12/04/2007

Pelaksanaan Ruqyah Syar'iyyah


Ruqyah yang beberapa tahun lalu masih menjadi sesuatu yang asing ditelinga masyarakat Muslim Indonesia, kini keterasingan itu berangsur mulai pudar. Karena banyaknya masyarakat yang sudah mulai mengenal ruqyah. Mereka kenal ruqyah dari majalah ghoib, mereka mengetahui ruqyah dari sinetron Astaghfirullah di SCTV dan reality show Kehebatan Ruqyah di LATIVI, mereka memperdalam pengetahuan ruqyah dari buku-buku akidah.


Padahal sebelumnya sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang satu ini sempat menghilang dari percakapan masyarakat Muslim sehari-hari, dan sirna dari tema-tema pengajian atau materi majlis ta’lim, dan nyaris tidak tersentuh dalam kajian-kajian keislaman yang marak diadakan. Padahal ruqyah adalah bagian dari ajaran Islam. Ia adalah bagian dari materi keislaman yang temanya tidak pernah terlewatkan dalam buku-buku akidah yang telah ditulis oleh para ulama’salaf. Bahkan para ulama’ hadist tidak mau ketinggalan untuk menjadikan materi ruqyah sebagai bagian dari bab atau sub bab yang mereka susun dalam kitab-kitab hadits yang mereka bukukan.

Imam Bukhari membahas ruqyah dalam kitab shahihnya juz 5, Imam Muslim juga membahasnya dalam kitab shahihnya di bab dianjurkannya ruqyah pada juz 4, Abu Daud mencantumkan ruqyah dalam kitabnya juz 4, Tirmidzi membicarakannya dalam materi ruqyah dan pengobatan pada kitabnya dalam juz 4, Imam al-Baihaqi mencatat hadits-hadits tentang ruqyah dalam bab yang diberi judul “Diperbolehkannya ruqyah” pada juz 9, dan dengan judul yang sama Ibnu Hibban menulis tentang ruqyah dalam kitabnya pada juz 13, sedangkan Ibnu Majah meletakkan pembahasan ruqyah dalam kitabnya pada juz 2, lalu al-Hakim memasukkan dalam kitabnya di bab khusus tentang ruqyah dan azimat pada juz 4, kemudian Imam Ahmad bin Hanbal memaparkan hadits-hadits tentang ruqyah dalam kitab musnadnya pada juz 3 dan 6.

Ruqyah bukanlah semata-mata hanya sekedar bacaan sakral yang dibaca, tetapi ia adalah kalimat thayyibah yang dimuliakan sebagai perlindungan, penjagaan, dan senjata untuk (yang diruqyah) sangat diperlukan agar syaithan yang mengganggu semakin lemah dan terusir, atau musibah sakit yang datang semakin ringan dan doa lebih cepat terkabulkan.

Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah mengatakan,”Al-Qur’an adalah obat yang paling sempurna untuk mengatasi baik penyakit hari dan jiwa maupun penyakit jasmani dan baik penyakit dunia maupun penyakit akhirat. Namun, tidak semua diberi kemampuan sekaligus diberi taufiq untuk memfungsikannya sebagai obat. Barang siapa yang membaguskan berobat dengan Al-Qur’an untuk mengobati sebuah penyakit, yakni dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dengan penuh keyakinan, niscaya penyakit tersebut tak akan mampu melawannya sama sekali. Bagaimana mungkin ia akan melawannya, sedang gunung-gunung saja akan meleleh dan bumi akan hancur lebur jika diletakkan Al-Qur’an di atasnya. Maka tak ada sebuah penyakitpun (baik penyakit jasmani dan rohani, gangguan jin dan serangan sihir) melainkan ada obatnya di dalam Al-Qur’an, yang hanya diketahui oleh orang-orang yang diberi anugerah oleh Allah SWT untuk memahami kitab-Nya tersebut. Barangsiapa yang tidak disembuhkan oleh Al-Qur’an, maka ia tidak akan disembuhkan oleh Allah. Dan barang siapa saja yang tidak dicukupkan oleh Al-Qur’an, maka ia tidak akan dicukupkan oleh-Nya.”

HAKIKAT ORANG YANG SAKIT

1. Hakikat Suatu Penyakit
Tiada kita menderita suatu penyakit kecuali suatu takdir yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Dan, apa yang telah ditakdirkan oleh Allah pasti akan terjadi, dengan demikian apa manfaat berobat? Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. memperhatikan hal ini, dan menjelaskan kepada manusia bahwa penyakit adalah dari Allah, dan obat juga dari Allah SWT .

Hadish Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
"Wahai hamba Allah: Berobatlah, karena Allah tidak hanya menurunkan penyakit, namun juga menurunkan obat. Kecuali bagi satu penyakit ini: Tua."(Hadits diriwayatkan oleh Ahmad )
Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Allah tidak hanya menurunkan penyakit, namun juga menurunkan obat." (Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas`ud)
"Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada barang yang diharamkan atasmu." (Hadits ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Ibnu Mas`ud )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang berobat: “Apakah berobat akan merubah qadar ( ketentuan Allah) yang telah ditentukan?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:"Ia juga termasuk qadar Allah."
(Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmizi)

Dari hadish-hadish diatas dapat diambil kesimpulan bahwa semua penyakit datangnya dari Allah dan tentu pula Allah akan menurunkan obatnya maka dari itu hendaknya kita berikhtiar demi menyembuhkan orang lain atau kesembuhan sakit yang kita derita hendaknya kita dalam mengobati atau berobat sesuai dengan ketentuan Allah yang telah diberikan pada kita dengan tidak mengobati atau berobat dengan cara-cara yang mengandung kesyirikan maupun keharaman yang tentu tidak akan mendapat ridho dari Allah SWT karena disamping sakit yang kita terima ada banyak hikmah-hikmah yang dapat kita ambil dari padanya jika kita sabar, ikhtiar dan menyerahkan semuanya pada Allah SWT baik didunia maupun akhirat kelak.

2. Keutamaan yang Diberikan Allah Bagi Orang yang Sakit
Ada banyak hikmah jika kita menderita suatu kesusahan karena Allah sangat adil terhadap hamba-hamba-Nya, Ia tidaklah tidaklah menguji kita dengan suatu kesulitan melainkan Allah akan memberinya sesuatu yang lebih baik. Maka ada banyak keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah pada seseorang yang menderita sakit atau kesusahan lainnya yang patut kita syukuri. Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Tidaklah seorang Muslim ditimpa oleh keletihan, atau kerisauan, atau kedukacitaan, atau penyakit, atau permasalahan walaupun kesakitan berupa duri (yang mengenai), melainkan ini merupakan penebus kepada dosanya." (Bukhari dan Muslim)

Di samping diampuni dosanya, orang yang menderita sakit akan diijabahkan doanya untuk orang lain, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :"Apabila kamu menziarahi seseorang yang sakit, suruhlah dia berdoa untuk kamu, karena sesungguhnya doanya seperti doa malaikat." (Ibn Majah)

3. Menghadapi Seseorang yang Sedang Sakit.
Jika kita menjenguk orang sakit ada tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harus kita teladani dan patut kita tiru yaitu hendaklah kita menjenguk teman atau saudara kita yang sedang sakit untuk meringankan sakitnya dan menghiburnya secara psikologis, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :"Tatkala kamu menziarahi seseorang yang sakit hilangkanlah kerisauannya tentang ajalnya. Walaupun ini tidak dapat menolak sesuatu, tetapi ia dapat menenangkan jiwa.” (Ibn Majah dan Tarmuzi).

4. Mendoakan Orang Sakit.
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini disampingnya sebanyak tujuh kali:(aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung,Tuhan bagi 'Arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut."

5. Hal-hal yang Perlu Dilakukan Bagi Orang yang Sedang Sakit.
Seorang muslim harus bersabar ketika menderita sakit atau ditimpa musibah, tetapi hendaklah ia berdoa meminta keselamatan kepada Allah SWT. Di dalam hadits lain beliau bersabda: "Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sebab tidaklah seseorang diberi sesuatu setelah keyakinan, yang lebih baik daripada keselamatan." Juga dalam hadits Ibnu Abbas, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "Perbanyaklah berdoa memohon keselamatan."

Terkadang, Allah sengaja mentakdirkan seseorang terus-menerus diderita oleh penyakitnya dan tidak bisa hilang darinya (baik penyakit medis maupun gangguan jin dan serangan sihir). Namun yang demikian ini, tentu demi kemaslahatan orang yang sakit itu sendiri, sebab dengan begitu ia akan terus-menerus berusaha dan bersungguh-sungguh dalam meminta pertolongan kepada Allah, berdoa, bertaubat, dan memikirkan perkara-perkara ukhrawi. Penderita sakit ini bisa jadi ia tidak melakukan itu semua ketika ia dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, berlangsung penyakit pada dirinya akan lebih baik baginya dari kesembuhannya. Maka dalam hal ini serahkanlah urusan orang yang sakit pada Allah SWT, dan agar meminta pertolongan Allah dengan doa.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Seseorang akan dikabulkan doanya (oleh Allah) selama ia tidak terburu-buru mengatakan, ‘Aku telah berdoa, tapi belum dikabulkan.” (Muttafaq Alaih)

METODE RUQYAH SYAR’IYYAH DALAM MENGOBATI BERBAGAI MACAM PENYAKIT FISIK, PSIKIS, GANGGUAN JIN DAN SERANGAN SIHIR.

1. Metode Ruqyah Syar’iyyah Mengobati Orang yang Terkena Penyakit Fisik ataupun Psikis Karena Gangguan jin dan Serangan sihir.
Seorang peruqyah (mu’alij) yang mengobati orang lain dengan memakai Al-Qur’anul Karim dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengobari gangguan jin dan serangan sihir berarti dia telah berhubungan dengan alam lain dan makhluk lain yang tabiatnya berbeda dengan tabiat manusia, yaitu alam jin.

Maka diperlukan pengetahuan yang cukup untuk bisa memahami hakikat gangguan jin dan serangan sihir yang ditimbulkan dari jin tersebut. Berikut ini pembahasan mengenai jin dan sihir:

Gangguan Jin

Terjadinya gangguan jin atau masuknya jin pada manusia disebabkan banyak faktor diantaranya adalah:
Pertama, manusia itu sendiri mengundang jin itu untuk masuk kedalam tubuh manusia.Contohnya dengan melakukan ritual-ritual pemanggilan jin secara langsung seperti dengan permainan jailangkung atau pagelaran kuda lumping. Melakukan suatu amalan-amalan atau prilaku-prilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu kesaktian kekuatan ghaib yang sama sekali tidak dituntunkan Rasulullah seperti puasa patigeni, membaca wirid, rapalan, ajian dengan bilangan tertentu, meditasi, latihan tenaga dalam, ritual penerimaan atau pembukaan suatu kekuatan ghoib tertentu dan lain sebagainya.

Kedua, adanya rasa cinta dari seorang jin terhadap manusia atau sebaliknya.

Ketiga, adanya tindak kejahatan manusia terhadap jin sehingga jin itu menjadi tersakiti atau terusik karenanya. Misalnya, menyiramnya dengan air panas, menginjaknya, terjatuh dari tempat yang tinggi lalu mengenai jin tersebut sengaja atau tidak sengaja. Termasuk juga menyakiti jin yang berbentuk anjing, ular, kalajengking, kucing dan binatang lainnya.

Keempat, adanya tindak kejahatan jin terhadap manusia. Misalnya jin tersebut membuat orang yang dirasukinya lumpuh atas suruhan dukun.

Kelima, orang tersebut lalai dari dzikir atau melanggar perintah dan larangan Allah hingga jin tersebut berkesempatan mengganggu dan mempengaruhinya agar tetap dijalan kesesatan.

Bentuk Sihir dan Akibat yang Ditimbulkannya.

a). Dalil Adanya Sihir
Ada banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menerangkan tentang adanya sihir salah satunya adalah :

Dalil dari Al-Qur’an:
Firman Allah Ta’ala: ”Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir),hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertaqwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 102-103)

Firman Allah Ta’ala:”Katakanlah,’Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,dari kejahatan makhluk-makhluk-Nya,dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,dan dari kejahatan wanita-wanita yang menghembus pada buhul-buhul tali,dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”(QS.Al-Falaq:1-5).

Imam al-Qurtubi berkata,”Firman Allah yang berbunyi,’Dan dari kejahatan wanita-wanita yang menghembus pada buhul-buhul tali,’(QS.Al-Falaq:5) adalah dimaksudkan bagi para wanita penyihir yang menghembus pada ikatan benang ketika mereka membacakan mantra-mantra dengannya.”(Tafsir al-Qurthubi, jilid XX, h. 257).

Dalil dari Sunnah.

‘Iman ibn Hushain ra berkata bahwa Rasulullah telah bersabda,”Tidaklah termasuk kelompok kami orang yang melakukan peramalan dengan alat tertentu (tathayyur) atau mengaku mengetahui hal ghoib, atau bertanya pada orang yang mengaku mengetahui hal ghoib, atau melakukan sihir, dan atau meminta suatu perbuatan sihir. Sedangkan barangsiapa yang datang kepada dukun peramal lalu ia membenarkan apa-apa yang diucapkan oleh dukun peramal tersebut, maka ia telah kafir dengan ajaran yang diturunkan pada Muhammad saw.”(HR.Al Bazzar)

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah telah besabda,”Barangsiapa yang mempelajari ilmu nujum (ramalan bintang) berarti ia telah mengambil sebagian ilmu sihir, semakin banyak ia mengambil ilmu nujum itu, semakin dekat ia pada ilmu sihir.”(HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah).

b). Definisi Sihir

Berikut ini definisi sihir yang dijelaskan para ulama-ulama Islam :
Ibnu Quddamah al-Maqdisi berkata,:”Sihir adalah simpulan, guna-guna, mantera yang diucapkan atau dituliskan, melakukan suatu perbuatan yang memberi pengaruh pada badan, hati, atau akal orang yang menjadi sasaran sihir, sedangkan semua itu dilakukan secara tidak langsung. Sihir adalah suatu kenyataan diantaranya ada yang dapat membunuh, membuat orang jatuh sakit, menahan seorang suami sehingga ia tidak dapat menggauli istrinya, membuat suami istri bercerai atau saling membenci, atau membuat dua orang saling mencintai.”(Ibn Quddamah al-Maqdisi,al-Muqhni,jilid X,h.104)

Ibn Qayyim berkata,”Sihir adalah kumpulan pengaruh roh-roh jahat dengan kekuatan alam darinya.”(Ibn Qayyim al-Jauziah,Zad al-Ma’ad,jilid IV,h.126)

Al-Imam Fakhruddin ar-Razi berkata,”Sihir dalam pengertian syari’at berkaitan dengan segala hal yang mempunyai sebab tersembunyi, dan ia dibayangkan tidak pada hakikat sesuatu ,dan sihir berjalan dalam sebuah proses pemalsuan dan penipuan.”(kamus al-Misbah al-Munir, terbitan Beirut, al-maktabah al-‘amaliah, h. 268)

c). Macam-macam Sihir.
Dalam praktek sihir,ada berbagai macam bentuk dan jenis sihir yang akan saya jelaskan sebagai berikut :

Sihir Penyakit
Bentuk sihir penyakit biasanya berupa sakit atau tidak berfungsinya salah satu anggota tubuh tertentu tanpa ada sebab yang jelas dan tidak dapat terdeteksi ilmu kedokteran seperti lumpuh pada salah satu anggota tubuh tertentu, sakit pada salah satu anggota tubuh seperti ditusuk-tusuk, tiba-tiba timbul luka atau benjolan pada tubuh, kulit bernanah, gatal-gatal selama bertahun-tahun, sakit pada tubuh yang berpindah-pindah dan lain sebagainya.

Sihir Kadigdayaan dan Ilmu Kesaktian
Bentuk sihir ilmu kesaktian sangat banyak dan berupa perkara-perkara luar biasa yang didapat dari meditasi, transfer energi, attunement, puasa, membaca wirid dan berbagai macam cara sesat lainnya. Ilmu kesaktian terbagi dua yaitu yang bersifat fisik atau ghoib.
Ilmu kesaktian yang bersifat fisik seperti kebal senjata tajam, kebal api, kebal sengatan binatang berbisa, punya kekuatan tubuh yang luar biasa, tubuh bisa berjalan diatas air, bisa terbang, bisa menjatuhkan seseorang dari atas motor, tubuh bisa menghilang dan lain sebagainya.Yang kedua yaitu ilmu kesaktian bersifat ghoib yang kasat mata seperti bisa melihat makhluk halus, bisa mengetahui atau pergi ke-alam ghoib, bisa mengetahui masa lalu, masa depan, mengetahui isi hati orang lain dan lain sebagainya.


Sihir Gangguan Kejiwaan
Gangguan kejiwaan biasanya mempunyai penyebab yang beragam dan pasti didahului oleh kondisi stres ataupun depresi karena ketidakmampuan diri untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Misalnya syndrom stres yang diakibatkan malapetaka besar seperti bencana alam, kerusuhan, kecelakaan, perkosaan ataupun karena cita-cita tidak tercapai dan lain sebagainya.
Bisa juga diakibatkan oleh penggunaan obat-obatan terlarang yang mengakibatkan kerusakan pada syaraf neurotransmiter. Namun jika gangguan kejiwaan itu terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh penyebab yang telah saya jelaskan diatas maka bisa jadi gangguan kejiwaan itu diakibatkan oleh sihir. Berikut ini jenis sihir gangguan kejiwaan :

a. Sihir Hayalan
1. Merasa melihat makhluk halus.
2. Merasa seolah-olah ada yang memanggil dan mengajak berbicara dengannya.
3. Merasa bahwa ia menjadi orang yang sakti, merasa ia seorang dewa.
4. Selalu curiga pada orang lain.
5. Selalu cemas dan was-was karena ada yang akan membunuhnya.
6. Selalu bermimpi buruk.
Jika sihir hayalan ini berjalan dalam jangka waktu yang lama maka akan mengakibatkan kegoncangan jiwa yang dapat berpuncak pada skizophrenia (penyakit gila).

b. Sihir Gila
1. Mengamuk tanpa sebab yang jelas.
2. Sering berbicara sendiri.
3. Tanpa sebab yang jelas tertawa dan menangis sendiri.
4. Tidak suka memakai baju.
5. Melakukan gerakan-gerakan tubuh yang aneh.
6. Suka menyendiri atau kebalikannya suka berpergian tanpa tahu waktu.

Dalam proses penyembuhan gangguan sihir kejiwaan selain dengan di ruqyah kita harus melakukan usaha-usaha preventif dengan peningkatan religiusitas juga membaca doa-doa perlindungan, lalu secara psikologis dengan penghindaran dari frustasi-frustasi dan kesulitan-kesulitan psikis lainnya, haruslah diciptakan kontak-kontak sosial yang sehat dan baik. Biasakan si pasien memiliki sikap hidup (attitude) yang sehat, dan melihat hari depan dengan rasa keberanian. Diberanikan mengambil keputusan sendiri dan sanggup menghadapi realitas dengan rasa positif dan diusahakan agar dia bisa menjadi ekstrovert (membuka diri atau terbuka pada orang lain).

Berikut ini adalah penjabaran ciri-ciri gangguan jin, pertanda datangnya jin juga metode-metode khusus untuk penanganan gangguan jin dan serangan sihir dan syarat-syarat yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh orang yang melakukan kontak dengan para penghuninya, baik saat berhubungan atau pun mengusir mereka dari tubuh manusia.

Pada diri seseorang yang terkena penyakit fisik atau psikis akibat gangguan jin dan serangan sihir ada ciri-ciri secara fisik maupun psikis (kejiwaan) yang dapat dialami sebagai efek negatif adanya unsur syaitan dalam tubuh. Diantaranya adalah :
Secara Fisik :


v Adanya rasa berat dan sesak pada dada atau sakit, panas pada bagian-bagian tubuh tertentu.
v Pada bagian tubuh tertentu merasakan sakit dan ketika diperiksakan kedokter tidak diketahui dengan pasti apa penyakitnya atau mirip dengan penyakit medis namun tidak bisa diobati dengan obat-obat dokter.
v Suka mengantuk atau malah kesulitan tidur secara ekstrim.
v Cepat merasa lapar.
v Panas pada bagian tubuh tertentu, atau ada getaran, hawa dingin, kedutan, kesemutan atau merasakan seperti ada berjalan didalam tubuh, berdebar dan sesak nafas saat membaca atau mendengarkan Al-Qur’an.
v Pada waktu-waktu tertentu tubuh terasa begitu lemas dan tidak ada tenaga sama sekali.
v Adanya ucapan-ucapan yang tiba-tiba meluncur begitu saja dari lisan kita tanpa kita sadari.Terkadang dalam keadaan santai atau sibuk tiba-tiba keluar suatu ucapan atau perkataan yang benar-benar tidak direncanakan untuk diucapkan meluncur begitu saja dari bibir kita.
v Adanya gerakan-gerakan tertentu pada salah satu atau seluruh anggota tubuh secara mendadak dan tidak disadari.
v Emosional, mudah marah dan membesar-besarkan masalah.
v Kesurupan atau tersumbatnya syaraf-syaraf oleh jin.
Secara psikis atau kejiwaan:
v Adanya perasaan malas untuk shalat atau mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dalam agama.
v Timbulnya usaha meyakinkan diri akan ketidaksempurnaan ajaran Rasulullah dan keraguan akan ke-Tauhidan Allah SWT.
v Lupa akan sesuatu hal secara tiba-tiba.
v Sering merinding secara tiba-tiba.
v Suka menyendiri.
v Tidak nyaman jika ada suara orang membaca Al-Qur’an, adanya perasaan benci atau malah ingin menyingkir dari sumber suara orang yang membaca Al-Qur’an.
v Adanya luapan emosi atau perasaan yang datang tiba-tiba.
v Melihat sesosok makhluk halus yang menemui atau menampakkan diri pada diri kita.
v Adanya perasaan “hening” merasakan suasana berbeda yang aneh dalam melihat diri kita atau melihat alam sekeliling kita seolah-olah kita orang asing didunia.
v Adanya bisikan-bisikan yang sangat mirip dengan kata hati yang sangat menyimpang dari Al-Qur’an dan hadish Rasulullah yang sangat halus hingga kita menganggap kita sedang berfikir padahal itu adalah ucapan setan yang menggunakan “lisan”kata hati untuk mempengaruhi kita.
Selain dari ciri-ciri fisik ada juga gejala-gejala yang dapat dialami orang yang terkena gangguan jin dan serangan sihir sewaktu tidur.
Gejala pada waktu tidur adalah:
v Banyak tidur dan ngantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
v Sering tindihan (tidak bisa bergerak waktu tidur) dan menggigau dengan kata-kata yang aneh atau kotor.
v Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti gerakan gigi yang beradu hingga mengeluarkan bunyi yang cukup keras.
v Sering terbangun tanpa sebab waktu tidur.
v Sering mimpi buruk dan seram.
v Berdiri, lalu berjalan tanpa sadar padahal ia sedang tidur.
v Ketika hampir terlelap tidur terkejut dan merasa jatuh kebawah ranjang.
v Mimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kalajengking, anjing atau babi yang seakan-akan menyerangnya.
v Mimpi ditemui seseorang yang mengaku arwah nenek moyang atau orang yang sakti.
v Saat tidur merasa ada yang mengganggunya dengan seolah-olah mencekik, mengusap atau memukulnya.


Jika kita melakukan Ruqyah mandiri maka hal-hal yang mesti kita lakukan adalah berwudhu mensucikan diri terlebih dahulu dan banyak membaca Istighfar. Baringkan tubuh dengan tangan dan kaki yang lurus dan dilemaskan atau duduk dengan posisi tubuh yang nyaman, mata dipejamkan. Putarkan kaset yang sudah berisi senandung ayat-ayat Al-Qur’an (bisa juga mendengarkan kaset bacaan Ruqyah dan Doa pengobatan sihir atau gangguan Jin yang dibacakan dengan tartil oleh Ustadz Fadlan Abu Yasir.Lc yang banyak dijual ditoko-toko kaset Islami atau kaset murrotal yang dibacakan syaikh-syaikh dari negeri Arab) dengarkan dengan serius dengan hati yang mantab dengan niat ibadah, dengarkan secara khusyuk lantunan bacaan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an, teruslah mendengarkan sampai akhir (atau bisa juga dengan membaca sendiri ayat-ayat atau doa-doa Ruqyah).


Jika kita di ruqyah oleh seorang mu’alij maka yang mesti kita lakukan adalah berwudhu mensucikan diri terlebih dahulu dan banyak membaca Istighfar. Baringkan tubuh dengan tangan dan kaki yang lurus dan dilemaskan atau duduk dengan posisi tubuh yang nyaman, mata dipejamkan. Dengarkanlah bacaan ruqyah yang dilantunkan mu’alij dengarkan dengan serius dengan hati yang mantab dengan niat ibadah, dengarkan secara khusyuk lantunan bacaan Ayat-ayat Suci al-Qur’an ataupun doa-doa yang dilantunkan, teruslah mendengarkan sampai akhir. Jika pada salah satu anggota badan kita disentuh biasanya pada kepala atau dada, atau salah satu anggota badan kita dipijit kita merasakan sesuatu yang aneh seperti panas terasa terbakar, seperti kesetrum, dingin ataupun sakit pasrahkan saja, tetaplah waspada pada reaksi yang mungkin kita alami.


Reaksi terapi ruqyah baik secara mandiri atau di ruqyah seorang mu’alij ada dua macam yaitu reaksi yang keras dan lembut.


Berikut ini adalah reaksi yang keras dalam terapi ruqyah syar’iyyah:
1. Adanya keinginan cepat-cepat berhenti membaca ayat-ayat atau doa-doa ruqyah, keinginan yang kuat mematikan tape atau mau pergi dari tempat kita mendengarkan suara orang yang meruqyah atau kaset ruqyah secara kuat dan tiba-tiba.
2. Adanya sesak atau sakit pada dada yang tiba-tiba muncul atau semakin kuat sakit atau sesak pada dada yang telah dirasakan sebelumnya.
3. Timbulnya sakit pada anggota bagian tubuh tertentu secara berpindah-pindah atau tiba-tiba.
4. Tubuh kita terutama pada tangan dan kaki menggigil atau bergetar, atau melakukan gerakan-gerakan yang aneh.
5. Menangis secara tiba-tiba.
6. Mulut kita bergerak, berbicara atau berteriak-teriak sendiri.
7. Nafas tersengal-sengal.
8. Mual atau muntah.
9. Mengamuk, menyerang orang yang ada disekitarnya.
10. Badan terasa panas dan tanpa dapat dikontrol (jin atau syetan melalui mulut kita) berucap kepanasan atau kesakitan.
11. Takut atau benci melihat peruqyah dan berusaha untuk lari.
Berikut ini reaksi terapi ruqyah yang lembut yang harus kita benar-benar rasakan pada tubuh kita reaksi atau sensasi yang ada:
1. Rasa kantuk yang muncul tiba-tiba.
2. Bulu kuduk merinding dengan rasa takut yang muncul secara tiba-tiba.
3. Pada tangan atau bagian tubuh lain terasa panas, dingin, merasa ada yang mengalir dalam salah satu bagian tubuh atau seperti terkena setrum listrik.
4. Rasa kesemutan atau kedutan pada tangan, kaki atau bagian tubuh lain.
5. Merasa ada yang berjalan atau bergerak pada bagian dalam tubuh atau pada aliran darah.
6. Telinga berdengung.
7. Melihat sesuatu yang menakutkan, atau melihat sesuatu yang keluar dari tubuhnya.
8. Merasa tubuh melayang-layang atau ringan.
9. Mendengar suara-suara aneh atau ucapan-ucapan yang begitu halus.


Khusus bagi para praktisi reiki, bioenergi, ilmu-ilmu hikmah, tenaga dalam ataupun para pencari ilmu-ilmu kesaktian yang ingin mendapatkan hidayah dari Allah dan kembali pada jalan yang lurus agar ditunjukkan Allah tipu daya setan yang telah ditujukan pada kita pada saat terapi ruqyah yang harus kita lakukan adalah :


Bertobatlah pada Allah SWT dan berniat dengan kesungguhan hati untuk meninggalkan segala hal yang telah membuat rusak akidah Islam. Allah SWT berfirman:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu sekaligus sebagai obat bagi hati yang sakit, petunjuk serta rahmat bagi yang beriman.” (QS.Yuunus:57)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Kami turunkan dari Al-Qur’an ini,yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin.”(Al Israa’:82)

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ


“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena ingat kepada Allah. Ketahuilah ,dengan ingat kepada Allah hati menjadi tenang.”(QS.Ar Ra’d:28)


قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“....Katakanlah Muhammad,”Bagi segenap orang-orang yang beriman Al-Qur’an menjadi petunjuk dan juga obat.”(QS.Fushshilat:44).


Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pengobatan dengan Al-Qur’an tidak akan bermanfaat melainkan pada orang-orang yang beriman saja. Pengobatan ini tidak akan bermanfaat sama sekali pada orang-orang yang melakukan praktek-praktek kesyirikan dan kemusyrikan, terkecuali jika memang ia telah mendapat hidayah dari Allah SWT.


Pada saat berbaring atau duduk lemaskan tubuh dengan selemas-lemasnya dan dengarkan dengan khusyuk lantunan ayat suci Al-Qur’an karena Allah Ta’ala telah berfirman:


وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”(Al-A’raaf:204)


Perhatikan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh anda. Hal-hal yang biasa terjadi pada para praktisi reiki, bioenergi, ilmu-ilmu hikmah, tenaga dalam maupun ilmu-ilmu sihir kesaktian pada saat terapi ruqyah adalah sebagai berikut:


1. Keluarnya berbagai macam cahaya yang berwarna-warni dari dalam tubuh.
2. Merasakan adanya sengatan listrik atau merasa ada sesuatu yang mengalir pada bagian tubuh tertentu.
3. Merasa panas pada bagian tubuh tertentu.
4. Merasa adanya sesuatu yang berjalan atau kedutan-kedutan didalam tubuh.
5. Pada bagian tubuh tertentu seperti kepala, tangan atau kaki bergerak-gerak sendiri.
6. Pada bagian tubuh tertentu terasa mengeras, bergetar, kebas atau kesemutan terutama pada bagian tangan dan kaki.
7. Adanya suara-suara aneh dalam bathin kita.
8. Perut terasa mual atau muntah.
9. Pada tingkat yang agak ekstrim terjadinya tangisan secara tiba-tiba dan terjadi gerakan-gerakan yang tak terkontrol maupun perkataan-perkataan yang tak terkontrol yang keluar dari mulut kita.


Jika ada salah satu tanda-tanda yang ternyata dialami sewaktu terapi Ruqyah maka itulah kenyataan yang terjadi yang membuktikan adanya makhluk halus dalam tubuh kita dimana makhluk halus itu (yang sering disebut dengan khodam, Rijalul Ghoib, Reiki Guide, Ascended Master, Angels,Celestials) mengalami siksaan yang sangat hebat karena terbakar dengan mu’jizat Al-Qur’an dan Do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah Ta’ala selalu melindungi kita dari segala kesesatan dan tatap dalam Ketauhidan yaitu hanya meng-Esakan Allah semata dalam setiap perbuatan dan tindakan kita.Amin

.
Jika kita diminta untuk meruqyah orang lain janganlah kita ragu untuk meruqyah orang yang memerlukan bantuan kita karena setiap umat Islam bisa untuk meruqyah diri sendiri ataupun orang lain.

Langkah-langkah yang dilakukan bagi kita sebelum meruqyah dan pada saat meruqyah orang lain adalah:


1. Peruqyah menasehati pasien agar betul-betul bertaubat kepada Allah dari segala ilmu-ilmu sihir (reiki, bioenergi, ilmu-ilmu hikmah, tenaga dalam maupun ilmu-ilmu sihir kesaktian), segala yang berbau kesyirikan (percaya kepada ilmu-ilmu kebathinan, mempercayai benda-benda keramat sebagai penyimpan kekuatan ghoib. Melakukan bentuk pengabdian kepada selain Allah, menggunakan jimat dan lain sebagainya), bid’ah (melakukan ibadah yang tidak ada ajarannya dalam islam, atau meninggalkan kewajiban islam dengan sengaja), khurafat (mempercayai ramalan nasip, mempercayai ruh orang mati bergentayangan, menghubung-hubungkan peristiwa alam dengan nasib dan lain sebagainya), nafsu syaithan (maksiat kemaluan, dosa lisan, nafsu kekuasaan, merampas hak-hak orang lain, kebiasaan hura-hura, menghambur-hamburkan harta, menyia-nyiakan waktu, menelantarkan hak-hak orang lain dan lain sebagainya) dan senantiasa memohon pertolongan dari-Nya.
2. Menyingkirkan patung-patung atau gambar-gambar makhluk hidup, anjing jika kita diundang kerumah pasien agar pertolongan Allah melalui malaikat-Nya datang.
3. Peruqyah menanyakan jimat-jimat, pusaka-pusaka atau benda-benda yang dikeramatkan oleh pasien, kalau ada atau diberikan oleh pasien maka harus dimusnahkan dengan dibacakan ayat Kursi lalu dibakar.
4. Peruqyah dan pasien berwudhu dengan sebaik-baiknya kemudian shalatlah dua raka’at ba’da wudhu, dan berdo’alah untuk memohon petunjuk dan kemudahan dalam segala urusan kita.
5. Peruqyah berlindung pada Allah dari kejahatan syaitan, memohon pertolongan pada Allah agar diberi kemudahan dalam melakukan terapi ruqyah, serta memohon bimbingan-Nya agar tidak terjebak dalam tipu daya syaitan yang licik.
6. Peruqyah memberi peringatan yang keras kepada jin yang mengganggu pasiaen agar bertaubat kepada Allah serta tunduk dan patuh pada syari’at-Nya.
7. Peruqyah membacakan ayat-ayat dan doa-doa ruqyah dengan suara yang keras atau terdengar oleh pasien. Bisa juga disela-sela bacaan ruqyah diselingi dengan peringatan-peringatan kepada jin pengganggu untuk keluar dengan sendirinya karena taat pada Allah dan Rasul-Nya.
8. Jika sewaktu dibacakan tidak tampak reaksinya, maka tanyakanlah pada pasien barangkali ada reaksi yang lembut dan hanya dirasakan oleh pasien.Tapi kalau ada tampak langsung reaksinya maka segera perintahkan jin pengganggu itu agar segera mengakhiri kezalimannya dan keluar dari tubuh pasien.
9. Kalau saat itu proses pengobatan belum tuntas atau belum membuahkan hasil yang sempurna maka jangan bosan untuk mengulanginya, atau suruh pasien datang lagi lain waktu.
10. Apabila pengobatannya berhasil dan pasien sembuh dari penyakitnya, maka bersyukurlah kepada Allah dan perbanyaklah dzikir memuji kebesaran-Nya.
11. Perintahkan pasien untuk selalu membaca doa-doa perlindungan dan selalu mendekatkan diri pada Allah.


Maka siapkanlah diri anda dengan persiapan dan persyaratan yang sudah saya jelaskan diatas baik diri anda atau pun orang yang hendak anda ruqyah dengan sebaik dan sesempurna mungkin. Letakkan tangan pada ubun-ubun pasien atau di dadanya sewaktu membaca bacaan ruqyah dengan lebih sempurna dengan disesuaikan urutan surat dan ayat seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an., jika berlainan jenis pakailah sarung tangan yang tebal agar tidak bersentuhan secara langsung saat kondisi darurat yang mengharuskan peruqyah memegang tubuh pasien.


Dalam pelaksanaan ruqyah terkadang kita menemui jin yang membandel, maka kita dapat saja melakukan pemukulan. Namun seorang mu’alij tidak seharusnya berlebihan dan mengandalkan cara terakhir ini pada orang yang dirasuki jin. Akan tetapi, pukulan tersebut tidak disyari’atkan untuk menyiksa manusia itu sendiri dan membunuhnya. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh melakukan pemukulan kecuali ia sudah sangat berpengalaman dan ahli dalam tingkah laku jin dan tanda-tanda yang muncul pada anggota badan orang yang dirasuki.


Pada hakikatnya, jika pengobatan tersebut memungkinkan hanya dengan menyiramkan suatu meteri (air, atau minyak tertentu yang berfungsi menyembuhkan penyakit) yang telah di jampi, sesungguhnya khasiatnya bisa lebih kuat dari pada melakukan pemukulan. Akan tetapi biasa saja kita menggabungkan antara pemukulan dan penyiraman.


Seorang alim ulama, Abdullah bin Jibrin-semoga Allah menjaganya-berkata,”Banyak sekali jin yang merasuki tubuh seseorang mati karena pukulan atau mati dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Jin juga dapat terbakar dengan doa-doa dan dzikir-dzikir yang sangat menyiksanya hingga ia mati.”


Adapun dalil-dalil juga kisah yang membolehkan melakukan pemukulan terhadap jin untuk mengeluarkannya dari tubuh manusia adalah:


a. Dari Mathar bin Abdur Rahman, ia berkata: “Telah diceritakan kepadaku Ummu Abbad dari bapaknya bahwa kakeknya Az-Zari pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa anaknya yang gila, diceritakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul punggung anak itu seraya berkata ”Keluarlah hai musuh Allah” Kemudian anak itu menatap dengan pandangan yg sehat tidak seperti sebelumnya.”


b. Kisah budak perempuan milik al-mutawakkil, bahwasanya Imam Ahmad mengeluarkan sandal kayu miliknya dan berkata kepada orang yang meminta pertolongan kepadanya,”Pergilah ke rumah Amirul Mu’minin dan duduklah kamu di atas kepada budak perempuan itu kemudian ucapkanlah kepada jin, Ahmad berkata kepadamu, Manakah yang lebih kamu sukai, keluar dari tubuh budak perempuan ini atau kamu dipukul dengan sandal kayu ini tujuh puluh kali?”


c. Ibnu Taimiyyah berkata,”Dalam menyembuhkan orang yang kerasukan jin dan mengusirnya dari tubuh orang tersebut, terkadang diperlukan pemukulan dengan cara memukul dengan pukulan yang banyak sekali.” Lalu Ibnu Taimiyyah berkata lagi,”Pukulan tersebut hanya akan mengenai jinnya saja, sedangkan orang yang dirasukinya tidak akan merasakan apa-apa dan pukulan itu pun tidak akan menimbulkan bekas pada dirinya.”


Setelah ruqyah syar’iyyah dan do’a dibacakan atau diperdengarkan kepada pasien, silahkan anda lakukan hal-hal sebagai berikut:


a. Sarapan pagi dengan tujuh buah kurma Ajwah (yang bagus) dari Madinah, sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
b. Bacalah juga bacaan ruqyah pada air lalu diminumkan atau dipakai mandi atau bisa ditiupkan pada bagian tubuh tertentu pasien. Lebih bagus lagi jika dicampur tujuh lembar daun bidara yang sudah dihaluskan. Ibnu Battol menyebutkan : Bahwasanya dalam kitab-kitab Wahab bin Muhabbih terdapat keterangan penyembuhan sihir, dengan cara: ”Carilah tujuh daun bidara hijau. Lalu tujuh lembar daun bidara hijau itu dihaluskan dengan ditumbuk dengan dua batu (diblender) lalu dicampur dengan air. Bacakanlah ayat-ayat ruqyah pada air yang sudah bercampur dengan sari daun bidara (bisa dicampur satu sendok makan jinten hitam (habbah sauda’)). Minumlah setengah dan sisanya dibuat untuk mandi. Insya Allah cara ini menghilangkan semua sihir yang ada padanya.”
c. Carilah benda-benda sihir dengan cermat dan teliti di sekitar tempat pasien terkena sihir, misalnya di rumahnya, atau dikantornya, kemudian bacakan ayatul Kursi lalu bakar dan hancurkan sampai habis. Carilah dengan memohon petujuk kepada Allah, jangan meminta bantuan kepada dukun!.
d. Apabila serangan sihir terasa diperut, maka air yang akan dibacakan ruqyah dan do’a itu bisa ditambahkan garam yang banyak untuk memancing agar keluar lewat muntah atau lewat buang air.
e. Pasien agar menempelkan telapak tangan kanannya pada bagian tubuh yang terasa ada serangan sihir, kemudian membaca ruqyah dan do’a dengan khusyu’ atau anda bacakan ke telinga kanannya. Kemudian pijit atau pukul dengan keras bagian tadi.
f. Terapi serangan sihir tidak cukup sekali, karena pasukan syaithan sihir biasanya rombongan dan berlapis-lapis untuk melakukan sihir. Maka pasien harus rajin mendengarkan CD atau kaset terapi setiap pagi hari, sore dan malam menjelang tidur, atau pasien langsung diterapi secara berkesinambungan. Di samping itu juga harus mengamalkan hizib pembentengan diri.
g. Setelah pasien sembuh, atau tanda-tanda adanya gangguan tidak ada, janganlah anda berbangga diri atau merasa hebat. Ingatlah bahwa kesembuhan itu datangnya hanya dari Allah semata, kemudian kita hanya berdoa dan berusaha dengan cara yang benar.


Peringatan


v Apabila pasien anda wanita yang bukan mahram anda, maka haruslah ditemani oleh mahramnya, atau orang banyak, sehingga semuanya aman dari fitnah. Dan janganlah anda menyentuh bagian dari tubuhnya secara langsung.
v Janganlah menanyakan kepada syaithan sihir tentang siapa yang menyuruhnya, dan jangan sekali-kali terhadap pengakuan syaithan. Karena syaithan itu bersifat kadzab (pendusta berat) dan penyebar fitnah di kalangan umat manusia.
v Janganlah Anda menerima tawaran jasa syaithan, atau pemberiannya sama sekali ! Karena hal itu sama dengan menerima tipu daya syaithan yang sangat lembut.
v Janganlah anda memikirkan kemana larinya syaithan-syaithan sihir itu, dan janganlah takut menghadapi serangan sihir ! Apabila kita selalu mengamalkan do’a-do’a perlindungan, cukuplah Allah sebaik-baik penolong dan pelindung kita.

2. Metode Ruqyah Syar’iyyah Mengobati Orang yang Terkena Penyakit Fisik ataupun psikis murni Tanpa Adanya Gangguan Jin dan Serangan Sihir.


Diriwayatkan Ibnu Majah dari Ali ra. Mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik obat adalah Al-Qur’an”. Maka sebagai salah satu ikhtiar maka metode ruqyah sebagai satu metode penyembuhan Ilahi mempunyai pengaruh sangat besar dalam diri kita untuk melakukan pengobatan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain terutama sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kita pada Allah. Oleh karena itu saya akan sedikit membahas permasalahan-permasalahan menyangkut suatu penyakit baik fisik maupun psikis dengan metode penyembuhan Ilahi beserta hakikat yang terkandung didalammya. Ada banyak sekali hadits yang menerangkan pengobatan gangguan penyakit fisik yang diakibatkan karena menurunnya daya tahan tubuh hingga mudah terserang penyakit ataupun karena sebab lain maupun gangguan jiwa yang disebabkan karena kepribadian yang labil ataupun karena kegoncangan jiwa akibat suatu permasalahan.


Berikut ini hadits-hadits yang perlu kita ketahui mengenai cara-cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menggunakan pengobatan Ilahiyah dengan terapi ruqyah untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis:


Diriwayatkan dari Abu 'Ubed, Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Jarir, Al Hakim, dan Bayhaqi, dari Abu Sa'id Al Khudri ra.: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengutus kami pada suatu peperangan 30 pengendara. Maka turunlah kami di suatu kaum orang Arab lalu kami minta mereka untuk menjadikan kami tamu mereka. Maka mereka menolak. Kemudian disengatlah ketua suku mereka oleh kalajengking lalu mereka berkata, Apakah pada kamu ada seseorang yang bisa menjampi dari sengatan kalajengking? Maka aku katakan : Ya, aku. Akan tetapi aku tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan kami sesuatu. Mereka menjawab, Kami akan berikan kalian 30 kambing. Abu Sa'id berkata maka aku baca ALHAMDULILAHI ROBBIL 'AALAMIIN (Surat Al Fatihah) 7x atas sengatan tersebut. Maka kami diberi beberapa ekor kambing. Lalu kami manahan diri sehingga mendatangi Nabi saw. Maka kami sebutkan demikian itu kepada beliau. Lalu Nabi menjawab, Dari mana kamu mengetahui bahwa Al Fatihah itu adalah jampi. Bagi-bagilah kambing itu dan buatlah untukku bersamamu."


Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi mengenai terapy ruqyah untuk mengobati penyakit fisik bahwa ia berkata,”Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku. Maka beliau berkata kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacakanlah:
بِاسْمِ اللهِ(7×)أَعُوْذُبِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَاأَجِدُوَاُحَاذِرُ

“Dengan nama Allah (7kali) aku berlindung kepada Allah dan kodrat-Nya dari kejahatan berbagai penyakit, baik penyakit yang sedang menimpaku maupun yang akan datang.”

‘Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan, ”Maka aku amalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut sehingga Allah SWT menghilangkan penyakit itu dariku.”

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata,”Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan sebuah penyakit pada dirinya, Maka Jibril membacakan ruqyah kepadanya dengan mengatakan:


بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍيَشْفِيْكَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَاحَسَدَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ

“Dengan nama Allah, aku ruqyah engkau dari sekalian jenis penyakit agar engkau terbebas dari kejahatan tukang hasud tatkala ia berbuat hasud dan dari kejahatan pendangan setan.”

Diriwayatkan mengenai terapy ruqyah untuk mengobati gangguan kejiwaan bahwa Ubay ibn Ka’ab berkata: Ketika aku berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datanglah seorang Arab Badui menemui beliau seraya berkata,:Wahai nabi Allah! Sesungguhnya saudaraku sedang sakit.”Apa sakitnya”balas Beliau. Ia menjawab,”Ia mengalami gangguan jiwa wahai Nabi Allah.”Kata Rasulullah lagi,”Bawa saudaramu itu kesini!” Maka orang itu pun membawakan saudaranya itu kehadapan baliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surah al-Fatihah, empat ayat pertama dari surah al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat yang ke-163 dan ke-164, ayat Kursi, dan tiga ayat yang terakhir dari surat al-Baqarah tersebut. Kemudian ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imram, ayat yang ke-54 dari surah al-A’araf, ayat yang ke-116 dari surah al-Mu’minun, ayat yang ketiga dari surah al-Jin, sepuluh ayat pertama dari surah ash-Shaffat, ayat yang ke-18 dari surah Ali ‘Imran, tiga ayat terakhir dari surah al-Hasyr, surah al-Ikhlas, dan mu’awwidzatain (surah al-Falaq dan an-Nas).”

Ubay ibn ka’ab menambahkan,”Andai kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan hal itu kepada kita, niscaya binasalah kita. Maka, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat bagi sekalian alam.”

Dalam beberapa riwayat seperti diriwayatkan oleh Mardawiyah dari Abu Said al Khudri ra.ia mengatakan bahwa ada seorang lelaki pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mengeluh sambil mengatakan,”Sesungguhnya hamba mengalami keraguan yang ada dalam dada hamba” Kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :“Bacalah Al-Qur’an! Karena sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : “Al-Qur’an itu obat bagi penyakit yang ada dalam dada”. Sebab Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an :


يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu suatu pelajaran dari Tuhanmu, dan penyembuh terhadap penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat untuk orang-orang yang beriman.” (Yunus,10:57)


Telah datang seorang anak muda kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia berkata: "Ya Rasulullah, bolehkah engkau mengizinkan saya untuk berzina?" Maka orang-orang yang berada didekat Rasulullah pun menjadi riuh rendah. Lantas berkata: "Marilah kesini!" Maka pemuda itu pun menghampiri dan duduk di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Apakah kamu suka ini berlaku kepada ibu kamu?" Jawab anak muda itu: "Tidak moga-moga Allah menjadikan aku tebusan untuk mu! Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Begitulah juga manusia, mereka tidak menyukai ini berlaku kepada ibu-ibu mereka. Apakah kamu suka ini berlaku kepada anak perempuan kamu?" Jawabnya :"Tidak, moga-moga Allah menjadikan aku tebusan untukmu!."Begitulah juga manusia, mereka tidak menyukai ini berlaku kepada ibu-ibu”.Jawabnya : "Tidak, moga-moga Allah menjadikan aku tebusan untukmu!" Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Begitulah juga dengan orang lain, mereka tidak suka ini berlaku kepada anak-anak perempuan mereka. Adakah kamu suka ini berlaku kepada saudara perempuan kamu?" Jawabnya :"Tidak, moga-moga Allah menjadikan aku tebusan untukmu!" Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Begitulah juga dengan orang lain, mereka tidak suka ini berlaku ke atas saudara-saudara perempuan mereka!" Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya tentang Ibu saudaranya dan jawapannya juga tidak! Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkkan tangan kanannya di atas dada anak muda itu seraya berdoa: '"Ya Allah, bersihkanlan hatinya. Ampunilah dosanya dan peliharalah kemaluannya." Maka bangunlah anak muda itu dan tidak ada perkara yang paling di bencinya ketika itu melainkan zina.(Hadish Ahmad)


Dan masih ada sangat banyak lagi dalil-dali penggunaan ruqyah syar’iyyah untuk mengobati berbagai macam penyakit baik secara fisik maupun psikis. Persiapan yang mesti kita lakukan sebelum melakukan terapi ruqyah untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis yang bukan karena gangguan jin atau serangan sihir sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan persiapan terapi ruqyah untuk mengobati penyakit fisik, psikis karena sebab gangguan jin dan serangan sihir.


Secara garis besar dapat saya jelaskan ada beberapa metode pengobatan ruqyah untuk mengobati orang yang menderita penyakit fisik maupun psikis yang telah dapat dibuktikan penyakitnya secara medis atau gangguan jin dan serangan sihir, yaitu dengan metode peletakan tangan sembari membaca ayat-ayat ruqyah, dengan hanya dibacakan saja didekat penderita yang sedang sakit, ditiupkan disalah satu anggota tubuh setelah dibacakan ayat-ayat ruqyah. Dibacakan diair, obat, minyak tertentu (minyak habbatusawda, minyak kayu putih dan lain-lain) yang berfungsi menyembuhkan untuk diminumkan atau dioleskan pada tubuh yang sakit.
Secara lengkapnya dibawah ini hal-hal yang boleh dilakukan ketika ruqyah, baik untuk gangguan medis murni atau gangguan jin dan serangan sihir:


1. Mendoakan kesembuhan pada Allah Ta’ala ketika berada didekat orang yang sakit.


Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini disampingnya sebanyak tujuh kali:(aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung,Tuhan bagi 'Arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut."


Dari penjelasan hadits diatas maka kita boleh untuk membacakan doa-doa yang berisi permohonan untuk mendoakan kebaikan dan kesembuhan pada diri orang yang sakit.


2. Boleh menyembur (menghembus)


Aisyah r.a. berkata,
“Sesungguhnya nabi saw apabila hendak tidur, beliau tiup pada tangannya dan membaca mu’awwidzat lalu menyapunya ketubuh.” (HR. Bukhari)


Al-Qadhi berkata, faedah menyembur itu adalah mengambil berkah dari basahan atau udara yang disentuh dzikir.


Adapun mengambil berkah dari hembusan tanpa bacaan dzikir maka hukumnya haram, karena hal itu sama saja dengan mengambil berkah dari zat angin itu merupakan kekhususan para Nabi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Utsaimin dalam al-Fatawa hlm.61. Ia hafidhahullah mengatakan jika hembusan itu dimaksudkan untuk mengambil berkah dengan bekas ludahan hembusan, maka ini tentunya haram dan termasuk jenis syirik karena ludah manusia tidaklah sebab keberkahan dan bukanlah juga penyembuhan dan tidak seorang pun yang mengambil berkah dari bekas ludahannya melainkan (dari) Rasulullah.


Dari penjelasan diatas kita hanya boleh mengambil berkah dari basahan atau udara yang disentuh dzikir dan dan memang ada niat untuk melakukan penyembuhan atau sebagai perlindungan dari segala macam penyakit. Sedangkan jika ada yang mengambil berkah dari bekas mulut atau ludah dari seseorang yang dianggap wali sekalipun tanpa orang tersebut sebelumnya berdzikir dan meniatkan hembusannya untuk pengobatan atau perlindungan maka hukumnya syirik (bisa kita lihat contoh nyatanya di Indonesia ini ada kyai yang dianggap sakti, maka setelah kyai itu selesai minum air atau makan maka bekas dari air atau makanan itu diperebutkan oleh santrinya dengan harapan mendapatkan keberkahan darinya maka perbuatan ini termasuk kategori syirik. Na’udzubillah). Tidak itu saja, tidak boleh seorang pun mengambil keberkahan dengan keringat, atau pakaiannya atau lainnya. Ini merupakan hal yang haram dan termasuk salah satu jenis syirik.


Selain itu disyari’atkan pula ruqyah dengan media air dan yang lainnya. Syeikh Abdul Aziz bin Baz dalam komentarnya dalam Fathul Majid hlm. 264 disebutkan dalam Sunan Abu Dawud tentang kitab ath-Thib bahwasanya Nabi membaca dalam bejana lalu menuangkannya kepada orang sakit. Dengan ini, maka dipahami bahwa pengobatan dengan pandan (al-sadr) dan bacaan dalam air serta menuangkannya kepada orang sakit bukan hal yang tidak masuk akal dalam pandangan syara’ jika bacaan itu benar dan jika obat itu dibolehkan.


Maka kita dapat saja untuk membacakannya diair yang dicampur berbagai macam obat-obatan atau dibacakan pada minyak tertentu yang sekiranya dapat menyembuhkan.


3. Boleh meletakkan tangan di salah satu tubuh orang yang sakit ketika melakukan ruqyah.
Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi bahwa ia berkata,”Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku. Maka beliau berkata kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacakanlah:


بِاسْمِ اللهِ(7×)أَعُوْذُبِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَاأَجِدُوَاُحَاذِرُ

“Dengan nama Allah (7kali) aku berlindung kepada Allah dan kodrat-Nya dari kejahatan berbagai penyakit, baik penyakit yang sedang menimpaku maupun yang akan datang.”


‘Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan, ”Maka aku amalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut sehingga Allah SWT menghilangkan penyakit itu dariku.”


Ibu Baththal mengatakan mengenai menaruh tangan pada orang yang sakit adalah sebagai rasa kasihan padanya dan untuk mengetahui tingkat parah sakitnya, agar ia mendoakan kesembuhannya sesuai dengan yang terasa padanya (meletakkan khusus pada bagian tubuh yang sakit sembari mendoakannya dengan harapan bagian tubuh yang kita sentuh itu sembuh dengan izin Allah Ta’ala), dan mungkin ia meruqyahnya dengan tangannya dan menyapu pada sakitnya yang kiranya akan memberikan manfaat si sakit, jika yang mengunjungi itu termasuk orang yang shaleh.


4. Boleh menyapu tempat yang sakit dan anggota badan dengan debu atau ludah bersama ruqyah.


Aisyah r.a. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah membaca ketika ruqyah:
“Dengan nama Allah, debu dan tanah kami dan ludah sebagian kamu menyembuhkan penyakit dengan izin Tuhan kami.” (Muttafaq Alaihi)


An-Nawawi berkata bahwa maksud hadits ini bahwasanya beliau mengambil liurnya sendiri dengan telunjuk beliau kemudian memasukkannya pada debu, lalu beliau mengambil bagiannya kemudian beliau menyapu pada tempat tersebut tatkala menyapu itu.


Maka janganlah pembaca sekalian terpengaruh dengan adanya penyembuhan dengan mengklaim menggunakan pengobatan Ilahiyah (seperti reiki, bioenergi, prana dan lain sebagainya) namun banyak sekali unsur kesesatan dan penyesatan akidah didalamnya (untuk lebih jelas bisa anda baca buku saya yang berjudul “Membongkar Kesesatan Praktek Sihir Pada Reiki, Tenaga Dalam dan Ilmu Kesaktian”). Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah mewariskan pada umatnya terapi ruqyah syar’iyyah sebagai sarana untuk mengobati berbagai macam penyakit baik fisik maupun gangguan kejiwaan.


Namun Ibn al-Qayyim mengatakan,”Perlu digaris bawahi bahwa di antara syarat dari efektifnya pengobatan dengan Al-Qur’an ini adalah adanya kemauan dan keyakinan akan keampuhannya dari para penggunanya. Dan memang Al-Qur’an itu adalah obat yang paling ampuh untuk mengatasi segala macam penyakit, baik penyakit jiwa, maupun raga, baik penyakit dunia maupun penyakit akhirat. Kenapa tidak? Bukankah Allah SWT sendiri yang menyatakannya? Tidak ada satupun obat yang paling bermanfaat untuk mengobati hati manusia selain dari Al-Qur’an, karena pengobatan yang dilakukannya amat sempurna dan tidak menyisakan penyakit apapun yang terdapat didalamnya. Al-Qur’an itulah yang akan melindunginya dari segala penyakit yang menyakitkan dan membahayakannya. Tapi walaupun demikian, masih ada saja orang-orang yang berpaling kepada pengobatan lain (dengan cara-cara pengobatan syirkiyyah) dan menyakini bahwa obat buatan manusia adalah lebih manjur untuknya. Maka lebih mengagung-agungkan pengobatan manusia dibandingkan pengobatan Allah. Oleh sebab itulah penyakit sekarang semakin menjadi-jadi dan para peneritanya pun menjadi kian parah. Semakin mereka berusaha mengobatinya, semakin para keadaannya.”


3. Bolehkah Kita Meruqyah Orang Non Muslim.


Seorang Muslim diperbolehkan meruqyah orang non muslim dengan alasan sebagai berikut:
v Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada seorang sahabat Rasul yang meruqyah kepala suku orang-orang kafir. Setelah diceritakan ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ternyata Beliau tidak melarang, bahkan beliau meminta bagian dari imbalan ruqyah tersebut. Berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setuju dan memperbolehkan apa yang dilakukan shahabat.
v Ruqyah adalah bagian dari ajaran Islam, maka tidak ada salahnya kalau kita jadikan sebagain sarana da’wah, agar mereka tertarik dan mengakui kebenaran Al-Qur’an dengan cara memperdengarkan Al-Qur’an, sebagai mu’jizat terbesar Rasulullah.
v Tidak jarang kita mendengar cerita orang-orang non muslim yang masuk Islam disebabkan mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, berarti memang ada pengaruhnya bagi sebagian mereka ketika ayat-ayat suci dibacakan. Memang semua itu tidak akan berpengaruh positif kepada siapapun kecuali dengan hidayah dan izin Allah.

4. Kajian-kajian Ilmiah Tentang Pengaruh Pengobatan Dengan Al-Qur’an.
Dalam bukunya “cara Islam mengobati sihir dan gangguan jin” Syaikh Majdi Muhammad asy-Syahawi menceritakan ada sebuah yayasan Islam di Amerika Serikat, tepatnya di Kota Florida, yang bergerak dibidang kedokteran telah mengadakan beberapa kali studi tentang pengaruh pengobatan dengan Al-Qur’an terhadap orang-orang yang menderita penyakit jiwa. Berbagai alat teknologi modern telah mereka gunakan dalam mendeteksi kemungkinan adanya pengaruh secara medis dari pengobatan tersebut terhadap tubuh orang-orang yang tidak sehat mental.


Dalam sebuah surveinya, dari sekian banyak penderita yang terdiri dari orang-orang Islam, baik Arab maupun non Arab yang dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepadanya, tercatat bahwa Al-Qur’an mampu menenangkan hati sebagian besar mereka. Sebab, terbukti bahwa Al-Qur’an sekalipun mereka tidak memahaminya karena bukan orang Arab telah berhasil mengendorkan jaringan Syaraf. Percobaan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu mendeteksi reaksi psikologis mereka melalui alat computer, dan memantau reaksi psikologis mereka melalui alat computer, dan memantau reaksi fisik mereka, seperti jaringan urat syaraf, tekanan darah, denyut jantung, dan lain-lainnya, melalui cara-cara tertentu yang juga menggunakan alat tekhnologi modern.


Percobaan di atas juga pernah dilakukan terhadap 5 orang non-muslim (3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan) yang rata-rata berumur 22 tahun. Kepada mereka dilakukan sebanyak 210 kali percobaan. Kepada mereka dilakukan 40 kali tidak dibacakan apapun kepada mereka, percobaan kedua sebanyak 85 kali dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada mereka, dan percoban ketiga sebanyak 85 kali dengan cara membacakan kata-kata mutiara berbahasa Arab tapi bukan dari ayat-ayat Al-Qur’an. Ternyata percobaan pertama tidak menghasilkan apa-apa sama sekali, percobaan yang kedua menghasilkan perubahan positif sebanyak 65%, sedangkan percobaan yang ketiga menghasilkan perubahan positif sebanyak 35%.


Dr.Muhammad Naghasy, mantan guru besar pada Universitas Islam di Madinah, telah menulis sebuah buku tentang ayat-ayat ruqyah yang disebutkan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Didalam bukunya itu ia mengatakan, ”Ayat-ayat ini jika dibacakan kepada orang-orang yang menderita penyakit jiwa menahun dan membahayakan, niscaya dada mereka terasa sempit yang memaksa mereka untuk berteriak dan menangis dengan teriakan dan tangisan yang seperti biasanya (teriakan dan tangisan orang gila). Terkadang mengucur keringat dingin dari tubuh mereka disertai dengan tubuh yang gemetar luar biasa dengan ucapan-ucapan yang serampangan dari mulut mereka. Namun setelah itu mereka kembali pulih seperti semula seolah-olah tidak pernah dihinggapi oleh penyakit tersebut.”


Ada seorang dokter muslim yang berasal dari India yang telah menetap di Inggris selama lebih kurang dua puluh tahun, bahkan telah menjadi warga Negara sana, dan telah membuka ruang praktek di rumahnya bagi orang-orang yang ingin berobat padanya, telah mempergunakan ayat-ayat Al-Qur’an dalam mengobati pasiennya. Sungguh telah banyak orang yang sembuh ditangannya, dengan izin Allah. Ketika ia ditanya mengenai cara-cara pengobatan yang telah dilakukannya, yakni saat berkunjung ke Mesir, ia menjawab, ”Dengan menggunakan kehendak dan kekuatan; bukan kekuatan dan kehendakku, melainkan kekuatan dan kehendak yang terkandung di dalam Kalamullah (Al-Qur’an) yang akan melumpuhkan penyakit yang bercokol di tubuh seseorang.”


Diceritakan juga bahwa seorang perempuan Prancis telah terjangkit penyakit kanker payudara (sebelah kiri) yang telah mencapai taraf mengkhawatirkan. Kanker itu telah menyebar keseluruh tubuhnya dan para dokter ahli di Paris telah memperkirakan bahwa tidak ada harapan lagi untuk menyembuhkannya. Bahkan ia hanya menghitung hari untuk bisa bertahan hidup di dunia ini. Rambutnya telah rontok semua dan bercak-bercak merah telah menguasai seluruh permukaan kulitnya akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat-obat kimia. Karena sudah merasa tidak akan lama lagi hidup di dunia ini, akhirnya ia pasrah dengan keadaannya dan berkeinginan menutup hidupnya itu dengan mnghadapkan wajahnya kepada Allah SWT melalui ibadah kepada-Nya. Maka pergilah ia ke Mekah untuk beri’tikaf di baitullah lalu meminum air zamzam dan memohon kepada Allah SWT selama empat hari empat malam berturut-turut tanpa kenal lelah agar ia disembuhkan dari penyakitnya. Disamping itu ia mambaca Al-Qur’an, memanjangkan sujud, dan bertaubat kepada-Nya atas segala kesalahan dan kelalaian yang telah ia perbuat selama ini. Tiba-tiba ia perhatikan bercak-bercak merah pada kulitnya berangsur-angsur menghilang dan rambut kepalanya mulai bertumbuhan. Maka kembalilah ia ke kampung halamannya (Paris) dalam keadaan demikian dan setibanya ia disana ia langsung menemui seorang dokter ternama untuk beroobat kembali. Dan ternyata, secara mengejutkan ia kembali pulih seperti sedia kala seolah-olah tidak pernah terserang oleh penyakit kanker itu.


C. PENGAMBILAN UPAH DALAM TERAPI RUQYAH


Seorang yang mengobati dari pengobatan dengan Al-Qur’an boleh mengambil upah atas segala jerih payahnya sebagai salah satu rezeki dari Allah SWT sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu 'Ubed, Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Jarir, Al Hakim, dan Bayhaqi, dari Abu Sa'id Al Khudri ra.: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengutus kami pada suatu peperangan 30 pengendara. Maka turunlah kami di suatu kaum orang Arab lalu kami minta mereka untuk menjadikan kami tamu mereka. Maka mereka menolak. Kemudian disengatlah ketua suku mereka oleh kalajengking lalu mereka berkata, Apakah pada kamu ada seseorang yang bisa menjampi dari sengatan kalajengking? Maka aku katakan : Ya, aku. Akan tetapi aku tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan kami sesuatu. Mereka menjawab, Kami akan berikan kalian 30 kambing. Abu Sa'id berkata maka aku baca ALHAMDULILAHI ROBBIL 'AALAMIIN (Surat Al Fatihah) 7x atas sengatan tersebut. Maka kami diberi beberapa ekor kambing. Lalu kami manahan diri sehingga mendatangi Nabi saw. Maka kami sebutkan demikian itu kepada beliau. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, Dari mana kamu mengetahui bahwa Al Fatihah itu adalah jampi. Bagi-bagilah kambing itu dan buatlah untukku bersamamu."


Pengambilan upah dari pengobatan ruqyah adalah bagian dari Al-Qur’an. Sebagaimana Abu Nu'aim meriwayatkan, dari Abu Huroiroh ra, "Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Barangsiapa mengambil upah atas Al-Qur'an, maka demikian itu bagiannya dari Al-Qur'an.”


Juga dalam riwayat lain disebutkan seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :


Aku telah mengambil upah atas kitab ALLAH (setelah mengobati orang dengan Kitab ALLAH)) sehingga kami tiba di Madinah. Lalu sahabat yang lain berkata (kepada Rasulullah), Dia telah mengambil upah atas kitab ALLAH. Maka berkatalah Nabi 'Alayhis Sholaatu was Salaam, Sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upah adalah Kitab ALLAH. (HR. Imam Ahmad, Bukhori dan Bayhaqy dari Ibnu 'Abbas ra)


No comments:

Post a Comment

Setelah membaca artikel, diharapkan kepada para pembaca untuk menuliskan kesan/komentarnya. Terimakasih...