3/07/2008

Oleh-oleh Dari Ruqyah

Ruqyah ? mungkin anda sering mendengarnya, tak terkecuali saya. TPI pernah menayangkannya secara live. Sinetron Astaghfirullah di SCTV juga mengangkat kasus-kasus yang ditangani majalah Ghaib dengan metode ruqyah. Orang dibacakan ayat-ayat Al Quran, dan beberapa orang yang diindikasikan terkena gangguan jin, menjerit kesakitan.

Sudah lama saya mendengar metode ruqyah ini, namun sebatas informasi dari teman, majalah, televisi, atau buku. Menghadiri acara ruqyah secara langsung barulah kemarin Minggu (18/12).

Berawal dari SMS mas Apri, yang mengatakan bahwa ada acara ruqyah di masjid Al Qithar PJKA hari Minggu. Beruntung sekali, istri saya juga ada acara di tempat lain, sehingga saya yang sudah penasaran sejak lama akhirnya bisa menghadiri acara ini.

Acara dimulai pukul 8.3O dengan ceramah. Mengetengahkan materi tentang apakah ruqyah dan bagaimana ruqyah yang dibenarkan ajaran Islam.

Ruqyah artinya adalah mantra atau jampi. Ruqyah termasuk ibadah ghairu maghdah, ibadah yang tidak ada aturan bakunya, kecuali beberapa batasan. Diceritakan bahwa Auf Bin Malik pernah meruqyah, lalu menunjukkan cara meruqyahnya kepada Nabi SAW, dan kata Nabi, tidak mengapa ruqyah asal tidak mengandung kemusrikan.

Batasan-batasan itu antara lain :
1. Bacaan rukyah berupa ayat-ayat Alqur�an dan Hadits dari Rasulullah saw.
2. Do�a yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
3. Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
4. Tidak isti�anah dengan jin ( atau yang lainnya selain Allah).
5. Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
6. Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syari�ah.
7. Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.

Masyarakat kita memang rentan dengan persoalan keyakinan. Faktanya, perdukunan dengan metode yang tidak jelas sangat marak. Bahkan majalah dan tabloid yang nyata-nyata menyuburkan tata laku syirik juga masih hidup sampai sekarang. Sedikit ada masalah, pergi ke dukun untuk minta pertimbangan dan mencari solusi, juga fenomena mencari kesaktian dan perlindungan dengan berbagai jimat dengan berbagai tujuan. Pertanyaannya adalah apa dibalik semua itu ?

Semua peserta diminta mengumpulkan semua jimat yang dimilikinya. Dan sangat mengejutkan, ternyata banyak sekali peserta yang membawanya, entah berupa potongan ayat-ayat AlQuran atau yang lain. Jimat-jimat itu lantas dimusnahkan. Tidak ada orang sukses dan terlindungi karena jimat.

Setelah itu lantas dibacakan ayat-ayat Al Quran. Beberapa peserta muntah-muntah dan ada yang kesurupan. Orang yang terindikasi seperti itu lantas dibawa ke belakang dan diterapi secara khusus. Sedangkan saya sendiri, Alhamdulillah menikmati bacaan Al Quran yang dibaca dengan tartil itu. Tidak ada gejala yang mengindikasikan saya terkena gangguan jin.

Sebenarnya kita bisa menghindari gangguan jin dan sihir dengan tidak berhubungan dengan dukun jimat dan kesaktian. Serta melakukan amalan-amalan dan ibadah-ibadah yang dituntunkan Nabi SAW. Yakinlah bahwa tipu daya jin adalah sangat lemah.

Namun demikian manusia terkadang punya salah dan lupa sehingga bisa menjadi pintu bagi makhluq ghaib untuk mengganggu manusia. Jika demikian tidak ada salahnya mencoba untuk di ruqyah saja. E, barangkali. Toh kalaupun tidak ada gangguan juga tidak rugi bukan ?


DIKUTP DARIhttp://achedy.penamedia.com/2005/12/28/oleh-oleh-dari-ruqyah/

No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...