12/11/2007

Menyibak Rahasia Dzikir Lahir, Adakah?

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semoga Allah swt senantiasa curahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya bagi kita semua, terkhusus segenap redaksi Majalah Ghoib ini. Amien.

To the point, sedikit saya ingin bertanya (karena benar-benar belum tahu) perihal kejadian di alam janin pada hari ke 120 tatkala Allah tiupkan ruh-Nya dan mengutus malaikat-Nya dan seterusnya. Yang masih menjadi tanya saya, saya pernah mendapat ijazahan dari seorang guru, bahwa setiap manusia memiliki dzikir lahir.

Artinya kata beliau ini, saat hari ke 120 masa janin itulah jiwa kita telah melafalkan dzikir. Maka barang siapa telah menemukan kembali dan istiqomah melanggengkan dzikir itu, akan cepat memperoleh kemajuan evolusi jiwa, sukses dunia akhirat, katanya. Kalimat dzikir lahir itu berbeda setiap manusia dan rata-rata terdiri dari asmaul husna karena pada hakekatnya jiwa-jiwa itu mengagungkan asma Allah swt. Ratusan murid yang telah dibuka wirid lahirnya memang tak sama bacaannya. Makna bacaan itu ternyata punya kesamaan dengan ciri dan karakter pribadinya, ini kebetulan atau itukah sebagian dari 'ayat-ayat-Nya'?

Pertanyaan penting lainnya, benarkah dzikir lahir itu ada? benarkah ada methode 'menyibak rahasia dzikir lahir' dengan membuka cahaya jiwa melalui urat nadi pergelangan tangan tiap manusia. Adakah ulama', kyai, salafussholeh yang menggunakan metode pembukaan seperti ini? yang katanya cahaya itu berasal dari inti cahaya jiwa sebagaimana temuan yang kami saksikan tersebut diatas. Mohon berita rujukan sejenis soal ini.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Syamsul Hadi, SH, Pontianak Kalbar.
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
jawab :

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan atas doanya yang tulus untuk kita semua disini, semoga anda dan semua saudara/i pembaca setia Majalah Ghoib juga sama-sama tetap dilindungi oleh Allah dari segala macam bentuk kesyirikan yang kita tahu dan yang tidak.

Saudara Syamsul, sebelum kami membeikan tanggapan atas pertanyaan saudara, untuk lebih menguatkan keyakinan kita semua, mari kita kaji hadits Rasulullah saw yang menjelaskan tentang fase-fase kejadian manusia di rahim ibunya. Telah diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kalian dihimpunkan penciptaannya di dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nuthfah (sperma), kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudhghoh (gumpalan daging) selama itu juga, kemudian Allah mengutus seorang Malaikat yang meniupkan ruh kepadanya, dan diperintahkan untuk menuliskan empat kata (taqdir): amalnya, rizkinya, ajalnya, sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang diantara kalian beramal dengan amalan ahli surga hingga antara dia dengan surga tinggal sehasta, namun (karena) telah didahului oleh catatannya (taqdir) maka ia melakukan perbuatan ahli neraka, maka dia masuk ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang diantara kalian beramal dengan perbuatan ahli neraka hingga antara dia dengan neraka tinggal sehasta, namun (karena) telah didahului catatannya (taqdir) lalu melakukan perbuatan ahli surga, maka dia masuk ke surga." (HR. Bukhori clan Muslim).

Tidak ada diantara umat Islam yang meragukan keshahihan hadits ini sejak zaman dahulu sampai sekarang. Maka kita pun wajib percaya apa yang terkandung dalam hadits ini. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits diatas, baik yang terkait dengan ilmu aqidah, fiqih dan akhlaq. Oleh karena terbatasnya ruang kami tidak mungkin membahasnya satu persatu, namun kami -akan mebahas yang berkaitan dengan pertanyaan saja.

Pembaca Majalah Ghoib yang dimuliakan Allah, diantara sifat wajib bagi para Rasul adalah tabligh dan amanah. Maksudnya adalah para Rasul itu tidak menyembunyikan apa saja yang telah diterima mereka dari Allah ta'ala, begitu juga Rasulullah Muhammad telah menyampaikan semuanya kepada ummatnya baik wahyu itu berupa ayat-ayat Al-Qur'an atau yang berupa hadits-hadits. Karenanya Allah berfirman tentang telah sempurnanya agama ini, sebagaimana terdapat dalam surat al-Maidah: 3, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Karena kita telah memilih Islam menjadi agama kita, maka kita juga harus menjaga kemurnian syariatnya, artinya tidak ada agama yang benar selain Islam, tidak ada ibadah atau amalan kecuali yang telah diperintahkan di dalam al-Quran dan hadits.

Dengan memiliki landasan yang demikian, berarti menjadi jelas bagi kita bahwa tidak ada ‘dzikir jiwa’ atau ‘dzikir lahir’ yang khusus dimiliki oleh setiap orang dan pemberiannya pada waktu janin berusia 120 hari. Karena dzikir ini masalah syariat (ibadah) dan kita mengenal dalam qoidah ushuliyah bahwa al ashlu fil ‘ibadati at-tahrim (asal dari pada ibadah itu haram kecuali ada dalilnya). Dzikir jenis yang saudara sebutkan tidak pernah ada dalilnya dalam syariat Islam.

Jadi kesimpulannya adalah kita tidak boleh percaya tentang janin yang telah melafalkan dzikir pada waktu ditiupkan ruh kepadanya, karena ini juga bagian kepercayaan kita kepada yang ghoib, maka harus ada dasarnya yang kuat. Jika ada yang mendasarkannya dengan hadits diatas tentu dia telah berdusta kepada Rasulullah karena Rasulullah tidak mengatakan demikian. Jika dalilnya katanya maka hal itu tidak bisa diterima sebagai hujjah (alasan) dalam agama. Apalagi dzikir tersebut dikatakan sebagai kunci rahasia kesuksesan dunia akhirat. Pernyataan seperti ini juga tidak pernah kita dapatkan dari para ulama' salaf atau khalaf sekalipun dan tidak akan kita jumpai dalam kitab-kitab umat Islam yang terpercaya.

Seharusnya kita berhati-hati dan teliti setiap mendapatkan ilmu, karena pegangan kita untuk menentukan ilmu hal itu syar'i atau tidak adalah kitabullah (al-Qur'an) dan sunnah-sunnah Rasulullah. Walaupun dalam pandangan kita yang berbicara adalah orang yang kita hormati sekalipun dan kita memandang baik atas ajaran yang dibawanya, seperti lafazh asmaul husna yang disebutkan saudara Syamsul, akan tetapi tidak ada dalilnya yang jelas, maka harus ditolak.
Yang patut kita cermati juga bahwa dalam melaksanakan agama Islam ini tidak ada istilah membuka cahaya jiwa, baik itu untuk masuk Islam atau pelaksanaan ibadah-ibadah yang ada termasuk berdzikir. Jika ada istilah pembukaan atau yang sejenisnya berarti itu ada unsur lain yang akan dimasukkan kedalam jiwa tersebut setelah di buka, unsur lain itu tidak lain dan tidak bukan adalah jin, sebab jin itu bisa dimasukkan ke dalam jiwa manusia dan bisa memberikan rasa dan perasaan atau bisikan kepada manusia. Dan ini adalah bentuk tipu daya syetan yang sering kita dapati pada orang yang di ruqyah., dimana orang tersebut dahulunya pernah diisi atau di buka dengan tujuan ilmu, hikmah, amalan yang tidak ada tuntunannya dalam syariat Islam. Lebih jelasnya, anda bisa membuka kembali Majalah Ghoib edisi 12. Wallahu'alam.