Beberapa hari lalu penulis tidak sengaja menyaksikan iklan sms ramalan yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi, iklan tersebut menawarkan jasa meramal via sms cukup dengan ketik reg (spasi) ramal (spasi) nama Anda dan kirim ke 9999 (misalnya) dengan tarif rata-rata Rp.2000,-.
Tidak lain adalah sang ilusionist Deddy Corbuzier dan kyai paranormal Ki Joko Bodo yang sempat penulis lihat tampangnya di televisi dengan iklan ramalan tersebut (belum yang lainnya lagi yang sebenarnya masih ada lagi beberapa iklan yang ‘nongol’ di televisi dengan modus yang sama, misalnya mama laurent atau peramal yang tidak mau disebutkan identitasnya). Berikut inilah iklan yang ditampilkan di televisi tersebut.
Url: http://youtube.com/watch?v=i1esnJk-_Og
Url: http://youtube.com/watch?v=cBjgvwMU_Dg&feature=related
Fakta tentang Iklan di atas:
- Diberitakan di detik.com bahwa sms Ki Joko Bodo telah laris dalam 2 pekan sekitar 70.000 sms (sekitar bulan April)
- Iklan semacam ini telah di respon oleh Komite Penyiaran Indonesia (KPI) dan dianggap telah melanggar UU penyiaran
- KPI memperlakuan terhadap tiga iklan itu tak sama. Untuk iklan yang menampilkan Mama Lauren dan Deddy Corbuzier, KPI masih memberi maaf. Iklan mereka tetap boleh terus asalkan harus tayang di atas jam 22.00 WIB. Sementara untuk iklan dengan bintang Ki Joko Bodo, KPI tidak memberi ampun. Harus di-stop.
- Alasan KPI bahwa iklan yang dibintangi Deddy dan Mama Lauren memang bernada supranatural. Tetapi, KPI tidak menganggapnya sebagai bentuk iklan yang melecehkan agama, juga tidak bertentantangan dengan nilai-nilai agama. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ketua KPI mengatakan, “Kalimat di iklan itu “saya bisa bantu anda dalam kesulitan-kesulitan”, itu kan masih mirip konsultan. Atau juga “saya bisa memprediksi kira-kira apa yang akan terjadi”, itu juga kayak perhitungan konsultan, meski juga tetap supranatural. Dalam standar KPI, iklan-iklan yang seperti itu boleh, tapi harus tayang di atas jam 10 malam. Tidak boleh di jam tayangan utama TV atau prime time,”
- Dikatakan Sasa, iklan Ki Joko Bodo itu mendapat protes dari banyak kalangan. Baik itu dari tokoh masyarakat, pemuka agama, guru, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).
Sekarang yang ingin kita tinjau adalah bagaimanakah hukumnya hal yang semacam ini ditinjau dari segi syariat Islam ?
Pembaca sekalian yang semoga dirahmati oleh Allah, ada beberapa yang perlu kita tinjau mengenai konten iklan di atas.
1. Siapakah yang mengetahui yang Ghaib atau apa yang akan menimpa pada seseorang di masa depan?
Tidak lain hanyalah Allah semata, sebagaimana dalam firman-Nya
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh’, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (Qs. An Naml: 65)
Para Nabi dan Rasul juga bisa mengetahui yang ghoib dengan kehendak-Nya, sebagaimana firman Allah, dalam surat al-Jinn ayat 26-27
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”
2. Hukumnya orang yang mengetahui yang Ghaib
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin pernah ditanya, Apa hukum orang yang mengaku mengetahui yang ghaib ? Beliau menjawab:
”Hukum orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghaib adalah kafir, karena ia mendustakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia berfirman.
”Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan [An-Naml : 65]
Allah memerintahkan kepada NabiNya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberitahukan kepada manusia bahwa tidak ada seorangpun di bumi maupun di langit yang mengetahui ilmu ghaib kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghaib, maka ia telah mendustakan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang khabar ini. Kita tanyakan kepada mereka : Bagaimana mungkin kalian mengetahui yang ghaib, sedangkan Nabi saja tidak mengetahui ? Apakah kalian lebih mulia daripada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Jika mereka menjawab : Kami lebih mulia daripada Rasul Shallallahu ’alaihi wa sallam, maka mereka telah kafir karena ucapan itu. Jika mereka mengatakan : Bahwa Rasul Shallallahu alaihi wa sallam lebih mulia, maka kami katakan : Kenapa Rasul tidak mengetahui yang ghaib, sedangkan kalian mengetahui ?
Allah berfirman.
”(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridahiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan belakangnya . [Al-Jin : 26-27]
Ini adalah ayat kedua yang menunjukkan atas kafirnya orang yang mengetahui ilmu ghaib. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan NabiNya Shallallahu ’alaihi wa sallam untuk mengabarkan kepada manusia dengan firmanNya.
”Katakanlah : Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku . [Al-An’aam : 50]
3. Bertanya kepada peramal
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan tiga keadaan orang yang mendatangi dukun atau peramal:
- Orang yang datang kepada dukun atau peramal lalu bertanya kepadanya dengan tanpa mempercayainya. Ini diharamkan. Hukuman bagi pelakunya ialah tidak diterima sholatnya selama 40 malam, sebagaimana termaktub dalam shahih Muslim bahwa Nabi shallahu’alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari ”
- Orang yang datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya dan mempercayai apa yang diberitakannya, maka ini merupakan kekafiran kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena ia mempercayai sang dukun mengetahui perkara ghaib, sedangkan mempercayai seseorang tentang pengakuannya mengetahui perkara ghaib adalah mendustakan firman Allah ta’ala
“…‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh’, …” (Qs. An Naml: 65)
Karena disinyalir dalam hadist shahih,
”Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad (Riwayat Tirmidzi)
- Orang yang datang kepada dukun lalu bertanya kepadanya untuk menjelaskan ihwalnya kepada manusia, dan bahwasanya itu adalah perdukunan, pengelabuhan dan penyesatan. Ini tidak mengapa. Dalil mengenai hal itu, bahwa Nabi shallahu’alaihi wasallam kedatangan ibnu shayyad, lalu Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menyembunyikan sesuatu untuknya dalam dirinya, lalu beliau bertanya kepadanya, apakah yang beliau sembunyikan untuknya ? ia menjawab, ”Asap”. Nabi shallahu’alaihi wa sallam bersabda,
”Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
4. Terkadang Ramalan Tersebut Benar ?
Para tukang dukun alias tukang ramal terkadang membawakan kabar yang benar, dan ini tidaklah membuat kita heran karena Nabi shllahu’alaihi wa sallam telah mangabarkan kepada kita bagaimana caranya para peramal dan tukang dukun tersebut ’secara kebetulan’ mengetahui masa depan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan). Maka apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata: ‘Apakah yang difirmankan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar’. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ketika itulah, (syaithan-syaithan) penyadap berita (wahyu) mendengarnya. Keadaan penyadap berita itu seperti ini: Sebagian mereka di atas sebagian yang lain -digambarkan Sufyan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari-jemarinya- maka ketika penyadap berita (yang di atas) mendengar kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang di bawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada yang ada di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga disampaikan ke mulut tukang sihir atau tukang ramal.
Akan tetapi kadangkala syaithan penyadap berita itu terkena syihab (panah api) sebelum sempat menyampaikan kalimat (firman) tersebut, dan kadang kala sudah sempat menyampaikannya sebelum terkena syihab; dengan satu kalimat yang didengarnya itulah, tukang sihir atau tukang ramal meIakukan seratus macam kebohongan.
Mereka (yang mendatangi tukang sihir atau tukang ramal) mengatakan: ‘Bukankah dia telah memberitahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar)’, sehingga dipercayalah tukang sihir atau tukang ramal tersebut karena satu kalimat yang telah didengar dari Iangit.” (HR. Al Bukhori).
Maka kita tidak perlu heran jika perkataan tukang ramal tersebut ada yang benar, karena sudah jelas seperti yang di kabarkan oleh hadist Nabi shallahu’alaihi wa sallam di atas. Dan yang perlu kita renungkan ….mengapa syaitan tersebut mau-maunya berusaha untuk mencuri berita dari langit yang dijaga ketat oleh panah api hanya untuk disampaikan kepada manusia melalui tukang ramal ?.
Tidak lain adalah mereka menginginkan kekufuran kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala supaya menjadi temannya kelak di neraka. Bukankah Iblis telah berjanji kepada Allah,
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (al-Hijr: 39)
Dan Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman dalam al-Hijr ayat 42-43:
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.”
Na’udzubillah minasysyaithon ar-rojiim
5. Meminta Pertolongan
Meminta pertolongan dibagi manjadi empat bagian.
- Meminta pertolongan kepada Allah azza wa jalla dan ini hukumnya wajib. Allah berfirman,
”Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (Al-Fatihah : 5)
- Meminta pertolongan kepada mayyit, makhluk hidup yang tidak dapat dilihat dan tidak mampu memberikan keselamatan maka hal ini termasuk syirik kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Meminta pertolongan kepada dukun dan tukang ramal masuk kedalam kategori ini.
Allah azza wa jalla berfirman,
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu pun menambah dosa bagi mereka.” (Al-Jin: 6)
“Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu; jika kamu berbuat (hal itu), maka sesungguhnya kamu, dengan demikian, adalah termasuk orang-orang yang zhalim (musyrik).” (Yunus: 106)
- Meminta pertolongan kepada makhluk hidup yang mengetahui dan mampu memberikan pertolongan maka hal ini hukumnya boleh. Sebagaimana kisah Musa ’alaihissalam dalam al-Quran,
”…Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. ….”(al-Qoshshosh ayat 15)
Diantara contoh pertolongan jenis ini adalah pertolongan minta keamanan kepada pak polisi dari kejaran penjahat, dan semisalnya.
Dalam memberikan pertolongan, maka dalam rangka meluruskan tauhid sudah semestinya kita meyakinkan kepada yang kita tolong bahwa dia hanyalah sebab atau perantara sedangkan Allah lah yang dapat memberikan manfaat maupun mudharat kepada kita, dan tidak ada yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kecuali Dia. Allah berfirman,
“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; sedang jika Allah menghendaki untukmu sesuatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya, Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hambaNya. Dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus: 107)
- Memohon pertolongan kepada makhluk hidup yang tidak mampu memberikan pertolongan tanpa meyakini bahwa dia memiliki kekuatan tersembunyi. Maka hal ini merupakan tindakan sia-sia atau ejekan terhadap orang yang dimintai untuk menolongnya. Misalnya saat kita tenggelam meminta bantuan kepada orang yang tangannya buntung untuk menyelamatkan kita. Tindakan ini dilarang karena alasan di atas dan karena dikhawatirkan orang lain akan beranggapan bahwa orang yang buntung tersebut memiliki kekuatan tersembunyi yang dapat menyelamatkan orang dari kesusahan.
Yang dapat dipetik dari pembahasan di atas
- Hanya Allah yang mengetahui yang ghaib dan apa yang akan terjadi di masa depan.
- Nabi atau Rasul-Nya juga bisa mengetahui beberapa kejadian di masa depan dengan kehendak-Nya (yang disebut mukjizat).
- Barang siapa yang mengaku mengetahui yang ghaib, maka dia kafir. Hukum ini berlaku secara umum.
- Sama saja apakah disebut dukun, peramal, para normal, orang pintar, jika mereka bisa mengetahui yang ghaib maka dihukumi sama.
- Sama saja hukumnya apakah ramalan seorang dukun peramal atau ramalan bintang (horoscope).
- Ramalan dukun atau ramalan bintang (horoscope) memang terkadang benar dan sering salah, maka jangan tertipu dengan hal ini.
- Perhatikanlah pada seringnya ramalan tersebut salah, jangan pada sedikitnya ramalan tersebut benar.
- Pada dasarnya manusia biasa tidak akan pernah bisa menerawang masa depan , mengetahui yang ghaib, atau memiliki kesaktian mandraguna yang dapat dikendalikan sekehendaknya sendiri kecuali dia telah dibantu oleh Jin.
- Memprediksi atau forecasting secara ilmiah dibolehkan misalnya prakiraan cuaca, prediksi permintaan pasar, prediksi penyakit dalam kedokteran, dan sebagainya. Karena hal yang semacam ini bisa didapatkan dengan adanya penelitian yang ilmiah atau data-data historis dengan bantuan komputer atau sejenisnya yang memungkinkan bisa mengetahui peluang untuk kejadian yang akan datang tanpa adanya bantuan Jin.
- Meramal atau minta diramal karena tanda-tanda secara dhohir atau lahir atau kejadian alam yang sudah maklum dimengerti oleh umum hukumnya diperbolehkan, misalnya meramalkan akan turun hujan malam ini, karena sekarang mendung. Hal ini diperbolehkan tentu saja dengan tetap menyandarkan kepada kehendak Allah dengan perkataan InsyaAllah.
- Meminta tolong kepada manusia diperbolehkan dengan syarat manusia tersebut terlihat mampu untuk menolong kita dan masih dalam batas kewajaran kemampuan manusia tersebut sebagai manusia.
- Dampak negatif dan bahayanya televisi, yang hanya dengan iklan semacam diatas menjadikan ummat Islam terancam akan terhapus sholatnya 40 hari dan bahkan terancam kafir dengan apa yang diturunkan oleh Nabi shallahu’alaihi wa sallam. Juga bahaya musik dan lagu yang haram, melalaikan dan memalingkan kita dari mendengarkan murottal al-Quran, membaca al-Quran, apalagi mempelajari bacaannya secara tartil (tajwid) dan mengaji tafsirnya. Maka benarlah keluhan Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
”Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”” (al-Furqon ayat 30)
13. Seruan kepada yang berwewenang untuk selalu menyeleksi tayangan-tayangan di televisi terutama yang berbau kesyirikan apapun wujudnya, semisal klenik, dukun, ritual-ritual kejawen, dan sejenisnya entah itu berupa iklan atau sinetron.
14. Seruan kepada ummat Islam supaya mempelajari bagaimana itu mentauhidkan Allah secara benar dan mempelajari hakikat syirik secara detail beserta cabang-cabangnya supaya dapat menjauhinya.
”Ya Allah selamatkanlah aku, keluargaku, dan ummat muslim negeri ini dari kesyirikan kepadamu, apapun bentuknya.
Selamatkanlah aku, keluargaku dan ummat muslim negeri ini dari fitnah televisi yang didalamnya tidak lepas dari musik yang memalingkan dari Mu, wanita-wanita yang mengumbar aurotnya, syubhat kesyirikan, dan berbagai syubhat-syubhat lain yang ada di dalamnya. Amiin”
Tuban, 26 Juli 2008
Referensi:
1. Utsuluts tslatsah syarah Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
2. Majalah Nikah 04 Vol. 07
3. Almanhaj.or.id
4. http://beritacerita.blogspot.com/2008/04/soal-iklan-sms-ramalan-di-tv-ki-joko.html
6. http://muslim.or.id/aqidah/mendatangi-pelayan-setan.html
7. http://muslim.or.id/aqidah/pencuri-berita-langit.html