12/09/2007

Puasa dan membaca Wirid Kesaktian


Ruqyah-online.blogspot.com-Dalam Mencari ilmu kesaktian selalu ada prosesi ritual yang mesti dijalani seperti saya contohkan ada suatu perguruan ilmu tenaga dalam mensyaratkan agar bisa mendapatkan ilmu kebal dengan cara shaum (berpuasa) selama 7 hari berturut-turut,persyaratan lain selama berpuasa sebelum melaksanakan puasa tersebut tidak diperkenankan makan sahur,selama 7 atau 41 hari tidak boleh makan selain nasi putih saja dan tanpa lauk pauk apalagi makan makanan yang bernyawa,tiga hari terakhir diharuskan berdiam diri dikamar tanpa lampu dan dilarang berbicara dengan siapapun selain membaca rapalan wirid atau ajian.Pertanyaannya apakah cara mendapatkan ilmu tersebut dengan puasa yang dilaksanakan itu dibolehkan sesuai syari’ah?

Sebelum menjawabnya saya akan menjelaskan bentuk-bentuk puasa yang lazim digunakan para pencari ilmu kesaktian untuk memperoleh ilmu yang diinginkannya.Dalam puasa ritual untuk kesaktian,ada bentuk-bentuk puasa dengan persyaratan yang harus dipenuhi lagi tergantung bentuk dan jenis ilmu kesaktian yang ingin diperolehnya.Macam-macam puasa itu adalah :

Puasa Mutih:yaitu puasa tidak makan dan minum.Pada saat berbuka harus makan makanan yang tidak berasa baik manis,asam,asin atau makan makanan yang bernyawa dan hanya minum air putih saja.
Puasa Pati Geni:yaitu orang melakukan puasa tidak makan,tidak minum,tidak tidur dan tempat puasanya harus ditempat yang benar-benar gelap baik pada siang hari ataupun malam hari tidak boleh ada lampu sedikitpun.
Puasa Ngeluwang:yaitu melakukan puasa tidak makan dan minum dengan masuk kedalam lubang dibawah tanah.
Puasa Ngelowong:yaitu puasa tidak makan dan minum juga tidak boleh tidur tetapi boleh berada di luar rumah.
Puasa Ngidang: puasa tidak makan dan minum juga tidak boleh tidur dan hanya diperbolehkan berbuka dengan dengan makan makanan dari dedaunan yang masih muda daunnya.
Puasa Ngepel: puasa tidak makan dan minum juga tidak boleh tidur dia hanya diperbolehkan memakan nasi sebanyak sekepal selama sehari semalam.
Puasa Ngebleng: puasa tidak makan dan minum juga tidak boleh tidur juga tidak boleh melihat matahari atau sinar lampu sedikitpun.
Puasa Ngasrep: puasa tidak makan dan minum juga tidak boleh tidur dan waktu berbuka hanya boleh makan makanan yang dingin dan minuman yang dingin,tanpa bumbu atau rempah rempah.

Jika dilihat macam-macam puasa yang disyaratkan sungguh sangat berat dilaksanakan,tetapi ada saja orang-orang yang melaksanakannya walaupun harus menyiksa diri karenanya.Mereka beranggapan jika ingin hajadnya dikabulkan Allah maka mereka harus bisa menunjukkan kesungguhan dengan melakukan puasa yang berat.

Dari berbagai macam jenis puasa yang telah saya jelaskan diatas marilah kita lihat dan cocokkan dengan hadits Rasulullah mengenai hakikat puasa itu sebenarnya:

1. Kewajiban Berpuasa Terus-menerus dalam Mendapatkan Ilmu Kesaktian.

Dari Mujibah Al Bahiliyah dari ayahnya atau pamannya bahwa dia datang kepada Rasulullah,lalu pulang dan kembali lagi setelah setahun berlalu.Pada riwayat Abu Musa,dia datang lagi setelah satu tahun sedang keadaan fisiknya telah berbeda,maka dia berkata pada Rasululah,”Ya Rasulullah,apakah engkau tidak mengenaliku?”Beliau bersabda,”Siapakah dirimu?”Dia menjawab,”Aku adalah Al Bahili yang datang tahun lalu.”Beliau bersabda,”Apakah sebebnya dirimu telah berubah?Dahulu penampilanmu begitu bagus?”Dia menjawab,”Sejak berpisah dengan engkau aku tidak pernah makan selain pada waktu malam hari (berpuasa setiap hari).” Maka Rasulullah bersabda,”Mengapa dirimu menyiksa diri,lakukanlah puasa pada bulan ramadhan,dan setiap sehari dalam sebulan.”Dia berkata,”Tambahlah!Aku masih kuat menambah.”Beliau bersabda,”Lakukanlah puasa dua hari setiap bulan.”Dia berkata,”Tambahlah aku masih kuat.”Beliau bersabda,”Lakukanlah puasa tiga hari setiap bulan.” Dia berkata,”Tambahlah aku masih kuat.”Beliau bersabda,”Lakukanlah puasa dari bulan haram dan tinggalkanlah (kebiasaanmu),puasalah dari bulan haram dan tinggalkanlah,puasamu dari bulan haram dan tinggalkanlah.”Beliau bersabda sambil mengacungkan tiga jarinya kemudian melepaskannya.(H.R.Abu Daud)

Dari Jarir dari Rasulullah,beliau bersabda,”Puasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa setahun yaitu hari-hari putih tanggal tigabelas,empat belas dan lima belas (hijriah).”
(H.R.Thabrani)

Dari Ummu Salamah ia berkata,”Rasulullah bersabda,:Lakukanlah puasa tiga hati pada setiap bulan yaitu hari senin dan kamis dan kamis berikutnya.”(H.R.Thabrani)

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah melarang puasa terus-menerus.Para sahabat berkata,”Wahai Rasulullah,engkau sendiri melakukannya.”Beliau bersabda,”Aku berbeda dengan kalian,aku diberi makan dan minum.”(H.R.Abu Daud)

Dari hadits diatas dapat dijelaskan bahwa :

 Berpuasa secara berturut-turut bukan pada ayamul bidh dan bukan juga untuk puasa qodho termasuk puasa yang melanggar sunnah Rasulullah.

 Orang yang melakukan puasa setiap hari tidak mendapatkan kebaikan akan tetapi bahkan mendapatkan peringatan keras dari Rasulullah dan dinyatakan sebagai orang yang suka menyiksa diri sendiri.

 Walaupun para sahabat ingin berpuasa seperti Rasulullah akan tetapi Rasulullah melarang mereka selain satu hari pada setiap bulan atau dua,tiga hari.

 Maksudnya dengan puasa tiga hari setiap bulan adalah pada saat dimana ada bulan purnama yaitu pada tanggal 13,14,15 pada setiap bulan hijriah.

 Jika tidak pada tiga hari,maka bisa berpuasa pada hari senin dan kamis,yaitu dua senin dan satu kamis atau dua kamis dan satau senin.Jadi dari penjelasan Rasulullah tidak ada puasa yang dilaksanakan secara berturut-turut apalagi sampai 7 hari bahkan 41 hari berturut-turut,itu semua adalah bid’ah.

2. Melarang Sahur untuk Puasa

Dari Anas berkata,:”Rasulullah saw,bersabda,’Bersahurlah kamu sekalian karena pada hidangan sahur terdapat barokah.”(H.R.Muslim)
Dalam hal berpuasa ada yang mensyaratkan dalam berpuasa harus makan hanya sekali yaitu pada saat berbuka saja dan dilarang makan sahur,padahal prilaku bid’ah ini sangat bertantangan dengan hadists Rasulullah yang menunjukkan tidak ada larangan melarang sahur untuk puasa.

3. Larangan Memakan Binatang Bernyawa atau Hanya Makan Nasi Putih.

Allah SWT telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,makanlah dari yang baik-baik apa yang Kami rezekikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu beribadah kepadanya.”(Q.S.Al Baqarah:172)

Larangan tidak boleh makan binatang bernyawa dan hanya memakan sedikit nasi putih atau hanya makan makanan tertentu termasuk pelanggaran dalam syari’at,karena mengharamkan apa yang telah Allah halalkan tanpa penyebab yang benar.

4. Membaca Wirid atau Mantra Kesaktian.

Dalam Islam,Al-Qur’an dan Al Hadits adalah sumber utama hukum Islam.dari sanalah kita menyandarkan semua keputusan hukum sesuatu itu wajib,sunnah,haram,makruh dan halal.Nah,bila kita sendiri membaca Al-Qur’an dan kitab-kitab hadits yang terkenal atau bertanya kepada ulama-ulama salaf yang paham betul tentang Al-Qur’an dan hadits-hadits,tidak ada kita temukan yang namanya wirid-wirid tertentu yang bisa menjadikan seseorang menjadi sakti mandraguna punya ilmu-ilmu kebathinan dan kedigdayaan termasuk didalamnya kekebalan,bisa melihat alam ghaib,bisa terbang dan lain sebagainya.Katakanlah misalnya ,:”Bab wirid untuk menjadi kebal,bisa melihat alam ghoib,bisa terbang dan lain sebagainya.”Hal tersebut tidak akan pernah kita temukan.

Dalil-dalil lain yang bisa menguatkan adanya amalan seperti itu juga tidak kita temui dalam siroh (sejarah) Rasulullah dan para sahabatnya rodhiyallahu anhum ajmain.Padahal mereka adalah sebaik-baik umat,masanya adalah sebaik-baik masa.Seandainya hal itu ada,pasti Rasulullah akan mengajarkan pada umatnya.Sebab itu termasuk dalam risalah yang harus beliau sampaikan,tapi memang tidak ada.

Selain itu,sebagai bahan renungan,pada awal-awal datangnya Islam,umat islam sangat tertindas di kota Makkah.Setelah berhijrah ke Madinah dan mulai ada pemerintahan Islam disana,Rasulullah dan para sahabatnya banyak mengalami peperangan.dalam kondisi seperti itu,logikanya akan sangat dibutuhkan ‘ilmu kebal’ ataupun ilmu tenaga dalam untuk menghadapi musuh-musuhnya.tetapi Rasulullah tidak pernah menjampi-jampi atau “mengisi”kekuatan ghoib sebelum berangkat perang agar mereka tidak tertembus bacokan atau tusukan lawan ataupun agar bisa menghajar lawan-lawan mereka dari jarak jauh dengan tenaga dalam.Seandainya itu ada tentu sulit kita mencari para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) dalam peperangan karena semuanya kebal dan sakti-sakti.Lebih dari itu Rasulullah sendiri pernah terluka dalam perang Uhud sampai giginya ada yang tanggal karena lemparan tombak musuh.

Kita juga mengenal masa-masa setelah Rasul dan para sahabat,yakni masa tabi’in dan tabiit tabi’in.Pada saat itu muncul ulama madzhab empat yang sampai saat ini masih diikuti pendapat-pendapatnya oleh umat Islam.Mereka tidak ada yang menulis dalam karya-karyanya hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kekebalan dan wirid-wirid yang yang bida melahirkan kekuatan dahsyat.Jika demikian,lalu apakah kita akan mengadakan suatu amalan-amalan dengan keyakinan bisa mendatangkan kekuatan ghoib diluar nalar manusia?Rasulullah telah bersabda,”Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak ada pada urusan kita (tidak pernah dilakukan oleh Rasul) maka ia tertolak.”Berarti amalan itu tidak ada nilainya disisi Allah walaupun terkadang amalan itu mengambil dari potongan ayat-ayat Al-Qur’an atau bahasa Arab.Karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan wirid-wirid seperti itu.

Apakah kita akan mengadakan kebohongan-kebohongan terhadap Allah dan ayat-ayat-Nya dengan menciptakan amalan-amalan tersebut?Sedangkan Allah berfirman :

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظََّالِمُونَ
”Dan siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah,atau mendustakan ayat-ayat-Nya?Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.”(QS.Al An’am:21)

Sisi lain yang patut kita pahami,bahwa ilmu kedigdayaan dan kesaktian semacam itu didapat tidak hanya dengan wirid yang berasal dari Al-Qur’an saja.Tetapi juga bisa didapat dengan mantra-mantra yang bukan berasal dari Al-Qur’an atau mantra yang buka dari bahasa Arab,bahkan pengamalnya pun bukan dari orang Islam.

Fenomena ritual seperti ini sudah berurat dan berakar, bahkan menjadi trend dalam masyarakat kita. Dan yang terbelit dan terperangkap dalam lingkaran syetan ini mulai dari orang awam sampai para pejabat, rakyat jelata sampai orang berpangkat. Bahkan kalangan "terpelajar" yang mengaku "intelektual"pun menggandrungi klenik-klenik seperti ini. Mereka menyebutnya dengan "membekali diri dengan ngelmu (ilmu), kekebalan, kesaktian".

Untuk mengelabuhi orang-orang awam terkadang “orang pinter” itu menyandangkan titel mentereng seperti: KH (Kyai Haji), Prof, DR, padahal semua itu mereka lakukan untuk melanggengkan bisnis mereka sebagai agen-agen dan kaki tangan syetan dan jin.

Untuk meraih kesaktian ini, ada yang dengan cara-cara klasik kebatinan, dengan istilah black magic (ilmu hitam) maupun white magic (ilmu putih), dan ada pula dengan cara-cara ritual "dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu", dan cara yang terakhir ini lebih banyak mengelabui kaum muslimin, karena seakan-akan caranya Islami dan tidak mengandung kesyirikan.

Dan perlu diketahui bahwa"dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu" yang tidak ada syari'atnya dalam Islam, merupakan rumus dan kode etik untuk berhubungan dengan alam supranatural (alam jin), hal seperti ini merupakan perangkap syetan yang menjerumuskan orang pada perbuatan syirik. Untuk mengetahui bahwa perbuatan itu termasuk perbuatan syirik adalah sebagai berikut:

Pertama, bahwa "dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu" tersebut bukanlah syari'at Islam, karena tidak memakai standar Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah, dan ini termasuk dalam kategori bid'ah, yang mana syetan lebih menyukai bid'ah daripada perbuatan maksiat sekalipun.
Kedua, apabila tujuan seseorang melakukan "dzikir dan amalan-amalan wirid tertentu" tersebut untuk memperoleh kesaktian, kekebalan, dan hal-hal yang luar biasa, maka sudah pasti itu bukan karena Allah Subhannahu wa Ta'ala, seperti membaca Al-Fatihah 1000 X, Al-Ikhlas 1000 X dan lain sebagainya dengan tujuan agar kebal terhadap senjata tajam, peluru dan tahan bacok. Atau membaca salah satu shalawat bikinan (baca;bid'ah) dengan iming-iming kesaktian tertentu seperti bisa menghilang dari pandangan orang, bisa makan besi, kaca, beling dan lain sebagainya. Itu semua bukanlah karomah tetapi merupakan hakikat syirik itu sendiri, karena telah memalingkan tujuan suatu ibadah kepada selain Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Dengan kata lain,intinya sumber ilmu-ilmu kesaktian itu sendiri bukan pada soal wiridnya,tapi pada bantuan jin yang dipersembahkan kepadanya dengan bacaan wirid-wirid ataupun mantra-mantra itu sebagai bentuk penyesatan yang tentunya akan menurus pada kesyirikan salah satunya akan menimbulkan keyakinan akan kesakralan wirid-wirid itu dibanding bacaan-bacaan doa perlindungan yang telah dituntunkan Rasulullah dan membentuk sikap sombong dalam diri karena punya kekuatan ghoib yang membentuk sikap takabur dan pastinya akan lebih lagi melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah dan sesat yang lebih parah.

Harus kita ketahui bahwa adanya kewajiban membaca wirid secara berlebihan selain menyalahi sunnah Rasulullah bacaan tersebut dapat membuat sibuk dan meninggalkan kewajiban yang lain.membaca wirid yang sangat banyak akan membuat kita melupakan makna yang terkandung dalam kalimat yang dibaca,bahkan dengan membacanya dengan diucapkan secara langsung secara jahr (keras) dengan jangka waktu yang lama akan merubah susunan kalimat bacaan wirid yang kita ketahui bahwa satu huruf saja yang berbeda dalam pengucapan akan merubah arti kalimat dalam bahasa Arab.Contohnya jika kita diwajibkan membaca kalimat Lailahailallah sebanyak limapuluh ribu kali maka tentu kita akan secepatnya menyelesaikannya,hingga melupakan untuk menghayati kalimat tauhid dan sangat besar kemunginan kita salah dalam pengucapan karena saking lama dan cepatnya kita mengucapkannya menjadi La Allah (tidak ada Allah),ana Allah (saya Allah) atau pun berubah menjadi bahasa yang tidak diketahui artinya.Sudah sangat banyak orang yang tersesat karena membaca wirid yang begitu panjang dan pada akhirnya diperdaya syaitan dengan pengalaman mistis dan mendapatkan kemampuan ghoib.

Kami Tim Ruqyah Ustadz Fadlan di Yogyakarta berulangkali menangani mereka yang minta diterapi Ruqyah termasuk yang selalu mengamalkan wirid-wirid tertentu.Diantara mereka banyak yang bertutur,bahwa mereka menggunakan wirid-wirid tertentu,tetapi ketika di-Ruqyah ternyata ada jin didalam dirinya.Karena itu,hampir bisa dipastikan di antara mereka itu tidak bisa menjalankan kewajiban sebagai muslim secara maksimal.Misalnya shalat atau membaca Al-Qur’an,dari malas sampai tidak bisa sama sekali.mestinya wirid-wirid itu kalau memang benar,tentu akan menguatkan sisi ruhiyah.

Sebab Allah telah menyatakan bahwa dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.pertanyaannya mengapa dengan membaca wirid-wirid namun hati tidak menjadi tentram walaupun didalamnya ada tersebut nama Allah atau ayat-ayat Allah jawabannya adalah karena dia membaca wirid-wirid itu karena mengharapkan pamrih mengharapkan sesuatu yang bersifat ghoib yang tidak ada tuntunannya itu jelas amalan itu tertolak dan tidak ikhlas karena Allah tapi karena ilmu ghoib tersebut.

No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...