12/11/2007

KAJIAN ILMIAH TENTANG KERASUKAN JIN


Ruqyah-online.blogspot.com-Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan manusia dewasa ini tidaklah menjadi penghalang bagi minat mereka untuk mengkaji masalah kerasukan jin atau setan ini. Sebaliknya minat tersebut justru kian bertambah, bahkan telah menghasilkan beberapa kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan.

1. Pengertian Kemasukan Jin Menurut Ilmu Pengetahuan Modern

Secara sederhana, kerasukan jin menurut kesimpulan ilmu pengetahuan sekarang berarti terserangnya akal dan perasaan manusia oleh roh jahat yang mengakibatkan tidak berfungsinya sebagian dari organ tubuh.

Sudah tentu roh jahat yang dimaksudkan oleh pengertian di atas adalah setan, bukan roh manusia, sebab manusia yang telah meninggal dunia, rohnya tidak akan berpindah ke tubuh manusia lain, apalagi sampai berbuat jahat tanpa alasan, melainkan akan berpindah ke alama lain (alam barzakh) serta menjalani kehidupannya di sana.

2. Pembahasan Para Ilmuan Mengenai Kerasukan Jin

Karston, seorang anggota Lembaga Kajian Kejiwaan di Amerika Serikat, di dalam bukunya yang berjudul Fenomena Kejiwaan Terbaru, ketika menjelaskan tentang kerasukan jin, mengatakan, “Sudah jelas bahwa kerasukan jin adalah sebuah fakta yang benar-benar terjadi, yang tidak bisa diatasi sama sekali dengan pengobatan medis. Malah fenomena ini menjadi semakin meruak ke mana-mana dan sudah sampai ke tingkat yang mengkhawatirkan, sehingga perlu bahkan harus diadakan sebuah studi untuk mempelajarinya. Studi yang saya maksudkan bukanlah studi akademis semata, melainkan lebih jauh dari itu. Sebab, ratusan bahkan ribuan masyarakat kita akan terkena penyakit ini dimasa mendatang.

Dr. James mengatakan, “Kerasukan adalah pengaruh yang luar biasa dari jin terhadap jiwa dan raga seseorang yang tidak mungkin lagi diingkari kebenarannya.”

Dr. Waykland mengatakan, “Seandainya penyakit kerasukan jin itu diobati oleh dokter-dokter, maka ruang rawat inap di rumah sakit jiwa akan kekosongan separuh penghuninya.”

Dr. Abdurraziq Nufal mengatakan, “Terdapat beberapa penyakit yang tidak dapat dikategorikan kepada penyakit manapun yang telah terdeteksi oleh para ilmuan. Sekali pun penyakit-penyakit tersebut ada kemiripannya secara fisik dengan penyakit-penyakit tersebut ada kemiripannya secara fisik dengan penyakit-penyakit lain, namun mereka (para ahli tetap kebingungan mendeteksi jenisnya, sekaligus mencarikan obat untuknya. Mereka hanya mampu mencapai kesimpulan bahwa penyakit-penyakit ini adalah lain dari yang lain.”

Ia meneruskan, “Pada abad ini yakni pada zaman yang terkenal dengan zaman teknologi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencapai perkembangan yang luar biasa, tak terkecuali dalam bidang kedokteran para ilmuan telah menanamkan penyakit-penyakit seperti itu dengan penyakit kerasukan roh, yaitu terjadinya serangan roh jahat terhadap seorang manusia yang masih hidup sehingga menyebabkannya menderita gangguan pada akal dan fisiknya. Bahkan, terkadang ia terdorong untuk melakukan kejahatan, baik terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri. Kepada si penderita harus dibisikkan dengan suara pelan tentang hal-hal yang tidak bermanfaat baginya dan juga bagi orang lain. Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang hari demi hari namun apapun yang dicapainya, sesungguhnya Al-Qur’an sudah lebih dahulu mengabarkannya. Hanya saja cara masing-masing berbeda akibat berbedanya sumber pegangan yang satu dari Tuhan (Allah SWT), sedang yang satu lagi dari hamba (para ilmuan).”

Tambahnya lagi, “Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa mereka telah sampai kepada kesimpulan bahwa penyakit itu adalah akibat kerasukan jin. Jadi, semakin hari ilmu pengetahuan tersebut berkembang dan mampu mengungkap hal-hal yang belum terungkap sebelumnya. Namun demikian, betapapun pesatnya ilmu pengetahuan, ia tidak akan bisa mencapai apa-apa yang telah dicapai oleh Al-Qur’an al-Karim. Kitab suci ini telah mengemukakan hal ini sejak 14 abad silam dalam sebuah firman-Nya yang berbunyi,

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukkan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS. al-Baqarah [2] : 275).

3. Kerasukan Jin Menurut Departemen Pendidikan Inggris

Departemen Pendidikan Inggris menyebutkan, “Keberadaan roh yang menakutkan dan mencelakakan bagi manusia memang sudah harus diakui, karena telah banyak kasus yang membuktikannya. Biasanya roh-roh jahat itu menguasai orang-orang yang bodoh dan lemah jiwa tapi tidak jahat, dan memang tidak ada orang yang jahat pada dasarnya.”

4. Pengakuan Para Dokter Terhadap Kerasukan Jin

Adalah aneh apabila dari hari ke hari makin kita temukan penjelasan di sana sini dari dokter melalui Koran-koran atau majalah yang berisi pengingkaran terhadap kerasukan jin, dan mendakwahkan bahwa kerasukan jin itu hanyalah semacam khurafat dan bid’ah yang berkembang di tengah masyarakat awam, yang tidak ada dasarnya sam sekali, baik dari agama maupun ilmu.

Ibn al-Qayyim mengatakan, “Adapun kegilaan yang disebabkan oleh jin, maka para dokter dan ilmuwan telah mengakui keberadaannya dan tidak membantahnya. Mereka juga menyakini bahwa pengobatan terhadapnya hanyalah dengan mempertemukan roh-roh yang baik, mulia dan tinggi dengan roh-roh jahat lagi keji tersebut (jin/setan), sehingga roh-roh yang pertama akan mendepak pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh roh-roh kedua, menentang aksinya, dan melumpuhkannya. Inilah yang disebutkan oleh Baqrath (seorang dokter ahli di bidang penyakit jiwa) yang digelari dengan bapaknya para dokter di dalam sebuah bukunya. ia juga menuliskan di dalamnya tentang pengobatan terhadap orang yang terkena sakit jiwa. ‘Pengobatan terhadap yang saya sampaikan ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang terkena penyakit kejiwaan biasa, bukan penyakit kejiwaan yang berasal dari roh-roh jahat lagi keji (setan).’ Adapun “dokter-dokter rendahan” dan orang-orang yang percaya kepada zandaqah (kekufuran), maka mereka mengingkari kenyataan ini dan tidak mengakui kebenarannya. Kesimpulan mereka bahwa hal itu bukanlah disebabkan karena jin, melainkan oleh depresi mental atau gangguan kejiwaan semata hanyalah benar (berlaku) pada sebagian keadaan saja, bukan untuk keseluruhan. Mereka (dokter-dokter zindiq) itu tidak mengakui melainkan hanya terhadap depresi mental atau gangguan kejiwaan saja, sebuah kesimpulan bodoh yang membuat tertawa orang-orang berakal dan mempunyai makrifat.”

5. Pendapat Dekan I Fakultas Kedokteran Universita al-Azhar, Mesir

Dr. Ali Muhammad Muthawi, Dekan I pada Fakultas Kedokteran Universitas al-Azhar, Mesir, mengatakan, “Kata “al-mass” yang terdapat di dalam ayat 275 surah al-Baqarah, serta penyakit-penyakit lain yang ditimbulkan olehnya mencakup penyakit hysteria, epilepsy, dan penyakit-penyakit kejiwaan, terutama keguncangan jiwa, dan termasuk juga keraguan-keraguan. Dan yang menyakiti manusia adalah setan-setannya jin, baik jin laki-laki maupun jin perempuan.”

Ia juga mengatakan, “Karena sabda Rasulullah yang berbunyi, ‘kaum perempuan itu kurang akal dan agamanya,‘ jin menjadi lebih banyak datang kepada perempuan ketimbang laki-laki. Jika jin itu telah merasuk ke dalam tubuh seseorang, ia tidak akan selamanya berada kedalam tubuh seseorang, ia tidak akan selamanya berada di dalamnya, melainkan akan meninggalkannya beberapa saat dan kembali lagi kepadanya. Pada saat ia keluar itulah si penderita kelihatan normal dan tidak menunjukkan kejanggalan apa pun. Jika jin yang merasuk itu adalah setan, maka orang itu akan tidak mau mendengarkan Al-Qur’an dan melaksanakan shalat kecuali bila dipaksa. Ia akan senang berlama-lama di dalam kamar mandi atau kakus dan suka menyendiri.”

Dr. Malik Badri, seorang guru besar Universitas Kharthoum mengatakan, “Selaku orang Islam, kita percaya kepada jin sebagai makhluk halus yang tidak terlihat secara kasat mata namun ia ada dan bisa memberi pengaruh terhadap tingkah laku manusia, terutama memberi rasa was-was kepadanya. Hal ini jelas-jelas disebutkan di dalam Al-Qur’an yang bunyinya, “yang membisikkan [kejahatan] ke dalam dada manusia, dari [golongan] jin dan manusia.” (QS. an-Nas [114] : 5-6) semua orang baik yang sakit maupun yang normal akan terkena pengaruh dari kejahatan makhluk halus ini, minimal sekadar rasa was-was darinya. Sebagian peneliti telah menemukan bahwa di antara orang yang sakit jiwa itu ada mendengar suara-suara yang samar lalu tanpa sadar mereka telah menuruti apa-apa yang dikatakan oleh suara itu.”

6. Pendapat para Dokter Ahli dari Barat

Dr. Abdurraziq Nufal mengatakan : “Sebagian dokter barat berpendapat bahwa di antara penyebab kegilaan pada seseorang adalah terkuasainya diri orang itu oleh roh jahat yang mengakibatkan terjadinya berbagai keguncangan dan kerusakan. Dr. Bowirz, seorang dokter ahli saraf di Kalifonia, Amerika Serikat, menceritakan, “Sewaktu masih muda dulu aku selalu menertawakan pendapat yang mengatakan bahwa roh-roh jahat yang tidak kelihatan itu dalam keadaan-keadaan tertentu mampu menimbulkan keguncangan pada tubuh dan akal sebagian orang ….”

‘Allamah Muhammad Farid Wajdi berkata, “Dr. Hizlub, seorang professor di Amerika Serikat membuat selebaran untuk seluruh dokter di rumah-rumah sakit jiwa di dunia barat yang mengatakan bahwa kegilaan itu bukan hanya disebabkan oleh sakit syaraf (otak), melainkan terkadang juga disebabkan oleh adanya gangguan terhadap otak oleh roh-roh jahat yang obatnya bukan obat yang biasa mereka gunakan. Gaung dari professor ini bergema di Eropa dan menjadi berita utama yang dimuat oleh berbagai media massa. Kami sendiri mengutip kabar ini dari majalah ar-Ruhiyyah.”

Kartjhon, anggota tim riset penting di Amerika menyatakan, “Jelas bahwa kondisi kesurupan merupakan keadaan yang jarang terjadi, yang secara ilmu eksakta tidak mampu dibuktikan, dan tidak difokuskan selama tidak ada hakikat yang mengejutkan sebagai penguat eksistensinya. Selama hal itu begitu, maka pembahasannya menjadi hal yang wajib, tidak hanya dari pihak akademis saja. Sekarang, penyembuhannya memerlukan diagnosis cepat dan penyembuhan segera. “

DR Carlington adalah seorang berkebangsaan Amerika, merupakan anggota Yayasan Penelitian Psikologi Amerika. Dalam pengakuannya tentang gangguan setan yang merasuki manusia, ia mengatakan:

“Sudah jelas keadaan gangguan jin ini paling tidak merupakan keadaan yang nyata, ilmu tidak dapat meremehkannya selama ditemukan atau dijumpai berbagai kenyataan yang mengejutkan lagi membuktikan keberadaannya. Selama telah terjadi seperti itu, maka mempelajari dan menelitinya merupakan suatu kewajiban, bukan saja dipandang dari segi-segi ilmiahnya saja, tetapi karena beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang dimasa sekarang mengalami gangguan seperti ini, dan mengingat kesembuhan mereka diperlukan terapi yang cepat dan pengobatan yang segera. Manakala kita telah mengakui keadaan gangguan setan ini bila ditinjau dari sudut teori, maka terbukalah dihadapan kita lapangan yang luas guna melakukan penelitian dan penyelidikan. Hal ini menuntut dilakukannya metode sebagaimana yang dilakukan oleh ilmu masa kini, juga pengkajian secara psikologi, yaitu menuntut adanya perhatian, pelayanan, dan ketekunan.” ***

No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...