2/13/2008

Tanggapan Atas Kesalah Pahaman Guru Besar Hikmatul Iman terhadap Ruqyah Syar'iyyah

Assalamu'alaikum

Ketika saya sedang blog walking, saya menemukan sebuah artikel yang ditulis oleh Dicky Zaenal Arifin seorang Guru Besar Yayasan Hikmatul Iman Indonesia, bisa dilihat http://positiveinfo.wordpress.com/2007/12/25/tamimah-ruqyah-dan-tiwalah-adalah-syirik/ Betapa terkejutnya saya ketika mendapati adanya banyak sekali syubhat-syubhat yang ditulis beliau menganai terapi ruqyah. Sebelum saya membantah talbis yang dihembuskan kang Dicky ini, ada baiknya para pembaca sekalian membaca dahulu tulisan Guru Besar Yayasan Hikmatul Iman Indonesia ini.

Berikut tulisannya yang akan kami tanggapi:
I. Dicky berkata :

Ruqyah, tamimah dan Tiwalah adalah syirik

oleh: Dicky Zaenal Arifin, Guru Besar Yayasan Hilmatul Iman Indonesia.

Bismilaahir rahmaanir rahiim

Assalamualaikum Wr. Wb. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita.
Saudara saudara ku seluruh umat muslimin dan muslimat, seiring dengan gencarnya promosi Ruqyah dimana mana, kita harus mengetahui secara penuh apa itu Ruqyah. Ibnu Mas’ud menuturkan : aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

RUQYAH yaitu : yang disebut juga dengan istilah Ajimat. Ini tidak diperbolehkan karena menjurus kearah hal hal yang syirik, karena Rasulullah SAW telah mencontohkan mendoakan pada orang sakit tanpa menjampi jampi nya dan itu hanya sekedar mendoakan, sisanya ikhtiar.A’isyah r.a berkata : Biasa Nabi SAW jika menjenguk orang sakit atau didatangi orang sakit mendo’akan : Hilangkan bahaya, ya Tuhannya manusia, sembuhkanlah, hanya engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali daripadamu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit (Bukhari, Muslim)

TAMIMAH adalah sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak untuk menangkal dan menolak penyakit ‘ain. Jika yang dikalungkan itu berasal dari ayat-ayat Al Qur’an, sebagian ulama salaf memberikan keringanan dalam hal ini; dan sebagian yang lain tidak memperbolehkan dan melarangnya, diantaranya Ibnu Mas’ud

TIWALAH adalah sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat menjadikan seorang istri mencintai suaminya, atau seorang suami mencintai istrinya. Waki’ meriwayatkan bahwa Said bin zubair berkata : “Barang siapa yang memotong tamimah dari seseorang maka tindakannya itu sama dengan memerdekakan seorang budak.” Dan waki’ meriwayatkan pula bahwa Ibrahim (An Nakho’i) berkata : “mereka (para sahabat) membenci segala jenis tamimah, baik dari ayat ayat Al Qur’an maupun bukan dari ayat ayat Al Qur’an.”

Apabila kita bercermin pada hal tersebut, maka sudah jelas bahwa Rasulullah SAW melarang kita melakukan Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah karena itu adalah perbuatan syirik. Pelaksanaan dari Ruqyah itu sendiri adalah dengan menjampi jampi seseorang yang sakit baik itu penyakit psikis maupun penyakit fisik. Jampi dan mantera mantera tersebut menggunakan ayat ayat Al qur’an atau menggunakan bahasa arab.Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada Zaman Jahilyah banyak sekali orang mempelajari sihir dan mempraktekkannya, caranya adalah dengan menggunakan berbagai macam bacaan bacaan atau jampi jampi yang disesuaikan dengan suku bangsa itu sendiri misalnya orang sunda akan menggunakan bahasa sunda kuno untuk mantera sihirnya, orang arab akan menggunakan bahasa arab ketika menjampi jampi kan sihirnya. Untuk mengubah pola semacam begitu, Rasulullah SAW tidak melakukannya secara frontal atau langsung, tetapi dengan cara yang halus dan perlahan lahan untuk menghindari perpecahan pada umat islam.

Allah SWT ber Firman dalam QS. Al-Baqarah 102 :
[102] Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
QS. Al-Falaq :
[1] Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, [2] dari kejahatan makhluk-Nya, [3] dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, [4] dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, [5] dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.

Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa pengerjaan sihir adalah menggunakan bacaan bacaan tertentu sebagai ritualnya, dan di ayat selanjutnya sihir banyak pula dilakukan oleh kaum wanita dengan teknis yang sama yaitu menjampi dan menghembus pada buhul buhul. Biasanya sihir diikuti dengan berbagai macam syarat, agar manteranya ampuh. Kejahatan yang dilakukan oleh para tukang sihir sebagaimana dan dilakukan oleh syaitan syaitan, disebut syaitan karena sifat kejahatannya itu sendiri. Kita ketahui pula bahwa yang namanya syaitan itu adalah sifat, bisa Jin dan bisa pula Manusia.
Allah SWT berfirman dalam QS. An Nas :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
[1] Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. [2] Raja manusia.
[3] Sembahan manusia. [4] dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, [5] yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. [6] dari (golongan) jin dan manusia. Kita pun bisa menjadi syaitan yang berwujud manusia apabila melakukan kejahatan kejahatan, malah sering terjadi mungkin kejahatan manusia jauh lebih jahat dari iblis. Apabila kita melihat dari ayat ayat tersebut diatas, adalah wajar Rasulullah SAW melarang kita melakukan Ruqyah karena, apa bedanya kita dengan tukang tukang sihir yang melakukan jampi jampi, hanya jampinya dirubah dengan menggunakan ayat ayat Al Qur’an atau dengan bahasa arab. Al Qur’an bukanlah kumpulan mantera mantera, tapi adalah petunjuk bagi kaum yang berpikir.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ya Sin 62 :
[62] Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? Pola penyesatan syaitan amatlah sangat halus, terkadang sorga menjadi seperti neraka dan neraka seperti sorga, terlihatnya baik padahal belum tentu. Hal seperti inilah yang harus kita waspadai, karena syaitan itu bisa berkedok apa saja, bahkan bisa berkedok ulama. Kebanyakan masyarakat kita sangat mudah terpengaruh oleh penampilan, asalkan bahasa arab fasih, memakai gamis atau baju koko, pasang janggut tanpa kumis, kening hitam, langsung dipercaya, padahal belum tentu, karena hanya Allah SWT lah yang mengetahui persis bagaimana sebenarnya dibalik penampilan keren itu. Selaku umat islam yang mau berpikir, sebaiknya berhati hati, janganlah terpengaruh oleh penjampi penjampi berkedok agama. Apabila kita melihat dari sejarah, telah dibuktikan bahwa metoda Ruqyah itu sama sekali tidak efektif. Maka oleh sebab itu seorang Cendekiawan Muslim bernama Ibnu Sina, merancang kedokteran yang merupakan metoda amat sangat ilmiah, untuk mengobati orang sakit secara nyata dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak perlu seseorang itu disiksa dengan pukulan pukulan , lalu dibiarkan menggelepar gelepar, di jampi jampi, tanpa mengerti bahwa sebenarnya orang itu stress bukan kesurupan, bahkan pernah kejadian orang yang mengalami schizophrenia dikatakan mengalami bisikan gaib dari Jin, sehingga tambah stress. Ini berbahaya, karena metoda Ruqyah mengajarkan orang untuk tidak berpikir, dan mengajarkan pula lari kearah mistis. Mungkin karena menjampi itu lebih mudah daripada berpikir, dan lebih mudah pula daripada menganalisa secara objektif, dimunculkanlah Ruqyah ini. Mudah sekali, tinggal menghapal beberapa ayat untuk dijadikan Jampi atau Mantera, rubah penampilan, pasang tarif administrasi, jadilah pe–Ruqyah .

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah 164 :
[164] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Allah SWT di ayat tersebut jelas sekali menyuruh kita untuk berpikir, dan terdapat puluhan ayat lagi yang menyuruh kita berpikir, tidak ada satupun ayat di Al Qur’an menyuruh kita untuk menjampi jampi. Maka oleh sebab itu, marilah, sebagai umat muslim sejati, sebaiknya pandai memilah milih, mana yang haq, dan mana yang bathil , karena perbedaannya sangat tipis sekali.


SANGGAHAN KAMI :

A. Guru besar HI mengatakan : RUQYAH yaitu : yang disebut juga dengan istilah Ajimat. Ini tidak diperbolehkan karena menjurus kearah hal hal yang syirik, karena Rasulullah SAW telah mencontohkan mendoakan pada orang sakit tanpa menjampi jampi nya dan itu hanya sekedar mendoakan, sisanya ikhtiar.A’isyah r.a berkata : Biasa Nabi SAW jika menjenguk orang sakit atau didatangi orang sakit mendo’akan : Hilangkan bahaya, ya Tuhannya manusia, sembuhkanlah, hanya engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali daripadamu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit (Bukhari, Muslim)

Perkataan Guru Besar Hikmatul Iman (yang akan kami singkat menjadi GBHI) yang mengatakan bahwa ruqyah itu adalah ajimat yang syirik, telah menggiring opini kita untuk tidak lagi membedakan mana ruqyah yang syar'i dan syirik. Ini sangat membahayakan akidah. Sebab sesungguhnya ruqyah itu terbagi dua ada yang syar'i dan ada yang syirik sebagaimana Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak ada unsur syirik" (HR.Muslim). Penjelasan lengkap tentang Ruqyah syar'iyyah bisa dilihat di http://ruqyah-online.blogspot.com/2007/12/ruqyah-syariyyah. dan penjelasan lengkap mengenai ruqyah syirkiyyah bisa dilihat di http://ruqyah-online.blogspot.com/2007/12/ruqyah-syirkiyyah.html"

Dengan ke dhaifannya GBHI mengatakan " karena Rasulullah SAW telah mencontohkan mendoakan pada orang sakit tanpa menjampi jampi nya dan itu hanya sekedar mendoakan, sisanya ikhtiar".

Wahai GBHI kami khawatirkan orang akan tertawa dengan pernyataan anda ini? Ruqyah itu sendiri adalah doa dan pengertian secara bahasa adalah jampi-jampi atau mantera, jadi Rasul pun membaca jampi-jampi juga bos. Bedanya Rasulullah membaca jampi dengan bacaan doa yang pasti syar'i. Dalam benak anda pasti sudah terkonotasikan bahwa jampi itu bukan doa padahal pengertian secara bahasa itu sama aja.

Bos, definisi ruqyah secara syar'i (ruqyah syar'iyyah) adalah jampi-jampi atau mantera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau menghilangkan gangguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan lain sebagainya, dengan hanya mengguna kan ayat-ayat Al-Qur`an dan atau do`a-do`a yang bersumber dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan atau do`a-do`a yang bisa dipahami maknanya selama tidak mengandung unsur kesyirikan. Semoga GBHI bisa mengerti penjelasan kami ini. Cukup penjelasan Yusuf al-Qaradhawi di klik di sini yang akan meluruskan pemahaman anda yang keliru mengenai definisi ruqyah secara bahasa adalah jampi atau mantra.

Omong-omong soal "ikhtiar", tulisan GBHI telah menjelaskan bahwa A’isyah r.a berkata : Biasa Nabi SAW jika menjenguk orang sakit atau didatangi orang sakit mendo’akan : Hilangkan bahaya, ya Tuhannya manusia, sembuhkanlah, hanya engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali daripadamu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit (Bukhari, Muslim). Sebagai GBHI tentu memiliki tenaga dalam yang super tinggi (seperti Sun Go Kong dalam cerita Dragon Bal yang berevolusi menjadi super saiya 3) maka tentunya dalam mengobati orang sakit juga menggunakan ikhtiar sarana tenaga dalam (dengan konsentrasi lalu mengeraskan perut atau dada, membayangkan jurus tertentu lalu mulai mengalirkan tenaga dalam untuk menghancurkan penyakit).

Sesungguhnya cara pengobatan tersebut amat berbeda dengan cara Rasulullah. Rasulullah ketika menjenguk orang yang sakit dengan cara meruqyahnya seperti hadits diatas lalu biasanya Rasulullah menganjurkan untuk berbekam, minum madu, konsumsi habbatussauda atau obat-obat alami lainnya. Jika memang sarana Tenaga dalam itu benar-benar ada dalilnya maka pasti ada hadits yang menjelaskan Rasulullah mempersiapkan tenaga dalamnya dengan konsentrasi lalu mengeraskan perut atau dada, membayangkan jurus tertentu lalu mulai mengalirkan tenaga dalam untuk menghancurkan penyakit. Pasti juga ada hadits yang menjelaskan Nabi mempersiapkan para shahabatnya latihan jurus-jurus TD sebagai persiapan salah satunya untuk mengobati suatu penyakit. Nyatanya tidak ada tuh???? Maka mengobati sakit dengan sarana TD adalah bid'ah yang tidak ada tuntunannya.

B. Sang GBHI mengatakan : " Apabila kita bercermin pada hal tersebut, maka sudah jelas bahwa Rasulullah SAW melarang kita melakukan Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah karena itu adalah perbuatan syirik. Pelaksanaan dari Ruqyah itu sendiri adalah dengan menjampi jampi seseorang yang sakit baik itu penyakit psikis maupun penyakit fisik. Jampi dan mantera mantera tersebut menggunakan ayat ayat Al qur’an atau menggunakan bahasa arab. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada Zaman Jahilyah banyak sekali orang mempelajari sihir dan mempraktekkannya, caranya adalah dengan menggunakan berbagai macam bacaan bacaan atau jampi jampi yang disesuaikan dengan suku bangsa itu sendiri misalnya orang sunda akan menggunakan bahasa sunda kuno untuk mantera sihirnya, orang arab akan menggunakan bahasa arab ketika menjampi jampi kan sihirnya. Untuk mengubah pola semacam begitu, Rasulullah SAW tidak melakukannya secara frontal atau langsung, tetapi dengan cara yang halus dan perlahan lahan untuk menghindari perpecahan pada umat islam".

Sanggahan kami :
Pernyataan anda yang menjelaskan : " Apabila kita bercermin pada hal tersebut, maka sudah jelas bahwa Rasulullah SAW melarang kita melakukan Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah karena itu adalah perbuatan syirik. Pelaksanaan dari Ruqyah itu sendiri adalah dengan menjampi jampi seseorang yang sakit baik itu penyakit psikis maupun penyakit fisik." Menunjukkan anda sangat jauh dari penjelasan jumhur ulama. Bos, anda harus membuka kitab-kitab para ulama (sebagai perwaris ilmu nabi) yang ahli hadits. Jangan menggunakan akal atau pendapat atau sangkaan sendiri yang tidak ada sandaran dalil yang kuat, penjelasan anda yang mengatakan ruqyah itu syirik jangan asal tabrak sana sini, anda harus bisa membedakan ruqyah yang syar'i dan ruqyah yang syirik.

Syekh Ibnu hajar al-‘Asqalani berkata, “Para ulama’ telah sepakat (ijima’) bahwa ruqyah dibolehkan apabila memenuhi tiga kriteria”. (Fathul Bari : 10/206).
1.Bacaanya Terdiri Kalam Allah (al-Qur’an) atau Dengan Asma’ dan Sifat-Nya atau Hadits Rasul.

Dari kriteria diatas maka jika ada yang mengobati orang sakit menggunakan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun menambahi metodenya dengan cara-cara yang bid’ah dan penuh kesyirikan seperti menggunakan jurus-jurus pernapasan tenaga dalam, menggetar-getarkan tangannya seolah-olah mengalirkan sesuatu kekuatan, memakai ilmu-ilmu metafisik, atau pun selain menggunakan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia juga menggunakan mantra-mantra aji kesaktian (Aji Kulhu Geni, Aji Kulhu Sungsang, dst) sudah merupakan bentuk kesyirikan sebab sudah sangat melanceng dari apa-apa yang telah dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2.Bacaannya Terdiri Dari Bahasa Arab atau bahasa yang bisa dipahami

GBHI mengatakan : Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada Zaman Jahilyah banyak sekali orang mempelajari sihir dan mempraktekkannya, caranya adalah dengan menggunakan berbagai macam bacaan bacaan atau jampi jampi yang disesuaikan dengan suku bangsa itu sendiri misalnya orang sunda akan menggunakan bahasa sunda kuno untuk mantera sihirnya, orang arab akan menggunakan bahasa arab ketika menjampi jampi kan sihirnya. Untuk mengubah pola semacam begitu, Rasulullah SAW tidak melakukannya secara frontal atau langsung, tetapi dengan cara yang halus dan perlahan lahan untuk menghindari perpecahan pada umat islam".

Bos, berkacalah dengan hadits ini : Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak ada unsur syirik" (HR.Muslim) hadits ini mencaritakan ada seseorang yang biasa menjampi dengan jampian menggunakan bahasa setempat (bahasa arab) yang berkonsultasi dengan Nabi mengenai jampiannya, maka Nabi mengatakan "Perlihatkan kepadaku ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak ada unsur syirik". Hadits ini dalil Rasulullah tetap membolehkan jampian asalkan kata-katanya tidak mengandung syirik dan malah menganjurkan bukannya hendak mengubah pola jampian dengan bahasa setempat tetapi beliau mengarahkan jampian tersebut agar tidak syirik. Bisa saya contohkan, kita bisa menjampi dengan kata-kata daerah jawa yang bisa dipahami artinya seperti Ya Gusti Allah kulo nyuwun tulong mari karo sedulurku iki ( ya Allah aku mohon kesembuhan pada saudaraku ini ).

Kata-kata ini tetap diperbolehkan sebab berupa doa, sebagaimana kita juga sering berdoa dengan menggunakan bahasa Indonesia. Adapun yang jampian yang dilarang dalam bahasa jawa contohnya Ya Nyi Roro Kidul kulo nyuwun tulong mari karo sedulurku iki ( ya Nyi Roro Kidul aku mohon kesembuhan pada saudaraku ini ) ini termasuk jampian syirik bos, yang dilarang Nabi, termasuk juga bahasa-bahasa kuno yang kita tidak tahu artinya ini dilarang untuk menjaga agar terhindar dari syirik.

Ibnu Taimiyyah berkata, “Adapun pengobatan orang yang kesurupan dengan ruqyah, maka bacaan yang dibaca itu ada dua macam. Apabila bacaan ruqyah tersebut terdiri dari kalimat yang bisa dipahami maknanya dan dibolehkan oleh agama Islam, maka bacaan seperti itu dibolehkan. Karena telah ditegaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan penggunaan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan. (Lihat HR.Muslim No.2200, red). Tapi bila di dalamnya mengandung kalimat yang diharamkan, seperti ada kesyirikan atau maknanya tidak bisa dipahami atau mengandung kekufuran, maka tidak seorang pun diperkenankan untuk memakainya. Walaupun terkadang dengan kalimat tersebut jin mau keluar dari tubuh orang yang kesurupan. Karena bahaya kekufuran lebih besar adanya daripada manfaat kesembuhan yang diperoleh.” (Majmu’ul Fatawa : 23/277).

GBHI mengatakan : Untuk mengubah pola semacam begitu, Rasulullah SAW tidak melakukannya secara frontal atau langsung, tetapi dengan cara yang halus dan perlahan lahan untuk menghindari perpecahan pada umat islam".

Mengubah apa bos?? mengubah Penggunaan jampian dengan bahasa setempat atau menghilangkan jampian?????? Justru melarang pola penggunaan jampian syar'i dengan bahasa setempat, Islam seolah-olah begitu eksklusifnya yang bisa mengakibatkan perpecahan diantara umat Islam.

3.Hendaklah Diyakini Bahwa Bacaan Ruqyah Tidak Berpengaruh Dengan Sendirinya, Tapi Berpengaruh Karena Kuasa dan Izin Allah

C. GBHI mengatakan :
QS. Al-Falaq : [1] Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, [2] dari kejahatan makhluk-Nya, [3] dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, [4] dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, [5] dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.
QS.An-Naas :Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [1] Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.[2] Raja manusia. [3] Sembahan manusia. [4] dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, [5] yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. [6] dari (golongan) jin dan manusia.
Kita pun bisa menjadi syaitan yang berwujud manusia apabila melakukan kejahatan kejahatan, malah sering terjadi mungkin kejahatan manusia jauh lebih jahat dari iblis. Apabila kita melihat dari ayat ayat tersebut diatas, adalah wajar Rasulullah SAW melarang kita melakukan Ruqyah karena, apa bedanya kita dengan tukang tukang sihir yang melakukan jampi jampi, hanya jampinya dirubah dengan menggunakan ayat ayat Al Qur’an atau dengan bahasa arab. Al Qur’an bukanlah kumpulan mantera mantera, tapi adalah petunjuk bagi kaum yang berpikir.


Sanggahan kami : Dengan Surah Al-Falaq dan An-nas menjadi dalil bagi GBHI untuk mengatakan ruqyah itu syirik. Sekali lagi jangan alergi dengan ruqyah bos lalu mencari dalil untuk mengatakan ruqyah itu syirik.................Jika anda berilmu syar'i dan mengikuti pendapat jumhur ulama maka anda akan bisa membedakan ruqyah syar'i dengan ruqyah syirik. Namun sayang anda sama sekali tidak mengindahkan penjelasan para ulama yang memang mempunyai kredibilitas untuk menafsirkan Al-Qur'an wa Sunnah.

GBHI mengatakan : "apa bedanya kita dengan tukang tukang sihir yang melakukan jampi jampi, hanya jampinya dirubah dengan menggunakan ayat ayat Al Qur’an atau dengan bahasa arab.....".

Kami katakan :Bos bedanya adalah tukang sihir menggunakan jampi-jampi syirik sedangkan ruqyah syar'iyyah menggunakan bacaan dari Al-Qur'an dan Sunnah. Ini sudah dijelaskan panjang lebar oleh para ulama.

GBHI mengatakan : "Al Qur’an bukanlah kumpulan mantera mantera, tapi adalah petunjuk bagi kaum yang berpikir. "

Lalu GBHI juga menjelaskan dengan penjelasan yang sama : Allah SWT di ayat tersebut jelas sekali menyuruh kita untuk berpikir, dan terdapat puluhan ayat lagi yang menyuruh kita berpikir, tidak ada satupun ayat di Al Qur’an menyuruh kita untuk menjampi jampi. Maka oleh sebab itu, marilah, sebagai umat muslim sejati, sebaiknya pandai memilah milih, mana yang haq, dan mana yang bathil , karena perbedaannya sangat tipis sekali."

Kami katakan : Masya Allah! Justru Al-Qur'an adalah kumpulan doa (secara bahasa adalah mantra) dan juga petunjuk bagi kaum yang berfikir!

Jika yang anda maksudkan "Al Qur’an bukanlah kumpulan mantera mantera syirik" maka ini bisa dibenarkan namun sayang anda tidak menjelaskannya.

Al-Qur'an juga merupakan kumpulan doa ada buanyak sekali dalilnya, Bermantra (meruqyah) dengan bacaan Al Qur’an adalah bagian dari mengamalkan Al Qur’an sebagaimana Rasulullah Saw meniup kedua tangannya dengan membaca Al Ikhlash. Al Falaq, dan An Nas disaat beliau sakit menjelang wafatnya, kemudian beliau mengusapkan kedua tangannya ke seluruh tubuhnya. Dari Aisyah ra berkata : “Bahwa Nabi Saw pernah peniup untuk dirinya dalam keadaan sakit menjelang wafatnya dengan bacaan Al Mu’awwidzat, surat Al Ikhlash dan Al Mu’awwidzatain. Maka ketika beliau kritis, akulah yang meniupkan bacaan itu dan aku usapkan kedua tangannya ke tubuhnya karena keberkahan tangannya.” (HR. Bukhari, Muslim).

Para shahabat juga memahami bahwa Al Qur’an adalah mantra (doa), maka ketika Abu Sa’id Al Khudry ra meruqyah pimpinan kaum yang terkena gigitan ular berbisa dengan membacakan Al Fatihah dan mengumpulkan ludahnya kemudian meludahkannya, hadiah sekelompok kambing dan disampaikan kepada Rasulullah Saw beliau menyambut :“Kenapa kamu tahu bahwa ia (al Fatihah) itu mantra (doa) ruqyah ? Kemudian beliau bersabda : “Sungguh kalian benar, buatkan untukku satu bagian bersama kalian !” kemudian Nabi Saw tertawa.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan mengenai ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengobati gangguan kejiwaan bahwa Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datanglah seorang Arab Badui menemui beliau seraya berkata: “Wahai nabi Allah! Sesungguhnya saudaraku sedang sakit. ”Apa sakitnya” balas Beliau. Ia menjawab, ”Ia kerasukan Jin, wahai nabi Allah.” Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi, ”Bawa saudaramu itu kesini!”Maka orang itu pun membawakan saudaranya itu kehadapan baliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah Al-Fatihah, empat ayat pertama dari surah Al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi, dan tiga ayat yang terakhir dari surat Al-Baqarah tersebut. Kemudian ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imram, ayat yang ke-54 dari surah al-A’araf, ayat yang ke-116 dari surah al-Mu’minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh ayat pertama dari surah ash-Shaffat, ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imran, tiga ayat terakhir dari surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu’awwidzatain (surah Al-Aalaq dan An-Nas). ”Ubay ibn ka’ab menambahkan, ”Andaikata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan hal itu kepada kita, niscaya binasalah kita. Maka, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat bagi sekalian alam.

Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi kaum yang berfikir

Al Quranul Karim yang kita imani sebagai kitab petunjuk, maka membacanya, mentadabburinya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya, dan memperjuangkan tegaknya hukum Al Qur’an adalah ia sebagai Asy Syifa’ (obat) dan Ar Rahmah (kasih sayang) dari Allah bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman dalam Surat Al Isra’ ayat 82 :“Dan kami turunkan Al Qur’an yang dia itu sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Dan Allah berfirman dalam surat Fushshilat ayat 44 :“Katakanlah : Dia (Al Qur’an) bagi orang-orang yang beriman sebagai petunjuk dan obat.”

Syekh Asy Syinqithi rahimahullah berkata : obat yang mencakup penyakit-penyakit hati seperti ragu-ragu, kemunafikan, dan yang lainnya, juga obat yang mencakup penyakit-penyakit fisik apabila diruqyahkan kepadanya, sebagaimana kisah seorang yang terserang binatang berbisa kemudian diruqyah dengan Al Fatihah. (Lihat Adhwaul Bayan 3/624).

Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dengan mengutip perkataan Imam Qurthubi, “Termasuk mantra/jampi yang dibolehkan adalah terdiri dari kalam Allah (al-Qur’an) atau asma’-Nya, atau yang do’a yang telah diajarkan Rasulullah.” (Kitab Fathul Bari : 10/196).

Maaf anda mau membantah apa pagi??? Anda Mau membantah ulama sekaliber Syekh Asy Syinqithi rahimahullah atau Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani bahwa Al-Qur'an bukan untuk menjampi melainkan hanya untuk sebagai petunjuk bagi umat manusia???? Para pembaca tentu bisa menilai sekarang siapa yang sesungguhnya keliru????


II. Dicky Berkata :

Sejarah menggambarkan Zaman Keemasan Islam yang sangat luar biasa, sebagaimana terbukti, ilmu pengetahuan banyak sekali dimunculkan dari Dunia Islam, contohnya Al Jabar atau ilmu hitung, Kimia atau chemistry, bahkan kedokteran yang dikembangkan oleh Ibnu Sina, tiga contoh itu membuktikan bahwa seharusnya umat Islam harus lebih pandai berpikir dan menganalisa, bukannya Japa Mantera yang dirubah pakai bahasa Arab. Melihat perkembangan sekarang, adalah wajar umat Islam semakin mundur, karena dengan semakin berkembangnya Ruqyah, masyarakat Islam akan semakin jauh dari berpikir, bahkan sering sekali Ruqyah dijadikan pembenaran untuk kesalahan yang dilakukan,.

Kami Membantah :

Ada banyak sekali orang-orang yang merasa ilmu pengetauannya sudah tinggi lalu menolak dengan sunnah rasulullah. Mereka-mereka inilah yang dinamakan para Inkar sunnah, dengan kesombongannya merasa ilmunya tinggi tidak lagi perlu menggunakan ruqyah sebagai salah satu sarana untuk mencapai kesembuhan, mereka beranggapan hanya ilmu dan teknologi yang bisa mengatasi segala masalah hingga mereka lupa berdoa kepada Allah. Padahal kebolehan menggunakan ruqyah ini sudah ada dasarnya berasal tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu sunnah qauliyah (sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), sunnah fi'liyah (perbuatan beliau), dan sunnah taqririyah (pengakuan atau pembenaran beliau terhadap jampi-jampi yang dilakukan orang lain).

Ibnu Qayyim Al jauziah dalam kitab At Tibbun Nabawi menyebutkan, bahwa pengobatan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap suatu penyakit ada tiga macam. Yaitu : dengan pengobatan alami (dengan perkembangan ilmu kedokteran atau tenologi mutakhir), pengobatan Ilahi (ruqyah) dan dengan gabungan dari keduanya.

Jadi ruqyah dan iktiar lahiriah berupa IPTEK tidak bisa dipisahkan bagi orang-orang mu'min, jika ada yang menolak ruqyah maka sesungguhnya telah ada kesombongan mereka terhadap khasiat ayat-ayat Allah untuk mengatasi berbagai permasalahan dan mereka sesungguhnya para kaum munafikin yang harus kita jauhi.

III. Dicky berkata Lagi :
contohnya :
1. Ada seorang suami yang melakukan penyelewengan, tapi sudah bosan dengan simpanannya, dan kebetulan anak istrinya sudah membongkar penyelewengannya itu, untuk menghindari perceraian dengan istri tuanya sang suami bilang saja dia melakukan itu tanpa disadari atau seperti tidak bisa mengontrol diri, otomatis kecurigaan akan mengarah kepada sihir dalam bentuk guna guna pengasihan, dibawalah sang suami pada seorang pe Ruqyah, ketika di Ruqyah sang suami pura pura ngamuk seolah olah di tubuhnya ada Jin, toh pe Ruqyah tidak bisa membedakan, setelah pura pura sembuh karena tadinya tidak apa apa juga, akhirnya selamatlah perkawinannya karena sang istri memaklumi bahwa suaminya kena pellet, juga anak anaknya memaklumi, dan sang simpanan bisa di depak jauh jauh.
Sanggahan kami :

Kami akan balik perkataan anda : Contoh kasus bisa juga terjadi pada orang yang berobat dengan media tenaga dalam, contohnya : " Ada seorang suami yang melakukan penyelewengan, tapi sudah bosan dengan simpanannya, dan kebetulan anak istrinya sudah membongkar penyelewengannya itu, untuk menghindari perceraian dengan istri tuanya sang suami bilang saja dia melakukan itu tanpa disadari atau seperti tidak bisa mengontrol diri, otomatis kecurigaan akan mengarah kepada sihir dalam bentuk guna guna pengasihan, dibawalah sang suami pada kang dicky yang ahli tenaga dalam, ketika di teransfer energi tenaga dalam sang suami pura pura ngamuk seolah olah di tubuhnya ada Jin, toh Kang Dicky tidak bisa membedakan, setelah pura pura sembuh karena tadinya tidak apa apa juga, akhirnya selamatlah perkawinannya karena sang istri memaklumi bahwa suaminya kena pellet, juga anak anaknya memaklumi, dan sang simpanan bisa di depak jauh jauh. "

IV. GBHI berkata :
2. Ada seorang anak muda karena cintanya ditolak akhirnya dia jadi stress, dan menderita schizophrenia. Penderita gangguan kejiwaan ini akan merasa seperti ada yang membisiki, dan datanglah pada seorang yang katanya pe Ruqyah. Mendengar keluhan tersebut sang pe Ruqyah karena tidak bisa membedakan penyakit dari Jin atau gangguan kejiwaan, langsung muncul vonis bahwa itu diganggu Jin, maka di Ruqyahlah anak muda itu. Berhubung orang yang mengalami gangguan jiwa seperti ini mudah sekali tersugesti, menggelepar geleparlah dia sampai lama, dan terdiam setelah kelelahan. Karena sugesti tersebut, anak muda itu merasa ringan untuk sementara. Tapi keesokan harinya, begitu lagi dan begitu lagi, akhirnya dibawalah ke RS Jiwa, di terapi selama dua bulan, Alhamdulillah atas Izin Allah SWT anak muda tersebut sembuh.

Kami akan balik perkataan anda : " Ada seorang anak muda karena cintanya ditolak akhirnya dia jadi stress, dan menderita schizophrenia. Penderita gangguan kejiwaan ini akan merasa seperti ada yang membisiki, dan datanglah pada seorang yang katanya ahli pengobatan tenaga dalam. Mendengar keluhan tersebut sang master tenaga dalam karena tidak bisa membedakan penyakit dari Jin atau gangguan kejiwaan, langsung muncul vonis bahwa itu diganggu Jin, maka di transferlah dengan kekuatan tenaga dalamlah anak muda itu. Berhubung orang yang mengalami gangguan jiwa seperti ini mudah sekali tersugesti, menggelepar geleparlah dia sampai lama, dan terdiam setelah kelelahan. Karena sugesti tersebut, anak muda itu merasa ringan untuk sementara. Tapi keesokan harinya, begitu lagi dan begitu lagi, akhirnya dibawalah ke RS Jiwa, di terapi selama dua bulan, Alhamdulillah atas Izin Allah SWT anak muda tersebut sembuh."

V. GBHI berkata :
3. Ada seorang penderita psikosomatis yang selalu merasa tidak enak badan akibat stress, selalu mengeluh ini dan itu, setelah di check laboratorium semuanya normal, karena memang normal, rasa sakit itu muncul dari stress itu sendiri, jadinya segala kerasa. Dia jadi curiga itu karena guna guna karena dia tidak suka ketika dokter bilang bahwa sakitnya itu karena psikis atau stress , itu menunjukan bahwa dia lemah dan itu tidak disukainya . Ketika datang pada pe Ruqyah langsung di vonis terkena sihir berupa guna guna katanya, nah inilah jawaban yang dikehendakinya. Akhirnya di Ruqyah lah dia, tapi setelah puluhan kali di jampi jampi pakai bahasa arab tak kunjung sembuh, karena memang tidak ada guna guna, tapi sang pe Ruqyah bilang Jin nya sangat kuat sekali dan dia kesulitan mengeluarkannya, dan itu memang jawaban paling aman untuk menutupi ketidakmampuan. Kembalilah dia pada seorang psikiater, setelah diberi obat, seminggu kemudian badannya membaik, atas Izin Allah SWT.

Kami akan balik perkataan anda : " Ada seorang penderita psikosomatis yang selalu merasa tidak enak badan akibat stress, selalu mengeluh ini dan itu, setelah di check laboratorium semuanya normal, karena memang normal, rasa sakit itu muncul dari stress itu sendiri, jadinya segala kerasa. Dia jadi curiga itu karena guna guna karena dia tidak suka ketika dokter bilang bahwa sakitnya itu karena psikis atau stress , itu menunjukan bahwa dia lemah dan itu tidak disukainya . Ketika datang pada kang Dicky yang ahli pengobatan tenaga dalam langsung di vonis terkena sihir berupa guna guna katanya, nah inilah jawaban yang dikehendakinya. Akhirnya di obatilah lah dia dengan tenaga dalam, tapi setelah puluhan kali di terapi dengan energi tenaga dalam tak kunjung sembuh, karena memang tidak ada guna guna, tapi sang master tenaga dalam bilang Jin nya sangat kuat sekali dan dia kesulitan mengeluarkannya, dan itu memang jawaban paling aman untuk menutupi ketidakmampuan. Kembalilah dia pada seorang psikiater, setelah diberi obat, seminggu kemudian badannya membaik, atas Izin Allah SWT.

VI. GBHI berkata :
Inilah tiga contoh dimana sebetulnya Ruqyah itu sama sekali tidak efektif, hanya memainkan sugesti dan sugesti, juga membuat kita semakin jauh dari berpikir. Janganlah kita menilai sesuatu berdasarkan angan angan, sebagaimana Firman Allah dalam QS. An Nisa 120 – 123 :[120] Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. [121] Mereka itu tempatnya Jahanam dan mereka tidak memperoleh tempat lari daripadanya. [122] Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? [123] (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Ayat di atas menjelaskan bahwa kita harus selalu berpikir objektif dan tidak berangan angan kosong. Apapun yang datang dari Allah SWT, harus kita kaji secara mendalam agar kita menjadi umat Islam yang cerdas, kuat secara iman, dan berpikiran maju.

KAMI MENANGGAPI :
KAMI BALIK PERKATAAN ANDA
: Inilah tiga contoh dimana sebetulnya Terapi tenaga dalam itu sama sekali tidak efektif, hanya memainkan sugesti dan sugesti, juga membuat kita semakin jauh dari berpikir. Janganlah kita menilai sesuatu berdasarkan angan angan, sebagaimana Firman Allah dalam QS. An Nisa 120 – 123 :[120] Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. [121] Mereka itu tempatnya Jahanam dan mereka tidak memperoleh tempat lari daripadanya. [122] Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? [123] (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Ayat di atas menjelaskan bahwa kita harus selalu berpikir objektif dan tidak berangan angan kosong. Apapun yang datang dari Allah SWT, harus kita kaji secara mendalam agar kita menjadi umat Islam yang cerdas, kuat secara iman, dan berpikiran maju. Emm..... jangan marah sebab contoh kasus itu bisa terjadi pada siapa saja yang bernama manusia. affraid affraid affraid lol! lol! lol!

Sesungguhnya seorang Peruqyah yang berpengalaman tidak hanya memakai metode Ruqyah saya untuk menyembuhkan pasiennya, tetapi juga memakai sarana pengobatan alami lain. Juga seorang yang baru belajar Terapi Ahtibun nabawiyah (termasuk di dalamnya ruqyah) sebelumnya harus di training dulu agar bisa memberikan kounseling lalu prikoterapi apakah pasien ini sakit medis, menderita psikosomatis atau karena jin.


GBHI berkata :

Jin Tidak Bisa Di Ruqyah
Di dalam Al Qur’an Al jin ayat 1 dan 2, Allah SWT berfirman :[1] katakanlah (hai Muhammad) “telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur’an) lalu mereka berkata: “sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan,[2] (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami berimam, kepadanya dan kami sekali-kali tidak akan menpersekutukan seorang pun denganTuhan kami, apabila kita melihat ayat diatas, seharusnya kita mengerti bahwa jin mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an dan mereka mengaguminnya lalu sebagian dari mereka beriman. Adalah hal yang sangat aneh apabila jin dibacakan ayat Al Qur’an malah jadi kepanasan, sedangkan ayat diatas menyatakan bahwa ketika jin mendengarkan ayat–ayat Al Qur’an tidak ada pengaruh ajaib seperti kepanasan atau mengelepar–gelepar, dan kita tahu pula Rasulullah SAW langsung membacakannya. Rasulullah SAW sendiri ketika membacakan Al Qur’an tidak membuat jin kepanasan, malahan banyak yang tadinya kafir takjud menjadi jin yang berimam kepada Allah SWT. Jadi sebetulnya aneh sekali kalau pe-Ruqyah dapat membuat jin kepanasan dengan ayat–ayat Al Qur’an, Rasulullah SAW tidak begitu. Bagi yang mampu berpikir, berpikirlah.

BANTAHAN KAMI : GBHI menyatakan : Rasulullah SAW sendiri ketika membacakan Al Qur’an tidak membuat jin kepanasan, malahan banyak yang tadinya kafir takjud menjadi jin yang berimam kepada Allah SWT. Jadi sebetulnya aneh sekali kalau pe-Ruqyah dapat membuat jin kepanasan dengan ayat–ayat Al Qur’an, Rasulullah SAW tidak begitu. Bagi yang mampu berpikir, berpikirlah.Dari kata-kata ini jelaskah sudah bahwa GBHI kami khawatirkan sangat jauh dari al-Qur'an dan As-sunnah dan tidak mau rujuk pada penjelasan dan pengalaman para ulama.

Ada banyak contoh bukti nyata berbagai pengalaman dan kisah para Ulama yang akan membantah keyakinan GBHI bahwa jin tidak bisa diruqyah dan ruqyah ga ada kekuatan untuk mengusir jin. Jika GBHI masih tidak mau rujuk setelah membaca sendiri berbagai penjelasan dan pengalaman para ulama di bawah ini, maka para pembaca sekalian bisa menilai siapa sesungguhnya GBHI yang (semoga tidak) inkar sunnah

Pertama, Syaikh Wahid Abdul Salam Baali menjelaskan reaksi keras pembacaan ruqyah pada orang yang semula sadar menjadi tidak sadar (kesurupan) sebagai akibat jin yang berada dalam tubuhnya menampakkan eksistensinya karena fadhilah bacaan ruqyah syar’iyyah. Beliau menjelaskan : “ Setelah membaca ayat-ayat ruqyah di telinganya dengan suara yang kuat, maka akan terjadilah satu dari tiga hal berikut ini. (Lihat buku yang berjudul “Membentengi Diri Melawan Ilmu Hitam” Penerbit Lintas Pustaka Publisher. Halaman 77-81)
1. Korban sihir itu akan meraung-raung dan jin yang merasukinya akan berbicara dengan perantaraan si korban…..
2. Sekiranya korban sihir merasakan penderitaan ketika dibaca seperti kepalanya amat pening atau dadanya sesak, tetapi tidak menjerit, maka ulangi membaca ayat tadi sebanyak 3 kali…..
3. Jika korban sihir tidak merasakan penderitaan ketika dibacakan ayat-ayat tadi, maka ajukanlah pertanyaan kepadanya sekiranya terdapat tanda-tanda penderitaan sekali lagi…….”
Syaikh Wahid menjelaskan : “ Bacakan ayat-ayat seperti biasanya, jika dia menjerit, teruslah membacakan ayat-ayat itu. Jeritan itu pertanda telah terjadi respon dari jin yang merasuki tubuh wanita” (Lihat buku yang berjudul “Membentengi Diri Melawan Ilmu Hitam” Penerbit Lintas Pustaka Publisher. Halaman 126,)Syaikh Wahid Abdul Salam Baali juga menjelaskan bahwa “Jampi-jampi (ruqyah) ini berpengaruh pada jin sehingga akan mengusir dan menjauhkannya atau menarik dan menghadirkannya. Mengusir dan menjauhkan, yakni mengusir jin dari jasad sebelum dia berbicara (melalui perantara orang yang dimasukinya) sehingga Allah telah menghindarkan anda dari kejahatannya. Menarik dan menghadirkan, yakni mengguncang jin dalam jasad (penderita) dan memaksanya untuk berbicara dengan anda” (Lihat buku yang berjudul “Dialog dengan Jin Muslim” yang diterjemahkan oleh Abu Maulana Hakim Al-Ghifari) halaman 81-82)Pada berbagai contoh kasus pengobatan yang dilakukan Syaikh Wahid yang telah ditulis dalam bukunya bisa kita lihat bahwa ketika para pasien mendatangi syaikh Wahid dalam keadaan sadar dan terlihat sehat secara fisik. Namun ketika dibacakan baru mereka menjadi tidak sadar seperti menjerit, menangis, berguling-guling sebab jin yang menguasai tubuh pasien (baik sudah disadari atau tidak disadari) terbakar dengan ayat-ayat Ruqyah.

Kedua, Syaikh Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin, mengatakan: “ Setelah dibacakan ayat-ayat ruqyah ini, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi: (Lihat buku yang berjudul “Pengobatan Syar’iyah dari gangguan Jin, Sihir dan Penyakit Jiwa” Penerbit Pustaka Progressif. Halaman 82)
1. Penderita akan tersungkur (akibat bacaan ruqyah) dan jin yang merasuk ke dalam tubuhnya akan berbicara.
2. Penderita tidak tersungkur, namun terlihat gejala-gejala kerasukan jin.
3. Tidak terjadi sesuatu padanya dan keadaan ini bisa jadi penyakit yang diderita adalah penyakit boasa atau penyakit kejiwaan”.

Ketiga, Syaikh Ali Murtadha As-Sayyid menjelaskan, untuk mengetahui apakah ada jin dalam tubuh seseorang (walau zahirnya dia terlihat sadar) adalah dengan cara meruqyahnya. (Lihat buku yang berjudul “Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jin” Penerbit Gema Insani. Halaman 140.)Berikut ini penjelasan Syaikh Ali Murtadha As-Sayyid :”.....Kita akan mulai jawaban tersebut dengan memahami tanda-tanda kesurupan dan kedatangan jin kepada orang yang menderita (setelah diruqyah).
1. Bergetar pada pengujung tubuh.
2. Tanda perubahan pada muka, berbalik mata dan mulut.
3. Kadang-kadang jin berbicara melalui lisan orang yang kesurupan dengan dialek atau bahasa yang berbeda-beda.
4. Kadang-kadang muncul kekuatan yang luar biasa yang berbeda dengan ondisi biasa.
5. Kadang-kadang hanya dengan mengeluarkan air mata atau meletakkan jari-jarinya pada telinga agar tidak mendengarkan Al-Qur’an
6. Kadang-kadang berteriak dengan keras, menyepak dengan kedua tangan dan kakinya. Hal semacam ini tidak perlu ditakuti karena aksi jin dalam badan itu terbatas dengan kekuatan yang ada pada manusia.”

Keempat, Syaikh Ibrahim Abdul Alim, menceritakan contoh nyata kasus orang yang semula terlihat sadar secara fisik namun setelah diruqyah terjadi reaksi keras. (Lihat buku yang berjudul “Rujukan Lengkap Masalah Jin dan Sihir” Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Halaman 155)Berikut ini Syaikh Ibrahin menceritakan kisahnya : “ Ada seorang gadis yang tiap kali dilamar oleh seorang pemuda, maka dia terkena berbagai penyakit dan menolak pinangan tersebut tanpa sebab yang jelas. Ketika peminang tersebut telah pergi maka perempuan itu pun sehat kembali. Dan ketika keluarganya bertanya kepadanya sebab penolakannya, ia berkata “aku tidak tahu, seolah-olah ada yang mendorongku melakukan hal itu”. Setelah hal ini terjadi berulang-ulang keluarganya curiga akan keadaan ini, lalu mengirimnya padaku. Setelah memeriksa keadaannya jelaslah bagiku ia telah terkena sihir penunda pernikahan. Lalau saya dudukkan dia, dan aku mengucapkan seruan (doa-doa ruqyah) pada telinganya. Beberapa saat kemudian aku temukan badannya bergetar dan sebelum selesai seruan tersebut, jin yang ada didalam tubuhnya berbicara dengan menggunakan lisan wanita tersebut.........”[/justify]

Kelima, Syaikh Khil bin Ibrahim Amin dan Syaikh Jamal al-Shawali, menjelaskan persiapan sebelum diruqyah untuk orang yang dicurigai memiliki gangguan jin dalam dirinya. Mereka telah mendiagnosa pasien sebelum ruqyah dilaksanakan. Lalu menjelaskan juga tekhnik menghadapi jin yang muncul pada saat dibacakan ayat-ayat ruqyah. (Lihat buku yang berjudul “Sihir dan Pengobatannya” Penerbit Karya Agung Surabaya. Pada halaman 33-35)

Berikut ini penjelasan dari Syaikh Khil bin Ibrahim Amin dan Syaikh Jamal al-Shawali : “Setelah memperoleh jawaban ( Peruqyah sudah mengetahui keluhan pasien yang akan diruqyah), tabib melakukan terapi dengan membacakan ruqyah kepada pasien. Bacaan-bacaan ruqyah yang dibaca adalah sebagai berikut :
1. Membaca surah al-Fatihah.
2. Membaca ayat Kursi
3. Membaca surah al-A’raf dalam ayat 117-122
4. Membaca surah Yunus ayat 81-82
5. Membaca surah Thaha ayat 69
6. Membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas

Setelah membaca ruqyah, tabib meniupkan bacaan itu kepada pasien (yang diruqyah) dan berbicara (setelah terjadi reaksi keras yang menunjukkan jin sudah menampakkan eksistensinya dengan menggunakan tubuh pasien) kepada jin yang menjadi pelayan sihir, lalu bertanya kepadanya tentang siapa namanya, kepercayaannya apa, dan tempat sihirnya dimana. Setelah itu ia diberi tahu bahwa sihir adalah perbuatan zalim dan penyihir adalah kafir dan tidak boleh bergaul dengannya.”

Keenam, Syaikh Muhammad ash-Shaayim mengatakan : “Ketika ayat-ayat al-Qur’an dibacakan, terutama pada permulaannya, biasanya wajah si penderita akan memerah, tubuhnya akan berontak bergerak kesana kemari dan matanya melotot tertuju pada penyembuh......”(Untuk lebih jelas silahkan baca buku “Wawancara dengan Setan” Penerbit Pustaka Hidayah halaman 43 )

Syaikh Muhammad ash-Shaayim juga menceritakan bahwa beliau diundang oleh seorang laki-laki yang merasakan keanehan pada rumahnya sebab keluarganya yang tinggal dirumah sering merasa sumpek dan sering mencium bau-bauan yang tidak sedap. Maka Syaikh Muhammad ash-Shaayim mulai menanyai seluruh anggota keluarga laki-laki tersebut. Ketika Syaikh Muhammad ash-Shaayim mulai mengadakan wawancara terhadap istri laki-laki tersebut yang semula tampak sehat dan sadar tiba-tiba menunjukkan reaksi adanya jin dalam tubuh wanita tersebut. Berikut kisah yang diceritakan Syaikh Muhammad ash-Shaayim: “ Istri pemilik rumah itu aku dudukkan disebelah kananku. Ketika aku menatapnya untuk menanyai beberapa pertanyaan khusus tentang keadaan yang dirasakannya karena sihir, wajahnya langsung memucat dan gemetar hingga keringatnya bercucuran. Ketika itulah aku membacakan ayat-ayat pengusir setan. Kemudian aku mendengar suara jin yang berbicara “aku akan keluar....aku akan keluar....lepaskan aku....aku akan keluar...” (Untuk lebih jelas silahkan baca buku “Wawancara dengan Setan” Penerbit Pustaka Hidayah, hal. 111)

Ketujuh,
Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc, telah menceritakan pengalamannya bahwa dia merasakan ada keanehan dalam dirinya, dia ketika hendak tidur merasakan ada yang menindih dan menyikut tubuhnya, lalu ia sering merasakan sakit pada tubuhnya (Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc hanya merasakan sakit namun sama sekali tidak ada reaksi ketidaksadaran seperti kerasukan jin) namun setelah beliau mendatangi seorang Ustadz di asrama mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di bilangan Bukit Duri Tanjakan Jakarta Selatan untuk diruqyah, ternyata yang menyakiti tubuhnya dan yang selalu mengganggu tidurnya adalah akibat dari sihir. Sebab sewaktu diruqyah ada reaksi keras dari jin sihir yang ada dalam tubuhnya. Alhamdulillah setalah diruqyah, Ustadz Yuyu Wahyudin Kusnadi, Lc terlepas dari penyakitnya selama ini. (Untuk mengetahui lebih jelas kisahnya, anda bisa memiliki buku karangannya yang berjudul“ Rahasia Keagungan Ruqyah Syar’iyyah” Penerbit Alsina Press. Halaman 122-129.)

Kedelapan, Ustadz M.H.M Hasan Ismail, menjelaskan efek yang terjadi dalam ruqyah, baik ruqyah secara massal atau ruqyah individu yang dijelaskan sebagai berikut :
1. gerakan fisik, gerakan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat
2. Gerakan-gerkan jurus bela diri dsb
3. Suara atau ucapan, teriakan, menangis, kesakitan, marah dsb
4. Batuk-batuk keras (seperti ada yang hendak dikeluarkan)
5. Bersendawa terus-menerus, bersin-bersin

Ustadz M.H.M Hasan Ismail lalu menjelaskan: ”Lakukan ruqyah secara intensif secara individu, ajaklah jin untuk berbicara, dida’wahi, diajak bertaubat, lantas diperintahkan untuk keluar”.(Lihat bukunya “ Ruqyah dalam Shahih Bukhari” Penerbit Aulia Press. Halaman 105)

Kesembilan, Ustadz Yusuf Abdussalam, mengatakan : “Apabila penderita memang digangggu jin maka Insya Allah cepat atau lambat akan terlihat reaksi dari tubuhnya. Bisa berupa gerakan-gerakan tak terkontrol, atau yang paling keil adalah gemetar. Teruskan bacaan sampai ia berteriak atau mengeluh kesakitan. Tak perlu ragu bahwa yang kesakitan itu bukanlah penderita meski seolah-olah penderita yang kesakitan atau kepanasan. Jin akan merasa panas bila mendengar ayat-ayat al-Qur’an. Dia akan meminta-minta untuk dihentikan atau berbuat agar kita kasihan kepada penderita.” (Lihat buku yang berjudul “Ruqyah Syar’iyyah” Penerbit Media Insani. Halaman 120)

Kesepuluh, Ustadzah Ummu Maryam menjelaskan reaksi dalam terapi ruqyah yang dapat terjadi pada seseorang yang dicurigai disihir atau memiliki jin dalam dirinya (walau sebelunya belum pernah kesurupan) :
Reaksi (kerasukan) yang terjadi setelah dibacakan ayat-ayat suci al-Qur’an pada seseorang yang memiliki jin dalam dirinya adalah :
1. Gelisah, hal ini biasanya tampak ketika membaca atau mendengarkan ayat-ayat ruqyah.
2. Bertambahnya rasa pusing dan sempit pada dadanya saat dibacakan ruqyah syar’i.
Gemetar pada ujung-ujung jari si sakit dan debatan hebat di jantungnya disertai ketakutan yang sangat pada beberapa keadaan disela-sela pembacaan ruqyah.(Lihat buku yang berjudul “ Panduan Praktis Terapi Penyembuhan Syar’i”. Penerbit Pustaka At-Tibyan. Hal 51.)

Wahai GBHI jika memang menurut anda ruqyah tidak bisa mengusir jin maka apalagi yang bisa melindungi kita dari godaan syaitan? jika bacaan ta'awudz, ayat kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-nas juga bacaan al-Qur'an lainnya tidak bisa mengusir jin maka ikhtiar apa lagi yang bisa kita lakukan???? Dengan menggunakan tenaga dalam???? Ada banyak klaim dengan latihan tenaga dalam bisa terbentuk medan energi aura dari tubuh hingga setan tidak bisa mendekat, ada banyak klaim dengan kekuatan tenaga dalam bisa menghancurkan jin (dengan ilmu kulmi andalan Hikmatul Iman contohnya) hingga tidak perlu melakukan ruqyah lagi...... Na'udzubillahi mindzalik...... Ya Akhi ya Ikhwan taqwallah...... bertaqwalah pada Allah, Rasulullah masih meruqyah dirinya sendiri ketika berhadapan dengan jin dan tidak ada dalil nabi memakai aura tenaga dalam untuk mengalahkan syetan?? Bahkan para shahabat tidak luput dari godaan syaithan, yang mereka lakukan bukan membuat medan energi tenaga dalam melainkan menggunakan ruqyah syar'iyyah sebagai benteng perlindungan. Penjelasan tentang kesesatan tenaga dalam bisa dilihat di http://ruqyah-online.blogspot.com/2007/12/kesesatan-tenaga-dalam_27.html

FATWA ULAMA

HUKUM ORANG YANG TIDAK PERCAYA BAHWA AL-QUR’AN MENGANDUNG PENAWAR


Oleh
Syaikh Abdullah bin Abdurahman Al-Jibrin


Pertanyaan
Syaikh Abdullah bin Abdurahman Al-Jibrin ditanya : Bagaimana hukum orang yang tidak percaya bahwa Al-Qur’an mengandung penawar bagi manusia dan menganggap yang demikian termasuk khurafat, dan sesungguhnya pengobatan itu harus merupakan perkara-perkara yang berkaitan materi, maksudnya lewat jalur dokter-dokter saja ?

Jawaban

Ini adalah keyakinan batil, bertabrakan dengan nash-nash Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya : Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Al-Isra : 82]

Dan firmanNya.
Artinya : Katakanlah, ˜Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” [Fushshilat : 44]

Dan seperti ruqyah seorang sahabat untuk orang yang digigit (binatang berbisa) dengan ummul Qur’an (Al-Fatihah), lalu ia bangkit terus berjalan dan tidak ada lagi padanya qalbah ( Qalbah : rasa sakit yang mengakibatkan berbolak balik diatas kasur. Dikatakan : asalnya dari qulab, dibaca dengan dhammah qaf, yaitu penyakit yang menimpa unta, lalu bertahan di jantungnya hingga mati pad hari itu. Hingga di sini dari Al-Fath 10/221. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Bukhari, kitab Ath-Thibb 5749 dan Muslim kitab As-Salam 2201) dan banyak contoh selain demikian. Berdasarkan pengalaman, sesungguhnya ada beberapa penyakit yang sangat sukar bagi pakar kedokteran yang mengobati dengan beberapa cara berdasarkan berupa jarum, pil dan operasi. Kemudian ditangani oleh ahli ruqyah yang baik serta ikhlas, maka ia bisa sembuh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Banyak para dokter yang mengingkari sentuhan jin dan merasukinya terhadap manusia, mengingkari tindakan sihir dan impikasinya terhadap yang kena sihir, pengingkaran terhadap penyakit ‘ain, karena tidak jelas penyebab penyakit-penyakit ini, dokter tidak bisa mengungkapnya dengan sam’ah (alat pendengaran)nya, atau mikroskop, atau sinaran. Lalu ia memutuskan bahwa manusia itu sehat jasmani padahal ia menyaksikannya jatuh dan pingsan, ditambah lagi perasaan pasien dengan berbagai rasa sakit yang tidak nampak, menggelisahkannya, merobohkan pembaringannya, dan membuatnya tidak bisa tidur nyenyak serta badan tidak bisa istirahat.

Kemudian apabila ditangani dengan ruqyah syar’iyah, niscaya hilanglah rasa sakit dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi para qurra (ahli ruqyah) berbeda-beda pengetahuannya tentang doa-doa, wirid-wirid, serta ayat-ayat yang dibaca dalam ruqyah. Seperti ini pula kemurnian I’tiqad raqi, keikhlasannya, kebersihan niatnya, dan jauhnya dari perkara-perkara syubhat. Demikian pula kondisi orang yang diruqyah harus memiliki tauhid, amal shalih, agama yang lurus, terhindar dari perbuatan maksiat dan yang diharamkan, sesungguhnya semua itu memberikan pengaruh dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

[Fatawa Syaikh Abdullah Al-Jibrin yang beliau ditanda tangani]

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerbit Darul Haq]

_________

Kami menyadari akan banyak sekali yang akan menanggapi postingan artikel ini, jika kita bisa bersikap ilmiah marilah kita berdiskusi atau juga membuat bantahan dengan ilmiah pula tanpa didasari emosi melainkan dengan ilmu dan akal yang jernih...

Semoga Allah memberikan Hidayahnya bagi kita semua......Amin.....

Wassalam

Abu Muhammad Rafly


ARTIKEL LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIKMATUL IMAN BISA DILIHAT DISINI

Ingin mendownload seorang ustadz menda'wahi jin bandel/ngeyel yang menjadi khodam tenaga dalam? klik disini

1 comment:

  1. tai luh ...jenggot aja lu panjangin kayak kambing.....jidat aja di gosok2 biar item....hati lu banyak item nya

    ReplyDelete

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...