7/17/2008

Mukjizat atas nama ' Yesus '



Seorang pembaca SABILI dari Tanjung Priok, Jakarta Utara melayangkan surat kepada Tim FAKTA. Pembaca yang menamakan dirinya Panggabe itu suratnya sangat menarik untuk disimak. Demikian kutipan surat tersebut, "Saya pemah mendengar dari seorang Kristen bahwa di dalam Nama Yesus tiada perkara yang mustahil. Saya waktu itu tak mengambil hati atas pertanyaan ini. Tetapi akhir-akhir ini saya diajak oleh seorang teman Kristen ke ternpat pembabtisan orang-orang Kristen. Tetapi, apa yang saya lihat tiada saya duga. Sungguh saya terkejut, sewaktu dikasih tangan pendeta kepada orang-orang itu, banyak yang berjatuhan, teriak2 (mirip seperti kesurupan Jin) dll, Yang bisu bisa bicara, yang alergi telur jadi tidak alergi lagi. Dan, yang lebih-lebih lagi, pendeta itu selalu berkata ,'Dalam Nama Yesus.' Orang-orang itu telah membuktikan bukan? Orang itu berkata, 'Dalam Nama Yesus', bukan? Bukankah (ini bukti bahwa) Allah murka oleh perkataan bahwa Yesus itu hanya seorang nabi saja? Karena yang mereka katakan itu terjadi. Bagaimana ini, manakah yang benar?"

Agama bukan pertunjukan sulap. Kebenaran suatu ajaran, jangan dilihat dari suatu keanehan penganutnya. Jika keajaiban duniawi dijadikan sebagai tolok ukur kebenaran suatu ajaran, agama yang nomor satu adalah tukang sulap, tukang sihir, dan paranormal. Bahkan, nabi terbesar di masa ini adalah David Coverfield. Dalam pertunjukan yang disaksikan dengan mata kepala, dia bisa melayang-layang di angkasa, bisa menghilang dalam kotak kaca tertutup, dan juga bisa menghilangkan menara Eifel dan kereta api yang begitu besar secara fisik (bisa ditangkap indera mata). Bahkan, keajaiban itu diabadikan dalam video untuk disaksikan ulang.

Para tukang sulap itu melakukan keanehan-keanehan tanpa mengatakan "Dalam Nama Yesus". Mereka bahkan sambil bercanda melucu dan melawak mengucapkan "Sim salabim". Lalu bisa mendatangkan burung merpati, membakar kertas dari jauh, dll.

Jika agama dilihat dari sudut keanehan (mistis), maka "Simsalabim Abrakadabra" lebih hebat daripada "Dalam Nama Yesus".

Tapi ini bukan ajaran Islam. Mukjizat Nabi Muhammad dalam sejarah disebutkan bahwa Nabi Muhammad merniliki begitu banyak mukjizat yang secara lahiriah telah disaksikan oleh para sahabat pada waktu itu. Tetapi, semua mukjizat itu tidak bisa disaksikan lagi ketika beliau sudah wafat, kecuali yang masih kekal abadi sampai akhir zaman dan diwariskan kepada para pengikutnya adalah al-Qur"an. Sampai kapanpun al-Qur"an tidak akan pernah mengalami perubahan. al-Qur'an dihafal oleh jutaan orang di seluruh dunia. Hebat, bukan? Sementara Alkitab (Bibel), tak seorang Kritiani pun yang mampu menghafalnya di luar kepala. Bahkan, sekalipun oleh sang Paus di Vatican atau pendeta dungdeng intemasional. Kalau pun hafal, itu tak lebih dari selembar saja. FAKTA memiliki bukti lain yang bertolak belakang.

Jika ada pendeta yang bisa menyembuhkan orang bisu, kami menantang mereka untuk menyembuhkan orang-orang bisu di DKI Jakarta. Honor penyembuhan satu orang bisu 1 Juta (satu juta rupiah). Asal, orang bisunya benar-benar bisu asli, bukan disiapkan sebelum acara seperti sandiwara.

Keyakinan ini sudah sangat usang dan tidak pernah terbukti. Jika pendeta bisa menyembuhkan pasien dengan tumpang tangan dalam nama Yesus, kenapa Universitas Kristen membuka fakultas kedokteran? Bukankah lebih praktis mereka tumpang tangan dalam nama Yesus saja, dengan tanpa repot-repot harus belajar ilmu kedokteran? Kenapa para pendeta jika sakit, mereka harus berobat ke dokter, rumah sakit atau puskesmas? Bukankah mereka lebih terhormat jika konsekwen dengan ajaran yang mereka sebarkan, bahwa dalam nama Yesus, tumpang tangan, lalu sembuh berbagai penyakit?

Realita ini saja sebenamya sudah cukup menjadi alasan bagi pembaca untuk menolak propaganda kristenisasi berkedok penyembuhan. Dalam berbagai kesempatan dialog dengan para pendeta dan pastur, Tim FAKTA sering menguji keimanan para pendeta terhadap sabda Yesus dalam Injil yang menyatakan bahwa jika orang memiliki iman sebesar biji sawi, maka bagi mereka tak ada yang mustahil. Mereka bisa menyembuhkan berbagai penyakit dengan tumpang tangan, bisa mengusir setan, bisa memindahkan gunung dalam nama Yesus, bisa berbicara dalam bahasa-bahasa asing dan bisa kebal terhadap racun maut.

Terakhir, dalam pertemuan diskusi dengan dua orang pendeta di gedung ICMI, Jakarta, 19 Oktober 2002, ustadz Ramly Nawai membawakan ayat Injil :

'Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh" (Markus 16: 17-18).

Dengan disaksikan oleh peserta kalangan Islam dan Kristen yang memadati aula ICMI, Ustadz Ramly menanyakan kepada kedua pendeta, "Apakah anda beriman kepada Yesus?" Dengan mantap mereka menjawab bahwa mereka beriman kepada Yesus sebagai Tuhan Juruselamat.

Lantas ustadz Ramly berbicara kepada kedua pendeta dengan bahasa Arab yang sangat fasih. Kedua pendeta itu pun kebingungan tak mengerti apa maksudnya. "Apakah anda memahami ucapan saya?" tanya ustadz. Temyata mereka tidak memahami. Temyata, ayat mukjizat dalam Injil ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya, bahwa orang yang percaya itu memiliki mukjizat bisa berbicara dalam bahasa-bahasa baru (asing).

Kemudian ustadz Ramly menguji kebenaran Injil kepada kedua pendeta sembari berkata, "Anda siap minum Baygon atau racun yang lainnya?" tanya Ramly. Terhadap testing ini, mereka tidak berani melayaninya. Lalu ustadz Ramly menjelaskan, jika Injil itu benar, bahwa bagi orang yang percaya bisa minum racun maut tidak akan celaka, seharusnya para pendeta tidak ragu-ragu berani membuktikannya.

Jadi, keajaiban dan mukjizat yang dipropagandakan umat Kristiani adalah tidak benar. Sudah puluhan pendeta dijadikan obyek penelitian oleh Tim FAKTA. Tapi tak satu pun dari mereka yang bisa membuktikan keajaibannya yang sering dipertontonkan di gereja. Jadi, acara-acara penyembuhan Kristiani itu patut dipertanyakan, apakah realita ataukah rekayasa?"

Tim FAKTA
Tim FAKTA merupakan lembaga dakwah lintas agama yang memberikan informasi maupun kajian dakwah lintas agama Islam-Kristen yang memberikan informasi mengenai berita pemurtadan.
Melayani diskusi, dialog dan konsultasi agama
Kontak Pengasuh Tim Fakta:
081.8844.393, 081.6542.5227, 081.7997.0066, 0815.833.8083, 0813.8338.4433, 021-70500066
http://timfakta.blogspot.com/
Email : timfakta@gmail.com,timfakta@yahoo.com & timfakta_malang@yahoo.com

PO. Box. 1426 Jakarta 13014.
Dompet Anti Pemurtadan:
Bank Muamalat No. Rek. 305.1959.422 an. FAKTA.
BCA No. Rek. 1661.804.888 a.n. Abud Syihabuddin.