“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh) kesejahteraan sampai terbitu fajar.” (QS. Al-Qadr : 1-5).
“Sesungguhnya Malaikat yang turun ke bumi pada malam itu lebih banyak dari jumlah kerikil di bumi.” (Hadist Marfu’ dari Abu Hurairah)
“Sesungguhnya Malaikat yang turun ke bumi pada malam itu lebih banyak dari jumlah kerikil di bumi.” (Hadist Marfu’ dari Abu Hurairah)
Lailatul Qadr yang sering disebut dengan malam kemuliaan adalah salah satu malam yang ada di bulan Ramadhan. Abdur Rahman bin Nashir as-Sa’dy berkata : “Malam itu dinamakan Lailatul Qadr karena keberadaannya dan keutamaannya yang agung di sisi Allah.” (Tafsir Taisirul Kalamir Rahman : 931). Ad-Dhahhak dan al-Farra’ berkata : “Pada malam itu Allah tidaklah menetukan kecuali kebahagiaan dan keselamatan, sedangkan di malam-malam yang lain Allah menentukan keselamatan dan bencana”. Mujahid berkata : Malam itu Allah menerima taubatnya setiap orang yang mau bertaubat, pintu-pintu langitu dibuka lebar dari semenjak terbenamnya matahari sampai terbitunya fajar”. Begitulah para genrasi tabi’in berkomentar seputar Lailatul Qadr.
Unsur yang membuat Lailatul Qadr menjadi malam yang agung dan mulia :
Pertama, Malam itu merupakan malam diturunkannya al-Qur’an, karena begitu agungnya al-Qur’an akhirnya semua faktor yang berkaituan dengannya menjadi agung pula. Allah berfirman : Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada Lailatul Qadr (malam kemuliaan)”. (QS.al-Qadr : 1).
Kedua, Malam itu merupakan malam turunnya para Malaikat ke bumi ini atas perintah Allah. Mereka adalah para amakhluk Allah yang mulia, selalu taat dan patuh terhadap perintah Allah, senantiasa beribadah kepada Allah tiada merasa bosan atau jemu. Tidaklah mereka turun ke bumi ini, kecuali dengan membawa kebaikan, keber-kahan dan kemuliaan. Allah berfirman,
“Pada malam itu turunlah Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhan-Nya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr : 4).
Ketiga, malam itu adalah malam turunnya barakah, rahmat dan maghfirah Allah. Keberkatan Allah di amlam itu tercurahkan, rahmat-Nya dituebar, ampunan-Nya diberikan kepada hamba-hamaba-Nya yang dikehendaki-Nya. Sedangkan keberkahan, rahmat dan maghfirah adalah ciri-ciri keagungan dan mkemuliaan. Allah berfirman, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbitu fajar.” (QS. Al-Qadr : 5), keempat, Malam itu merupakan malam yan agung bag siapa saja yang menghidupkan malamnya, menghiasinya dengan ibadah kepada Rabbnya, dizikir dan mensucikan Tuhannya yang Maha Agung.
Ya…, pada malam itu para Malaikat turun atas perintah Allah ke bumi. Ibnu abbas berkata : Rasulullah bersabda, “Apabila datang Lailatul Qadr, para malaikat yang berdomisili di Sidratul muntaha termasuk Jibril turun turun ke bumi. Mereka membawa beberapa bendera, ada yang dituancapkan di kuburan saya, ada yang dituancapkan di Baitul maqdis, ada yang dituancapkan di Bukitu Thursina’. Malaikat-Malikat itu tidaklah melewati melewati orang mukmin laki atau perempuan, kecuali menebarkan salam kepada mereka. Kecuali mereka yang pecandu arak (khamr), pemakan daging babi, dan orang yang berlumuran minyak za’faron.” (Dinukil Qurthubi dalam tafsrinya : 10/122). Iamam al-Qurthubi sendiri menjelaskan : “Para Malaikat turun dari langitu dan dari Sidratul muntaha, sedangkan Malaikat Jibril berada di tengah-tengah mereka. Mereka semua turun ke bumi dan mengamini doa hamba’hamba Allah sampai terbitunya Fajar”. (Akhamul Qur’an : 10/118).
Faedah turunnya Malaikat dan Makna Salamnya
Ustadz Wahbah Zuhaili dalam kitab tafsirnya mengatakan : Termasuk faedah dari turunnya Malaikat di bumi adalah : “Mereka bisa melihat berbagai macam ketaatan yang ada di bumi, yang tidak akan pernah mereka saksikan pada penduduk langitu. Mereka juga mendengar rintihan para pelaku maksiat yang bertaubat kepada Allah, yang mana rintihan tersebut lebih disukai oleh Allah daripada gemuruhnya suara (para Malaikat) yang bertasbih. Para Malaikat itu satu sama lainnya saling menyeru : Kemarilah kalian semua, mendengar gemuruh suara yang lebih disukai Tuhan kita dari pada tasbih-tasbih kita”. (Al-Munir : 30/335). Ada pun makna ‘salam’ pada ayat terakhir dari surat al-Qadr menurut Ibnu ‘Arabi banyak pengertian dari kata tersebut, di antaranya adalah :
1. Malam Lailatul Qadr adalah malam yang di dalamnya penuh dengan keselamatan. Tidak terjadi sesuatu yang membahayakan dan para syetan tidak ada yang terlepas.
2. Malam itu adalah malam yang dipenuhi perbaikan dan keberkahan.
3. Malam itu, para Malaikat menebarkan salam kepada orang-orang mukmin sampai terbitunya Fajar. (Ahkamul Qur’an : 4/430).
Sedangkan asy-Sya’bi berkata : “Yang dimaksud ‘salam’ pada ayat tersebut adalah salamnya para malaikat kepada orang-orang yang berada di Masjid. Dari mulai terbenamnya Matahari Fajar. Mereka menghampiri setiap mukmin seraya berkata ; “Semoga keselamatan diberikan kepadamu wahai orang mukmin”. (Ahkamul Qur’an : 10/112)
Tanda-tanda datangya Lailatul Qadr
Banyak perkataan ulama yang berbicara sekitar tanda-tanda datangnya Lailatul Qadr, Imam Muslim meriwayatkan, “Sesungguhnya pada pagi harinya Matahari terbitu tanpa sinarnya yang terang (alias redup).” Imam Ahmad mencerituakan alma hadist yang diriwayatkan, “Malam itu udaranya cerah dan indah, bulan bersinar, sunyi senyap tidak panas dan tidak dingin, tidak terlihat celorot bintang yang melempari syetan. Dan di pagi harinya Matahari terbitu dalam kondisi redup, sinarnya tidak menyengat, mirip sinar rembulan di malam purnama. Dan malam itu tak ada syetan yang berkeliaran.” (HR. Ahmad).
Ibnu Khuzaimah meriwayatkan, “Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan yan nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Malam itu terasa sungi, cuacanya cerah tidak panas dan tidak dingin, pagi harinya Matahari terlihat merah dan redup”. Sementara dalamhadist marfu’ Abu Hurairah berkata, “Matahari setiap hari terbitu diantara dua tanduk syetan kecuali malam Lailatul Qadr. Sesungguhnya Malaikat yang turun ke bumi pada malam itu lebih banyak dari jumlah kerikil di bumi.”
Waktu Kedatangannya
Pendapat para ulama’ seputar waktu datangnya Lailatul Qadr sangatlah banyak beragam. Karena banyaknya hadist Rasul yang menjelaskan bergamanya waktu kedatangannya. Namun ada beberapa pendapat yang kuat, karena banyaknya hadist dan riwayat yang menopang pendpaat tersebut.
1. Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil, sebagimana yang disabdakan Rasulullah, “Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qadr di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan (HR. Muttafaqun ‘alaih). Dan riwayat lain, “Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qadr di malam ganjil dan sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.” (H.R Bukhari).
2. Pada malam ke dua puluh lima, dua puluh tujuh dan dua puluh sembilan, sebagimana yang disabdakan Rasulullah, Maka carilah pada malam 29, 27 dan 25.” (HR. Bukhari).
3. Pada malam dua puluh tujuh, seperti yang dikatakan oleh Ubay bin Ka’ab, “demi Alalh, saya tahu kapan malam Lailatul Qadr, yaitu malam yang saat itu kami diperintahkan Rasulullah untuk qiyamul lail, pada malam ke dua puluh tujuh.” (HR.Muslim).
Dan masih bnayak pendapat lainnya. Tapi Ibu Hajar la-‘Asqalani mnemilih pendapat yang paling kuat. Dia mengatakan.”Lailatul Qadr berpindah setiap tahun pada malam-malam ganjil yang ada pada sepuluhhari di bulan Ramadhan, berdasarkan hadist Rasulullah, “Carilah malam Lailatul Qadr di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan. Lailatul Qadr di malam ke semilan yang tersisa, malam ke tujuh yang tersisa, malam ke lima yang tersisa.” (HR. Bukhari).
Memang misteriusnya malam Lailatul Qadr banyak membawa hikmah bagi para hamba. Agar mereka memperbanyak ibadah dalam malam-malam Ramadhan, dengan shalat, dzikir dan doa-doa yang bisa menambah kedekatan mereka kepada Allah. Juga sebagai ujian untuk mentehaui orang-orang yang serius mencarinya dengan orang yang malas-malasan atau tidak sungguh-sungguh.
Keutamaan bagi yang Mnedapatkan Lailatul Qadr
Beruntunglah bagi orang yang menghidupkan malamnya dan bertepatan dengan datangnya Lailatul Qadr. Rasullah bersabda, “ Barang- siapa beribadah pada malam Lailatul Qadr karena iman dan ikhlas, maka akan diampuni dosanya yang sudah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka dari itu Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya untuk menghidupkan malam sepuluh (terakhir), dia mengencangkan ikat pingganya, dan menghidupkan malamnya serta membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari).
Tetapi bagi Anda yang masih dililut oleh aktifitas duniawi, sehingga tidak bisa full time untuk menghidupkan malam, janganlah berkecil hati. Anda bisa mendapatkan bagian dari Lailatul Qadr, walaupun hanya sebagiannya saja. Yaitu dengan senantiasa mengerjakan shalat Maghrib dan Isya’ berjama’ah. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang shalat Maghrib dan Isya’ di malam Lailatul Qadr dengan berjama’ah, maka dia telah mengambil bagian dari malam Lailatul Qadr. (Kanzul ummal : 8/636). Sa’id bin Musayyib juga berkata : “Barang siapa shalat Isya’ berjama’ah pad amalam LailatulQadr, maka dia telah mengambil bagian dari Lailatul Qadr”. (Ahkamul qur’an : 10/122). Dan jangan lupa untuk memperbanyak bacaan doa di malam-malam Ramadhan, terutama malam sepuluh hari terakhir. Adapun teks doanya bisa Anda lihat di rubrik Doa Ma’tsur pada edisi ini. Semoga amalan ibadah kita diterima Allah dan dosa kita diampuni.
No comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...