TANYA:
Ustadz pengasuh konsultasi yang dimuliakan Allah. Saya mempunyai kakak yang pernah mengalami sakit lumpuh (flu tulang kata orang) waktu kelas VI SD. Singkat kata, kakak saya sembuh setelah berobat ke pengobatan gratis di pasar yang diadakan oleh seorang tabib yang mengadakan promosi. Kemungkinan besar tidak sesuai syariat Islam (perdukunan). Yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah cara pengobatan tersebut ada jin yang dimasukkan ke tubuh kakak saya?
2. Apakah keturunannya juga ikut kemasukan?
3. Bagaimana cara meruqyah anak yang kemasukan jin karena suwuk (dibacakan mantra-mantra kemudian ditiupka ke pasien)?
Sekian, terima kasih atas jawabannya.
Ahmadin, Jateng
JAWAB:
Bapak Ahmadin dan seluruh pembaca Majalah Ghoib semoga selalu dalam lindungan Allah. Berikhtiar untuk mencari kesembuhan termasuk yang dibolehkan dalam islam selama ikhtiar atau usaha itu tidak menyimpang dari syariat islam. Seperti orang yang pusing kemudian berobat kedokter dan melaksanakan anjurannya untuk minum obat adalah ikhtiar yang benar dan tidak menyimpang syariat, karena ia bertanya kepada ahlinya.
Orang yang mersakan pusing atau sakit lainnya kemudian datang kepada seseorang yang mengaku mengetahui yang ghaib, dalam bahasa kita disebut dukun, orang pinter atau ustadz sekalipun, maka yang kedua ini termasuk ikhtiar yang salah. Salah, karena ia mendatangi orang yang mengaku mengetahui yang ghaib, padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT, maka praktiknyapun kemungkinan besarnya salah.
Nabi bersabda:
“Barang siapa datang ke dukun (orang yang mengaku mengetahui yang ghaib) kemudian bertanya sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim)
Tidak diterimanya sholat seseorang lantaran datang ke dukun atau ‘orang pinter’ maka hal ini menunjukan bahwa datang ke dukun itu terlarang. Karena dukun biasanya bekerja sama dengan jin untuk mewujudkan keinginannya. Seperti mengobati pasien, meramal dan lain sebagainya.
Sedangkan mengeluarkan jin dengan cara memasukan jin kedalam tubuh seseorang. Atau mengadunya dengan jin yang ada didalam tubuh termasuk cara yang tidak disunahkan. Satu – satunya cara mengusir jin dari tubuh manusia adalah dengan cara Ruqyah Syar’iyyah; dengan dibacakan ayat – ayat al-Qur’an dan do’a ma’tsur dengan berharap kesembuhan dari Allah SWT.
Setiap ada penyakit pasti ada obatnya, Nabi bersabda, “Seungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obatnya, dan Allah menjadikan pada setiap penyakit obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud).
Bila pertanyaannya kemudian, apakah seseorang yang berobat kedukun, berarti ada jin yang dimasukka kedalam tubuhnya? Maka jawaban dari pertanyaan ini adalah hal itu sangat mungkin terjadi. Meski tidak semuanya demikian. Namun, berdasarkan dari pengalaman di lapangan. Tidak sedikit dari jin yang mengaku, bahwa ia berasal dari fulan yang dulu pernah mengobatinya.
Namun karena jin adalah bagian dari yang ghoib yang tidak bisa di indera oleh panca indra kita, maka sesuatu yang telah terjadi tidak usah dirisaukan, perbanyak istighfar mohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan dan kehilafan kita, kemudian lakukan terapi mandiri dengan menigkatkkan ibadah kepada Allah SWT, shalat wajibnya, baca al-Qur’an, dzikir pagi dan sorenya, dan tingkatkan pengetahuan tentang Islam dengan membaca buku - buku Islam dan mengikuti kajian – kajian Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Bapak Ahmadin dan seluruh pembaca Majalah Ghoib semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Sedangkan masalah tentang apakah keturunannya juga kemasukan? Sayang sekali, Bapak tidak menyebutkan bagaimana perkembangan anak –anak kakak Bapak. Apakah memang ada indikasi dia mengalami gangguan, baik secara psikis maupun fisik. Agar semuanya menjadi jelas.
Namun, Bapak tidak perlu cemas, selama tidak ada sesuatu yang dirasakan menggangu. Perhatikan dengan seksama perkembangan mereka. Bila memang dirasakan ada indikasi terkena gangguan jin, tidak ada salahnya bila kemudian dilakukan terapi ruqyah, baik dilakukan sendiri atau meminta bantuan orang lain.
Adapun cara meruqyah anak, maka sesungguhnya caranya tidak berbeda dengan meruqyah orang dewasa. Kalau ia belum bisa membaca, maka orang tualah yang membacakannya dan mengajarknnya. Mengingatkan untuk membaca basmalah atau menuntunnya setiap makan dan minum, berdoa mau masuk kamar mandi, mengucapkan salam setiap kali masuk rumah, termasuk do’a dan amalan penjagaan sebelum tidur. Tidak membiarkan anak –anak di luar saat waktu Magrib tiba, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Diwaktu sore (menjelang malam), tahanlah anak – anak kalian! Sesungguhnya syetan bertebaran saat itu, jika telah lewat satu jam dari itu dan tutuplah pintu – pintu dan sebutlah nama Allah sesungguhnya syetan tidak membuka pintu yang ditutup (dengan nama Allah SWT).” (HR. Muslim)
Semoga Allah SWT melindungi kita dari kejahatan makhluk-Nya.
Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...