jalan Abu Mas'ud Yazid bin Khalid. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim ath-Thaifi, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya, dari `Aisyah, dari Abu Bakar secara marfu'. 31

Dalam hadits ini ada `Amr bin Ziyad Abul Hasan ats-Tsaubari. Kata Ibnu "Ady: "Ia sering mencuri hadits dan menyampaikan hadits-hadits bathil."

Kata Imam ad-Daraquthni : "Ia sering memalsukan hadits." 32


Penjelasan Ibnu Qayyim al-Jauziyah Tentang Fadhilah-Fadhilah Surat

AL-`Allamah Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 Hijriyah) berkata : "(riwayat-riwayat) yang menyebutkan tentang keutamaan-keutamaan (fadhaa-il) surat-surat dan ganjaran bagi orang yang membaca surat ini akan mendapat pahala begini dan begitu dari awal al-Qur'an sampai akhir, sebagaimana yang disebutkan oleh Tsa'labi dan wahidi pada awal tiap-tiap surat dan Zamakhsyari pada akhir surat, semuanya ini kata `Abullah bin al-Mubarak : "Semua hadits yang mengatakan `barangsiapa yangmembaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu.....SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Mereka (para pemalsu hadits) mengatas namakan Rasulullah. Sesungguhnya orang-orang yang membuat hadits-hadots itu telah mengakui mereka memalsukannya."

Mereka berkata : "Tujuan kami membuat hadits-hadits palsu agar manusia sibuk dengan (membaca al-Qur'an) dan menjauhkan (kitab-kitab) selain al-Qur'an."Mereka (para pemalsu hadits) adalah orang-orang yang sangat bodoh!!! Apakah mereka tidak tahu hadits :

"Barangsiapa yang berkata apa yang aku tidak katakan, maka hendaknya ia mengambil tempat duduknya dari Neraka." (Hadits mutawatir) 33

KESIMPULAN

Hadits-hadits tentang fadhilah surat yaasiin adalah LEMAH dan PALSU. Oleh karena iu tidak bisa dijadikan hujjah untuk untuk menyatakan keutamaan surat yaasiin dari surat-surat yang lain dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi yang membaca surat yaasiin.

Adapun hadits-hadits yang sering dijadikan pegangan pokok tentang dianjurkannya membaca surat yaasiin ketika ada orang yang sedang naza' (sakaratul maut) dan ketika berziarah ke pemakaman muslim atau menziarahi makam orang tuanya adalah LEMAH bahkan PALSU. Maka orang yang melakukannya telah berbuat bid'ah.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata : "Membacakan surat yaasiin ketika ada orang yang seang dalam keadaan naza' dan membaca al-Qur'an (membaca surat yaasiin atau surat-surat lainnya) ketika berziarah kubur adalah bid'ah dan tidak ada asalnya sama sekali dari sunnah Nabi shallallahu `alaihi wa sallam yang sah." 34
Maraji'

1 Silahkan periksa : Al-Maudhu'at oleh Ibnul Jauzi (1/246-247), Mizaanul I'tidal (III/549), Lisanul Mizan (V/168), al-Fawaa-idul Majmu'ah fii Ahaaditsil Maudhu'ah (hal 268 no. 944)

2 Silahkan periksa Mizaanul I'tidal (I/273-274) dan Lisanul Mizan (I/464-465)

3 Silahkan periksa : Mizaanul I'tidal(I/527 no.1968), al-Fawaa-idul Majmu'ah (hal 269 no.945) tahqiq Syaikh `Abdurrahman al-Mu'allimy.

4 Periksa : Tuhfathudz dzakirin (hal.340), Mizaanul I'tidal (II/159-160), Lisanul Mizan (III/44-45)

5 Periksa: Sunan ad-Darimi (II/457), Misykatul Mashaabih (takhrij no.2177), Mizaanul I'tial (III/70) dan Taqribut Tadhzib (II/22)

6 Lihat Mu'jamush Shaghir (no.5789) dan silsilatul ahaadits adh-dha'ifah wal maudhu'ah (no.4636) oleh Syaikh al-AlBany.

7 Lihat Dha'iif jami'ush Shaghir (no.5798) oleh Syaikh al-Albany.

8 Periksa: Mizaanul I'tidal ( IV/171-172)

9 Periksa Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah (no.169, hal.312-313)

10 Periksa: Mizaanul I'tidal ( IV/172)

11 Periksa Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah (no.169, hal.313-314)

12 Periksa: Mizaanul I'tidal ( IV/173)

13 Perikasa : Taqriib (I/423 no. 2841), Mizaanul I'tidal (II/283)

14 Periksa Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah jilid I halaman 426

15 Lihat Dha'if Jami'ush Shaghir hadits no.5788 dan Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah no. 4636

16 Periksa : Mizaanul I'tidal (I/67), Taqribut Tahdzib (I/67 no.255)

17 Periksa : Mizaanul I'tidal (III/189). Lihat Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah (no. 1248)

18 Lihat Tafsir Ibnu Katsir (III/156), cetakan. Daarus Salam, th. 1413 H.

19 Mizaanul I'tidal (I/162).

20 Periksa : Al-Maudhu'at oleh Ibnul Jauzi (I/246-247), al-Fawaa-idul Majmu'ah fil Ahaaditsil Maudhu'ah no. 942 dan Mizaanul I'tidal(I/253-254)

21 Periksa : Al-Mashnu' fii Ma'rifatil Haditsil Maudhu', oleh `Ali al-Qari' (no. 414 halaman 215-216), ta'liq Abdul Fattah Abu Ghuddah.

22 Periksa: Al-Maqaashidul Hasanah (no.1342)

23 Periksa: Fat-hur Rabbani (VII/63)

24 Periksa : Mizaanul I'tidaal (IV/550), Tahdziibut fii Takhriiji Ahaadits Manaaris Sabil (III/151 no. 688).

25 Periksa : At-Talkhisul Habir Ma'asy Syarhil Muhadzdzab (V/110), Fat-hur Rabbani (VII/63) Irwa-ul Ghail (III/151)

26 Lihat al-Adzkaar (halaman 122). Hadits ini dilemahkan oleh Syaikh Salim bin `Ied al-Hilaly dalam Shahih al-Adzkar wa Dha'iifuhu (I/388-389).

27 Untuk keterangan lebih jelas tentang kelemahan hadits ini, silahkan baca al-Qaulul Mubiin fii Dha'fi Haditsai at-Talqin wa Iqra-u `ala Mautaakum Yaasiin, oleh Syaikh `Ali bin hasan bin `Ali `Abdul hamid al-Atsari al-Halabi.

28 Lihat Irwa-ul Ghalil (III/151-152) Imam ad-Daraquthni berkata : "Tidak ada satupun hadits yang shahih dalam bab ini (lihat hal.32)"

29 Periksa : Mizaanul I'tidal (IV/90-91). Lihat juga Irwa-ul Ghalil (III/152)

30 Lihat Dha'if Jami'ush Shaghir (no.5785) dan Misykatul Mashabih (no.2179)

31 Lihat Silsilatul Ahaadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah (no.50)

32 Periksa : Mizaanul I'tidal (III/260-261 no. 6371), Lisanul Mizan (IV/364-365)

33 Periksa : Al-Manarul Munif fis Shahih wadh Dhai'if (hal.113-115), tahqiq : `Abul Fattah Abu Ghuddah.

34 Lihat Ahkamul Janaa-iz wa Bida'uha (hal. 20, 241, 307 dan 325) cet. Maktabah al-Ma'arif)

No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...