Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Baru-baru ini ana ikut penyuluhan mengenai TBC. Dokter menjelaskan bahwa pengobatannya memerlukan waktu sekitar 6 bulanan yang salah satu obat yang biasa diberikan bersifat toksid buat hati (ana lupa apa nama obatnya). Yang ana tanyakan, kalau kita menterapi pasien TBC tersebut menggunakan herba (Shark Cartilage, Teh Herba, Morinda) dan pasien tersebut juga menggunakan obat kimia yang disarankan oleh dokter, apakah tidak terjadi kontradiksi?
Demikian pertanyaan dari ana, syukron
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Fahrullah Bin Ipandy
Jawaban
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Saudara Fahrullah Yth.
Pada dasarnya pengobatan herba bisa berjalan seiring dengan obat-obatan alopati, asal saja diberi interval atau jarak minum satu dengan yang lainnya.
Di samping itu, setiap pengguna herba ditekankan agar mengonsumsi 30 menit sebelum makan. Hal ini selain untuk mempercepat kesan positif yang dirasakan pada pengguna herba. Juga, bila dikonsumsi secara bersamaan dengan obat-obat kimia akan menyebabkan terbentuknya ikatan kimia yang tidak bisa diuraikan oleh tubuh yang kemudian dibuang oleh tubuh melalui air seni atau feses. Oleh karena itu, dianjurkan obat-obat kimia diminum setelah makan dan bukan secara bersamaan dengan herba.
Maka, bila dilakukan secara tepat, tentu tidak akan terjadi kontraproduktif antara satu sama lain. Yang jadi persoalan sebenarnya bukan masalah tersebut, tapi apakah pasien TBC sanggup membeli dua obat yang berbeda sekaligus? Umumnya mereka harus mengeluarkan uang minimal Rp 550 ribu perbulan untuk membeli obat TBC, dan itu harus dilakukan selama 6 bulan tanpa putus. Jika ditambah dengan herba yang nilainya dalam sebulan mungkin hampir sama besar jumlahnya, apakah tidak akan memberatkan pasien tersebut?
No comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...