Menurut Lewis R.Wolberg.Mo (1997) dalam bukunya yang berjudul The Technique of Psychotheraphy mengatakan bahwa:
“Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien,yang bertujuan: (1) Menghilangkan,mengubah atau menemukan gejala-gejala yang ada,(2) memperantai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak,dan (3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif”.
Essensi psikoterapi (termasuk juga konseling) sebagai suatu bentuk bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang mempunyai problema psikologis bukanlah monopoli masyarakat Barat (modern) saja. Berbagai bentuk bantuan tersebut sebenarnya dapat ditemui pada setiap masyarakat dari berbagai budaya.
Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “theraphy.”Psyche mempunyai beberapa arti, antara lain (dalam Hamdani,2001):
1. Dalam mitologi Yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian.
2. Menurut Freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis terdiri dari bagian sadar (CONSCIOUS) dan bagian tidak sadar (UNCONSCIOUS).
3. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan “Nafs” dengan bentuk jamaknya “anfus” atau “nufus”. a memiliki beberapa arti, diantaranya; jiwa, ruh, darah, jasad, orang, diri dan sendiri.
Adapun kata “therapy” (dalam bahasa Inggris) berarti makna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan Syifa’un yang artinya penyembuh. Sedangkan Ruqyah adalah berasal dari bahasa Arab yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah jampi atau mantra.
Jadi definisi psikoterapi ruqyah adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan kata lain psikoterapi ruqyah berarti suatu terapi penyembuhan dari penyakit fisik maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan konseling Islami dan menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam masyarakat Islam, praktek psikoterapi juga telah diterapkan, bahkan ada yang sudah dilembagakan salah satunya Psikoterapi Ruqyah yang dilakukan Tim Ruqyah Majalah Ghoib yang sudah membuka cabang pengobatan Psikoterapi Ruqyah diberbagai daerah di Indonesia termasuk di Yogyakarta. Fungsi sebagai psikoterapis (dan konselor) banyak diperankan oleh tokoh agama atau ulama, ustadz, yang sering meruqyah dengan ruqyah syar’iyyah.
Kita sebagai umat Islam harus mencontoh pribadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap tindakan dan perbuatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada diri kita cara-cara untuk menghadapi penyakit fisik, ataupun gangguan kejiwaan yang mengganggu yaitu dengan ruqyah.
Kebolehan menggunakan ruqyah ini sudah ada dasarnya berasal tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu sunnah qauliyah (sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), sunnah fi'liyah (perbuatan beliau), dan sunnah taqririyah (pengakuan atau pembenaran beliau terhadap jampi-jampi yang dilakukan orang lain).
Ibnu Qayyim Al jauziah dalam kitab At Tibbun Nabawi menyebutkan, bahwa pengobatan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap suatu penyakit ada tiga macam. Yaitu : dengan pengobatan alami, pengobatan Ilahi (ruqyah) dan dengan gabungan dari keduanya.
Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi mengenai terapy ruqyah untuk mengobati penyakit fisik bahwa ia berkata,”Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit,lalu bacakanlah:
“Dengan nama Allah (7kali) aku berlindung kepada Allah dan kodrat-Nya dari kejahatan berbagai penyakit, baik penyakit yang sedang menimpaku maupun yang akan datang.”
‘Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan,”Maka aku amalkan petunjuk Rasulullah tersebut sehingga Allah SWT menghilangkan penyakit itu dariku.”
Diriwayatkan mengenai terapy ruqyah untuk mengobati gangguan kejiwaan bahwa Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datanglah seorang Arab Badui menemui beliau seraya berkata,:Wahai nabi Allah! Sesungguhnya saudaraku sedang sakit.”Apa sakitnya”balas Beliau. Ia menjawab,”Ia terkena gangguan jiwa, wahai nabi Allah.” Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi,”Bawa saudaramu itu kesini!”Maka orang itu pun membawakan saudaranya itu kehadapan baliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah al-Fatihah, empat ayat pertama dari surah al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi, dan tiga ayat yang terakhir dari surat al-Baqarah tersebut. Kemudian ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imram, ayat yang ke-54 dari surah al-A’araf, ayat yang ke-116 dari surah al-Mu’minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh ayat pertama dari surah ash-Shaffat, ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imran, tiga ayat terakhir dari surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu’awwidzatain (surah al-Falaq dan an-Nas).”
Psikoterapi ruqyah dapat dikatakan sebagai komunikasi Ilahiah yang antara lain aspeknya berupa dzikir dan doa.
a. Dzikir.
Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ingat pada Allah.Ada banyak bentuk amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat-ayat suci Ak-Qur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang sehingga terhindar dari kecemasan . Al-Qur’an sendiri menerangkan hal ini dalam surat Ar Ra’d ayat 28 yang berbunyi:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS.Ar Ra’d:28)
b. Do’a.
Dalam Al-Qur’an juga terdapat bacaan yang mengandung ayat-ayat berupa do’a yang disebut dengan do’a Qur’ani. Hawari (dalam perkawinan dan keluarga,1997) mengatakan do’a dalam kehidupan seseorang muslim menempati posisi psikologis yang strategis sehingga bisa memberi kekuatan jiwa bagi yang membacanya. Do’a mengandung kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme yang keduanya merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal memiliki nilai modal spiritual.
Melakukan psikoterapi ruqyah secara teratur adalah salah satu manifestasi dari menjalani kehidupan secara reigius dan banyak mengandung aspek psikologis didalamnya. Bahkan bagi seorang muslim, ini tidak hanya sebagai amal dan ibadah, namun juga menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.
Dalam Al-Qur’an banyak diutarakan ayat-ayat mengenai obat (syifa’un) bagi manusia yang disebut dalam Al-Qur’an, diturunkan untuk mengobati jiwa yang sakit, seperti pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu sekaligus sebagai obat bagi hati yang sakit ,petunjuk serta rahmat bagi yang beriman.” (QS.Yuunus:57)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Kami turunkan dari Al-Qur’an ini, yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin.”(Al Israa’:82)
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan ingat kepada Allah hati menjadi tenang.”(QS.Ar Ra’d:28)
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“....Katakanlah Muhammad,”Bagi segenap orang-orang yang beriman Al-Qur’an menjadi petunjuk dan juga obat.”(QS.Fushshilat:44).
Dalam pemahaman agama Islam kalbu atau jiwa merupakan pusat dari diri manusia. Segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia berpangkat pada kalbu. Ini sesuai dengan salah satu arti kata qalb menurut Moniuddin (1985) yaitu inti, pusat, sentral. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berbagai bentuk gangguan jiwa berpangkal dari kalbu yang didominasi oleh dorongan hawa nafsu negatif (iri, dengki, memaksakan kehendak, anti sosial, dorongan berbuat kejahatan) dengan kata lain mempunyai hati yang sakit. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa dalam diri manusia ada “segumpal daging” (menunjuk aspek fisik dari kalbu), yang jika”daging” itu baik atau sehat maka baiklah (sehatlah) seluruh diri manusia dan sebaliknya; ”daging itu tidak lain adalah kalbu (aspek rohani manusia).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbagai bentuk gangguan mental berpangkal pada aspek kalbu sebagai pusat dari diri manusia. Ini sama sekali bukan berarti psikoterapi Islam dalam hal ini psikoterapi ruqyah mengesampingkan peranan dimensi fisik, psikologis dan sosial. Suatu bentuk gangguan mental (psikopatologi) bisa juga berpangkal pada dimensi fisik, psikologis atau sosial. Maka peran agama Islam dalam terapi ruqyah lebih memfokuskan pada dimensi spiritual (dengan memberikan Psikoterapi dan konseling secara Islami dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa Rasulullah) selain dimensi fisik, psikologis atau sosial.
Tahapan-tahapan Dalam Psikoterapi Ruqyah
Dalam proses psikoterapi Islami dengan terapi ruqyah yang dilakukan Tim Ruqyah di Kota Gede Yogyakarta (maupun Tim Ruqyah Majalah Ghoib) dalam mengobati para pasien yang menderita penyakit fisik, psikis, gangguan jin dan serangan sihir mempunyai beberapa tahapan yang mesti dilalui. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Sebelum Psikoterapi Ruqyah.
a. Berwudhu.
Para Pasien sebelum mengikuti prosesi terapi ruqyah harus berwudhu terlebih dahulu untuk mesucikan dirinya agar dirinya selalu dijaga malaikat yang ditugaskan Allah SWT. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda;”Bersucilahkamu atas tubuh kamu. Sesungguhnya tiada seorang hambapun akan terjaga kebersihannya melainkan dia menjaga kebersihannya tentang pakaian atau lain-lainnya yang dia miliki. Tidak akan terjadi perkara jahad melainkan berkata malaikat:”Ya Allah! Ampunkanlah hamba-Mu ini karena sesungguhnya dia menjaga kesuciannya (berwudhu).” (HR.Thabrani).
Wudhu selain sudah dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penelitian terakhir ternyata memiliki efek refreshing, penyegaran, membersihkan badan dan jiwa, serta pemulihan tenaga. Oleh karena itu dapat dipahami apabila ada seseorang yang sedang marah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam disarankan mengambil air wudhu, yaitu sesuai dengan sabdanya:”Apabila engkau sedang marah maka berwudhulah”.
b. Mendengarkan Nasehat-Nasehat Agama dan Petunjuk Pelaksanaan Psikotrapi Ruqyah.
Para pasien dinasehati agar tidak berbuat syirik kepada Allah SWT yaitu memegang teguh kalimah Lailahailallah dalam setiap tindakan dan perbuatan, selalu mendekatkan diri pada Allah dengan melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah. Menjauhi sikap ujub, takabur, riya dan sikap-sikap setan lainnya, dalam setiap ikhtiar yang dilakukan selalu menyerahkan urusannya pada Allah, karena tiada daya upaya selain pertolongan Allah semata. Para pasien juga diberitahu apa yang harus dilakukan pasien dalam prosesi terapi ruqyah agar dapat berhasil dengan baik dan sempurna.
c. Berbaring atau duduk dengan mengambil sikap relaksasi tubuh (otot) yang enak dan nyaman dan relaksasi fikiran.
Dengan berbaring atau duduk dengan melemaskan dan mengendorkan semua bagian tubuh termasuk otot menurut Walker, dkk. (1981) (dalam Haryanto, 2002) mengutip beberapa hasil penelitian bahwa relaksasi otot ini ternyata dapat mengurangi kecemasan, tidak dapat tidur (insomnia), mengurangi hiperaktifitas pada anak, mengurangi toleransi sakit dan membantu mengurangi merokok bagi para perokok yang ingin sembuh atau berhenti merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Johana Endang Prawitasari (1988) (dalam Haryanto.2002) dengan menggunakan teknik relaksasi otot, relaksasi kesadaran indra, hasilnya menunjukkan bahwa teknik-teknik tersebut ternyata efektif untuk mengurangi keluhan berbagai penyakit terutama psikosomatis. Dengan relaksasi fikiran atau kesadaran indra dapat mengatasi kecemasan, stress, depresi, insomnia atau rangguan kejiwaan yang lain. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan relaksasi penenangan fikiran terhadap gelombang-gelombang otak atau EEG (electro-encyphalographic) menunjukkan otak lebih banyak mengeluarkan gelombang-gelombang alfa yang berhubungan dengan ketenangan atau kondisi relaks.
2. Pelaksanaan Terapi Ruqyah Massal.
a. Mendengarkan Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an dengan Khusyuk.
Setelah berwudhu dan mengambil sikap tubuh yang enak dan nyaman serta menenangkan fikiran. Maka para pasien diperdengarkan dengan lantunan bacaan Ayat Suci Al-Qur’an dengan khusyuk dan boleh mengikuti bacaan Ayat suci Al-Qur’an dalam hati. Al-Qur’an secara harfiah (kata demi kata, bukan hanya makna) merupakan obat bagi penyakit-penyakit hati. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu suatu pelajaran dari Tuhanmu, dan penyembuh terhadap penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat untuk orang-orang yang beriman.” (Yunus,10:57) Nabi SAW bersabda: “Bacalah Al-Qur’an!Karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : “Al-Qur’an itu obat bagi penyakit yang ada dalam dada”. Oleh karena itu mendengarkan atau membaca Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai teknik membersihkan jiwa dari segala penyakit-penyakit hati (iri, dengki, sombong, ujub, takabur, riya, dan lain sebagainya).
.
b. Pasien Merasakan Sensasi yang Terjadi Selama Prosesi Mendengarkam Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an.
.
b. Pasien Merasakan Sensasi yang Terjadi Selama Prosesi Mendengarkam Lantunan Ayat Suci Al-Qur’an.
Setelah berwudhu, melakukan relaksasi otot dan fikiran lalu mendengarkan dengan khusyuk lantunan ayat suci Al-Quran, para pasien yang merasakan stres, kegundahan dan kesempitan dalam dadanya akan mendapatkan suatu pengalaman spiritual dan ketenangan luar biasa pada dirinya. sebab salah satu cara ingat kepada Allah (dengan dzikir, mendengarkan dan membaca Al-Qur’an) memberikan efek ketenangan, ketentraman, tidak cemas, stres atau depresi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”(QS.Al-Anfal (8):2)
Allah Ta’ala juga berfirman: “Gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut pada Tuhannya. Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah.”(QS.Az-Zumar (39):23)
Firman Allah Ta’ala:“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah ,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”(QS.Ar-Ra’d(13):28)
Alan Goldstein (dalam Haryanto 2002) telah menemukan semacam zat morfin alamiah pada diri manusia, yaitu dalam otak manusia yang disebut endogegonius morphin atau yang sering disingkat dengan endorphin atau endorfin yang memiliki fungsi kenikmatan (pleasure principle). Zat tersebut dapat dirangsang dan mempercepat tubuh untuk memproduksi endorfin dengan cara relasasi otot dan fikiran yang mengeluarkan gelombang-gelombang alfa yang berhubungan dengan ketenangan dan kondiri relaks dalam menikmati lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Selain memberikan efek ketenangan dalam mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, mungkin beberapa pasien akan mengalami suatu keadaan tazkiah (pensucian jiwa) untuk menghilangkan atau melenyapkan segala kotoran dan najis yang terdapat dalam dirinya secara psikologis dan rohaniyah. Dimana dapat terjadi kondisi unconscious (ketidaksadaran) seperti menangis tanpa terkendali yang mengeluarkan semua ketegangan dalam dirinya bahkan gerak tubuhnya menjadi tidak terkendali (yang akan langsung ditangani khusus oleh Ustadz yang meruqyah) jika dalam dirinya sudah sangat banyak kotoran-kotoran dosa dan kemaksiatan dalam jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik yang tercemari sifat-sifat dan unsur-unsur syaitaniyah.
3. Pelaksanaan Konseling dan Psikoterapi Ruqyah Pada Diri Pasien Secara Pribadi.
Setelah para pasien diruqyah secara massal maka selanjutnya mu’alij (sebutan untuk orang yang memberikan terapi ruqyah) memberikan konseling dan ruqyah secara orang-perorang sesuai dengan keluhan atau penyakit yang ada pada fisik atau bathin pada dirinya.
a. Pemberian Konseling
Konselor (Ustadz yang menerapi) memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman pada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akalnya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
b. Psikoterapi Ruqyah Khusus
Konselor membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an juga berfungsi sebagai permohonan (doa) agar senantiasa dapat terhindar dan terlindungi dari suatu akibat hadirnya musibah, bencana atau ujian yang berat. Yang mana hal itu dapat mengganggu keutuhan dan eksistensi kejiwaan (mental). Kerena dalam kehidupan nyata sehari-hari tidak sedikit orang menjadi stres, depresi dan frustasi bahkan menjadi hilang ingatan dan kesadarannya karena keimanan dalam dada tidak kokoh, mental sangat rapuh dan lingkungan jauh dari perlindungan Allah, dan dari orang-orang yang Shalih. Setelah konselor membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an juga berfungsi sebagai permohonan (doa) agar senantiasa dapat terhindar dan terlindungi dari suatu akibat hadirnya musibah, bencana atau ujian yang berat. Maka konselor juga membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus sesuai dengan penyakit yang diderita pasien untuk memberikan penyembuhan atau pengobatan terhadap penyakit kejiwaan (mental), bahkan dapat juga mengobati penyakit fisik, gangguan jin dan serangan sihir sesuai dengan apa yang diderita dan dirasakan pasien.
Dari semua penjabaran dan pembahasan yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa ruqyah sya’riyyah punya legalitas yang begitu kuat baik dari segi dalil Al-Qur’an dan Sunnah maupun dari segi penelitian ilmiah, maka janganlah kita ragu untuk mempraktikkan dan menjadikannya sebagai live style kita sebagai seorang mukmin, pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang satu ini tidak asing dalam kehidupan masyarakat Islam sekarang atau di masa mendatang.
No comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...