12/11/2007

Kapan Saja Setan Dapat Mempengaruhi Manusia dan Akhirnya Dapat Merasuki Tubuhnya ?



Ruqyah-online.blogspot.com-Ada beberapa keadaan yang dapat membuat setan mempengaruhi dan merasuki tubuh manusia penjabarannya adalah:

a. Yang pertama adalah, ketika manusia jauh dari Tuhannya dan mengikuti syahwatnya serta lupa untuk mengingat Allah.

b. Membiasakan diri dengan kemaksiatan hingga seseorang melupakan Allah, contohnya banyak sekali, seperti pesta-pesta yang dibuat pada masa sekarang ini, semuanya penuh dengan kemaksiatan dan dosa, dengan bercampurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat. Para wanita menari-nari di depan laki-laki dengan nyanyian dan musik yang diharamkan. Ini semua adalah salah satu cara yang membantu iblis untuk memperalat manusia, karena seseorang akan terlena dengan kesenangan dan tidak ingat lagi kepada Allah, serta terus menerus dalam kemaksiatannya.

c. Kesedihan yang mendalam yang membuat seseorang lupa kepada Allah. Kebanyakan orang jika ditimpa suatu musibah akan sangat berduka dan bersedih hati, dan lupa bahwa musibah dan cobaan adalah ketentuan Allah SWT, sebagian mereka menolak qadha dan qadar (ketentuan) Allah. Terkadang mereka menggerutu kepada Allah, “Kenapa Engkau lakukan ini wahai Tuhan?” atau “Apa yang telah aku lakukan hingga Engkau melakukan ini kepadaku?” dan seterusnya yang menggambarkan kesesatan.

Orang-orang seperti yang dicontohkan di atas, sangat mudah dirasuki oleh setan. Sedangkan orang mukmin, maka di antara sifatnya adalah ridha (menerima), sabar dan memuji Allah atas ketentuan Nya. Firman Allah SWT:
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Al-Baqarah : 156-157)

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah berkata kepada para malaikat, ‘Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?’ Mereka berkata, ‘Ya,’ Allah berkata, ‘Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya.’ Mereka menjawab,’Ya’. Allah kemudian berkata lagi, ‘Lalu apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?” Mereka berkata, ‘Ia memuji-Mu (atau mengucapkan al-hamdulillah) dan mengembalikannya kepada-Mu (atau mengucapkan al-hamdulillah) dan mengembalikannya kepada-Mu (atau mengucapkan inna lillahi wa inna ilahi raajiun). Kemudian Allah berkata, ‘Buatlah sebuah rumah untuk hambaku di surga dan namakan rumah itu dengan rumah pujian.

d. Ketakutan yang sangat mendalam, sehingga ia lupa untuk mengingat Allah. Adapun ketakutan terbagi menjadi dua ; ketakutan jibili, dan ketakutan dari Allah.

Ketakutan jibili adalah ketakutan alami yang merupakan ketakutan bawaan manusia seperti seseorang yang melihat singa atau ular, ini merupakan sesuatu yang biasa.

Allah telah menjelaskan ketakutan ini dalam Al-Qur’an ketika menceritakan tentang Musa as dengan para penyihir:
“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata, ‘Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?” Berkata Musa, ‘Silahkan kamu sekalian melemparkan.’ Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka dilemparkan, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka, Maka, Musa merasa takut dalam hatinya.” (Thaha : 65-67)

Rasa takut adalah tabiat manusia, akan tetapi kalau rasa takut ini disertai dengan hubungan hamba kepada Tuhannya dan mengingat-Nya, maka ketakutan tersebut tidak akan membahayakannya. Sedangkan ketika ketaatan telah hilang dari diri hamba dan lupa untuk mengingat Allah, maka setan yang menambah-nambahkan ketakutan kepada hamba tersebut, sehingga ia merasa sangat ketakutan. Allah berfirman:

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran : 175)

Ketika seseorang berada dalam ketakutan dan lalai untuk mengingat Allah serta tidak menyebut nama-Nya, maka saat itulah setan dengan mudah dapat merasuki dan memperalatnya serta menambah ketakutannya. [*]

No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...