bersama Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc.
PERTANYAAN :Assalamu alaikum wr. Wb
Pak Ustadz yang saya hormati, Ada beberapa hal yang mengganggu pikiran saya mengenai zikir. Mengapa ada beberapa amalan zikir yang dilakukan bisa mengundang Jin/khodam?
Padahal yang kita baca itu adalah ayat-ayat alQur'an atau asma'ul husna. Bukankah seharusnya ketika dibacakan ayat-ayat suci alqur'an, para bangsa jin/syetan akan menjauh bukan malah datang? Padahal ketika berzikir tidak ada maksud utk memanggil jin, khodam atauyanglainnya?
Sehingga oleh mereka yang membenci Islam hal ini dijadikan alasan bahwa alqur'an itu adalah ayat-ayat syetan/hitam yang jika dibaca maka akan menarik para jin/syetan (na'udzu billah...)
Mohon penjelasan dari ustadz ttg masalah ini. Maaf jika pertanyaan saya ada yang kurang berkenan.
Asadul Haq
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebenarnya yang mengundang datangnya jin bukanlah bacaan Al-Quran, tetapi sebenarnya jinnya memang sudah ada di situ, pura-pura minta dipanggil pakai ayat Quran.
Atau ada yang bilang bahwa yang dibaca biasanya bukan hanya semata-mata ayat Quran, tetapi ada diselipkan doa-doa (baca: mantera) tertentu. Biasanya mulutnya komat-kamit tidak jelas, sebelum baca Quran. Atau setelahnya atau di tengah-tengahnya.
Jadi baca ayat Quran hanya sebagai asesoris saja, intinya pada komat-kamitnya. Komat-kamit itu adalah triggernya. Kalau lafadz itu dibaca, maka jin akan datang.
Mungkin anda bertanya, kalau memang ada mantera yang dibaca, kenapa harus pakai baca Quran?
Jawabnya, justru kalau tidak baca Quran, korbannya kurang banyak dan sulit mengecohnya. Sehingga dibutuhkan umpan seperti saat kita memancing ikan. Maka para jin pun sedang memancing kita untuk menjadi sesat. Umpannya adalah mantera yang dibungkus bacaan Quran. Sehingga terlihat oleh orang awam bukan sebagai pemanggilan jin, melainkan seperti bacaan mulia.
Itu adalah tipu daya dan trik licik jin kafir dalam menyesatkan umat. Mereka tahu bahwa bangsa manusia mudah dikibuli. Cukup bikin mantera yang mengandung bacaan Quran, lalu mereka akan percaya.
Demikian juga dengan dukunnya, diberi kostum mirip kiyai, lengkap dengan peci haji, baju gamis panjang putih, sorban melilit di kepala, persis lukisan Pangeran Diponegoro. Kalau perlu sambil memutar-mutar tasbih biar tambah meyakinkan.
Sebab kalau kostum dukun dibuat seperti di film-film, jelek, botak, kumis melintang, 10 jarinya dipenuhi batu akik semua, ruangannya remang-remang penuh asap dupa, maka orang-orang yang agamis bisa langsung balik kanan grak. Tidak ada orang Islam shaleh yang mau berdukun kepadanya.
Makanya para dukun sekarang ganti kostum, yaitu kostum para ustadz dan ulama. Manteranya pun bukan lagi dung-dung-pret.dung -dung-pret, tetapi kutipan dzikir tertentu dalam bahasa arab, bahkan kalau perlu kutipan ayat Quran. Pendekya, 100 persen mirip dengan aslinya, bahkan lebih baik dari aslinya.
Namun esensinya 100% adalah pemanggilan jin, perdukunan, sihir dan syirik yang tak terampuni. Demikianlah cara syetan licik dalam menipu manusia. Sayangnya, manusianya sendiri memang hobi dan senang kalau dikibuli mentah-mentah.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...